Laporan repoerter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Berita soal ricuhnya supporter Tmnas Indonesia dengan supporter Timnas Malaysia usai laga pembukaan kualifikasi Piala Dunia 2022 yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (5/9/2019) malam masih banyak dibicarakan publik dan juga penggemar sepak bola.
Laga tersebut berakhir dengan kekalahan tim garuda dari Malaysia 3-2.
Di tengah pertandingan, sejumlah oknum suporter tuan rumah juga membuat ulah dengan melempari pendukung Malaysia dengan botol dan bom asap.
Akibat insiden tersebut, pertandingan pun sempat dihentikan sekitar 10 menit.
Setelah pertandingan berakhir, terjadi kerusuhan antar suporter hingga membuat pendukung Malaysia dikawal ketat oleh polisi sampai ke bandara.
Pihak kepolisan pun telah mengamankan seorang suporter yang diduga terlibat dalam kerusuhan tersebut.
"(Diamankan) karena dia melempar," kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Kombes Pol Albert Teddy Benhard Sianipar, saat ditemui Kompas.com di kawasan Stadion GBK, Kamis (5/9/2019).
Albert mengatakan kerusuhan terjadi karena suporter tidak terima atas kekalahan tim nasional Indonesia.
Itu sebabnya, mereka meluapkan emosi kepada suporter, pemain, maupun official team Malaysia.
Untungnya, aparat keamanan gabungan dari TNI-Polri berhasil meredam dan memukul mundur para perusuh.
"Tadi kami coba tenangkan mereka dan kita diamkan akhirnya berangsur-angsur pulang," ujarnya.
Akibat kerusuhan tersebut, Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) akan melaporkan Indonesia kepada FIFA.
Hal tersebut diungkap oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia, Syed Saddiq di akun Instagram pribadinya, Kamis (5/9/2019).
Syed Saddiq juga membagikan sebuah video dimana dirinya dan para suporter Malaysia sedang menyaksikan laga tersebut di tribun penonton.
Menteri Malaysia itu mengatakan bahwa ia dan pendukung Malaysia telah mendapatkan perlakuan buruk dari suporter Indonesia.
Hingga pertandingan berakhir, Syed Saddiq pun harus terjebak di dalam stadion bersama para suporter Malaysia.
Sosoknya pun mencuri perhatian warganet tanah air usai terjadinya insiden ini.
Lalu bagaimana anak muda ini bisa merintis karir hingga bisa menjadi salah satu orang penting di negri Jiran.
Melansir dari TribunJambi, ternyata Syed Saddiq merupakan orang terdekat dari Mahatir Mohamad.
Pasalnya ia juga merupakan ketua dari organisasi sayap Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang dipimpin Mahatir Mohamad.
Adapun menteri termuda dalam sejarah pemerintahan Malaysia ini lahir pada 6 Desember 1992 di Pulai, Johor Bahru, Malaysia.
Syed Saddiq juga memiliki prestasi yang mengagumkan semasa pendidikannya.
Antara lain sebagai peraih penghargaan bergengsi Asia's Best Speaker Award dalam ajang Kompetisi Debat dari Asia British Parliamentary selama tiga kali berturut-turut.
Prestasinya di bidang debat inilah yang menghantarkannya ke berbagai benua untuk menyerukan isu-isu pembangunan bagi remaja.
Ia juga merupakan alumni peraih beasiswa prestisius, Perdana Fellowship.
Pernah memeroleh tawaran beasiswa dari Universitas Oxford dan penerima beasiswa program Master Kebijakan Publik di universitas yang sama.
Saddiq menjadi orang Asia pertama yang dilantik sebagai Ketua Hakim untuk Cambridge Intervarsities di Inggris.
Ia juga merupakan Ketua Hakim dalam ajang lomba debat antar universitas dunia di Belanda.
Selain itu, ia juga aktif menulis sebagai kolumnis untuk MalaysiaKini dan Free Malaysia Today.
Awalnya ia tak berencana untuk masuk ke dalam pemerintahan dan menjabat sebagai pejabat negara.
Kini, setelah Mahatir Mohamad terpilih, ia pun mendapatkan kesempatan menjadi pejabat negara.
Remaja yang baru berusia 27 tahun ini memimpin sebuah departemen di Malaysia dan tercatat sebagai menteri termuda dalam sejarah Malaysia. (*)