Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - BJ Habibie yang merupakan presiden ketiga Republik Indonesia tutup usia pada Rabu (11/9/19).
Dikutip dari Kompas.com, BJ Habibie menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto.
Kemudian Almarhum BJ Habibie dimakamkan bersebelahan dengan makam istrinya, Hasri Ainun Habibie di TMP Kalibata, Jakarta.
Dikutip Gridhot dari Sosok, Prosesi pemakaman berjalan dengan hikmat dan penuh haru dengan melalui upacara militer dan Presiden Jokowi sebagai inspektur upacara.
Bukan hanya pejabat pemerintahan maupun kolega bisnis saja yang berdatangan untuk mengucapkan salam permisahan.
Namun juga begitu banyak masyarakat yang datang bahkan memenuhi jalan di sepanjang jalur dari rumah duka menuju pemakaman.
Ada pula sebagian masyarakat yang berdatangan ke makam Bapak Demokrasi tersebut selepas upacara penguburan telah usai.
Beberapa masyarakat masih banyak yang mendatangi makam BJ Habibie untuk sekedar berdoa maupun menabur bunga.
Namun adapula kelakuan oknum masyarakat yang datang untuk berfoto atau berselfie di makam Habibie.
Baca Juga: Sikapnya Keterlaluan, Seorang Siswa Naik Sepeda Berkeliling di Dalam Kelas Padahal Gurunya Sedang Mengajar, Saat Ditegur Malah Melawan dan Membentak
Dilansir dari Wartakotalive.com, salah satu peziarah bernama Iskandar (50), warga asal Bekasi merasa sedih melihat keadaan tepat di depan pusara Habibie.
Pasalnya, ia sedih melihat kelakuan orang-orang tersebut yang justru mengesampingkan adab orang yang sedang melayat.
"Saya lihatnya saja miris sekali. Ibu-ibu dan remaja itu sebenarnya datang ke sini buat apa? Beliau itu mantan presiden, orang penting. Baru hitungan menit dikuburkan. Tapi makamnya malah jadi objek foto," ungkap Iskandar.
Saking banyaknya yang berebut ingin berselfie dengan nisan Habibie, makamnya pun hampir saja rusak.
Seorang petugas bahkan sampai berteriak memperingatkan peziarah yang mulai membludak untuk sekadar berswafoto di depan pusara nisan Habibie.
"Ibu, awas itu nisannya sampai miring begitu. Hati-hati dong," ungkap petugas setelah melihat sejumlah orang berebut berpose dengan nisan di makam Habibie.
Budaya Selfie semenjak datangnya teknologi memang kian marak dilakukan.
Dikutip Gridhot dari Lifehack.org, Asosiasi Psikiater Amerika bersama beberapa dokter lainnya menyatakan terlalu banyak selfie sudah menjadi gangguan jiwa.
Kasus pemuda dari Inggris bernama Danny Bowman yang masih berusia 19 tahun mengalami gangguan jiwa ini.
Danny mengambil 200 selfie setiap harinya.
Bahkan Danny sampai tidak keluar rumah selama 6 bulan dan kehilangan 13 kg berat badannya gara gara obsesinya ini.
Danny sempat melakukan percobaan bunuh diri hanya gara-gara tidak mendapatkan Selfie yang sempurna baginya.
Asosiasi Psikiater Amerika menyatakan kalau mereka yang terobsesi selfie disebut sebagai selfitis.
Obsesi masyarakat untuk berselfie dan mengunggahnya di sosial media dianggap sebagai perwujudan kurangnya menghargai diri sendiri dan mengalami masalah keintiman.
Kasus terparah yang dialami Danny menjadi pelajaran kalau masyarakat kini mencari kesempurnaan untuk dianggap orang lain.
Padahal kesempurnaan tersebut tak akan pernah mereka dapatkan dan mereka hanya akan mencari celah dengan cara menghargai diri sendiri melalui selfie.
Masyarakat disarankan asosiasi ini untuk lebih menikmati momen yang ada dibanding harus mengambil selfie secara masif.
(*)