Find Us On Social Media :

Jadi Dosen USU Padahal Tak Lulus SD, Marsius Sitohang Bikin Media Internasional Tercengang, Masa Lalunya yang Pernah Jadi Tukang Becak Jadi Sorotan

Sosok Marsius Sitohang

Sejak diangkat menjadi dosen di sana pada 1984, nama Marsius pun semakin dikenal luas.

Nada musik yang dimainkannya hampir mirip gaya musik Amerika Latin namun dimainkan dengan alat musik Batak Toba.

Dengan bekal kemahiran meniup sulim - seruling tradisional Batak, Marsius Sitohang telah mengunjungi beberapa negara di benua Asia, Eropa, dan Amerika di sela-sela tugasnya menjadi staff pengajar di USU, Medan.

Baca Juga: Baper Diberi Spanduk Kritikan, The Jackmania Bentangkan Banner Jalanan Mulai dari Iklan Obat Kuat Hingga Pecel Lele Saat Dukung Persija Kontra PSIS Semarang

Namun Sebelum mencapai titik tinggi kariernya tersebut ia sempat terseok-seok ketika awal menjadi di USU.

Sebab ia hanyalah seorang staf pengajar honorer dan hanya mendapat bayaran sebesar Rp 24.000 kala itu.

Dilansir dari akun Facebook Perpustakaan Nasional RI, bahkan ia sempat menerima kisaran honor Rp 16.000 per bulan saat semester genap tahun 1986/1987.

Uang yang tak seberapa itu tak dapat menutupi besarnya biaya hidup yang harus ia tanggung bersama istri dan keempat anaknya.

Baca Juga: Badannya Bertubi-tubi Dihunjam Parang oleh Tetangganya Sendiri, Darbani, Anggota DPRD Deliserdang yang Baru Terpilih Ini Sama Sekali Tak Terluka, Hanya Jaket Saja yang Koyak

Namun kegigihannya dalam melestarikan musik tradisional Batak Toba berbuah hasil yang luar biasa.

Bahkan Harian terkemuka Amerika Serikat The New York Times edisi 19 November 1991 bahkan pernah mempublikasikan pertunjukan Marsius dengan sesama pemusik tradisional lainnya. (*)