Find Us On Social Media :

Berani Sebut Jokowi Bagian dari Masalah, Ananda Badudu, Sosok di Balik Penggalangan Dana Ratusan Juta untuk Aksi Demo Mahasiswa di DPR Bukan Orang Sembarangan

Ananda Badudu

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.IDAksi demonstrasi mahasiswa menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Aksi seruan mahasiswa di beberapa daerah telah dilaksanakan pada 23-24 September 2019.

Kelompok mahasiswa yang mengikuti aksi demonstrasi serentak mendatangi gedung-gedung DPR tak terkecuali juga gedung pusat.

Baca Juga: Ayahnya Termasuk Birokrat Jokowi, Sherina Munaf Ikut Angkat Bicara Komentari Aksi Demo Mahasiswa, Netizen: Jangan Kemana-mana, Tetap Bersama Kami

Dibalik aksi mahasiswa di DPR tersebut, ternyata ada sosok Ananda Badudu yang menjadi pengumpul dana ratusan juta untuk mendukung demonstrasi tersebut.

Dikutip dari Kompas, Ananda Badudu turut angkat suara atas sejumlah persoalan negara yang baru-baru ini terjadi.

Lewat situs kitabisa.com, cucu ahli bahasa JS Badudu ini mengatakan sikap DPR kini tidak memihak rakyat.

Baca Juga: Mendadak Jadi Trending Topik di Twitter, Gerombolan Siswa STM Turut Turun ke Jalan di Tengah Aksi Demo Mahasiswa Tolak RKUHP, Buat Netizen Ngakak : Malah Tawuran

Hal itu, terlihat dari pengesahan revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP).

"Yang pertama, DPR memang dengan semua regulasi yang dikebut pengesahannya selama dua minggu ini, DPR jelas keberpihakannya pada korporat atau kapital, bukan pada rakyat," ucap Ananda kepada Kompas.com, Senin (23/9/2019).

Ia mengatakan, DPR selaku perwakilan aspirasi rakyat justru kerap melahirkan produk yang memberatkan masyarakat.

Baca Juga: Parah! Dikepung Ribuan Mahasiswa, PNS Staff DPR RI Justru Bikin Instastory Menyakitkan Sambil Tertawa-tawa: Ada Demo? Liatin aja

"Itu kita sudah tahulah DPR dari dulu seperti itu, hanya sekali-sekali saja mengeluarkan regulasi yang berpihak pada rakyat," ujar Ananda.

Ananda Badudu juga merasa kecewa pada Presiden Joko Widodo yang justru ikut terbawa pusaran tersebut.

"Yang lebih buruk dari itu adalah sikap Presiden Jokowi bahwa dia adalah bagian dari masalah, bukan sebagai orang yang menyelesaikan masalah seperti apa yang ia janjikan saat kampanye," kata Ananda.

Baca Juga: Kini Cari Nafkah Sendiri Untuk Keluarga Sampai Dikabarkan Gugat Cerai Ahmad Dhani, Mulan Jameela Ungkap Pernah Minta Pisah Sampai Sang Suami Nangis

"Sekarang semua keputusan-keputusannya kan bertolak belakang dengan janji-janjinya dia (Jokowi). Ini menunjukkan bahwa Jokowi sebagai presiden, sudah enggak bisa lagi nih melihat dia tersandera dari kepentingan politik," ujar Ananda.

Ananda Badudu mengumpulkan donasi untuk mendukung aksi ribuan mahasiswa yang turun ke jalan mengkritisi revisi UU KPK, RUU Pertanahan, RUU PKS dan RUU KUHP.

Donasi lewat situs kitabisa.com pada Rabu (24/9/2019) sudah ditutup, dengan donasi yang terkumpul yaitu Rp 175.696.688 dari target Rp 50 juta.

Baca Juga: Aksi Oknum Mahasiswa Nekat Panjat Baliho Kantor DPRD Solo, Tutup Foto Anggota DPRD dengan Spanduk Aspirasi, Pendemo : Tak Pantas Fotonya Ada di Sana!

Melansir dari Tribun Jakarta, inilah beberapa fakta tentang sosok Ananda Badudu.

1. Personil Banda Neira

Ananda Badudu bersama Rara Sekar merupakan personil Banda Neira.

Baca Juga: Bikin Merinding Netizen, Bak Pasukan Siap Perang, Viral Video Mahasiswa di Stasiun Manggarai Dapat Dukungan dan Tepuk Tangan Penumpang KRL

Banda Neira merupakan grup band yang berawal dari keisengan dua personelnya untuk bermusik bersama.

Keisengan Ananda Badudu dan Rara Sekar menciptakan empat buah lagu yakni Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, Kau Keluhkan, dan Rindu (musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo).

Hingga kemudian, karya tersebut mereka unggah dan sebarkan melalui media sosial Soundcloud.

Baca Juga: Aksi Demo Mahasiswa di Sejumlah Daerah Berujung dengan Bentrokan, 3 Kritis Hingga Ratusan Lainnya Luka-luka, Diduga Dapat Pukulan dari Petugas

Dari sana, Ananda Badudu dan Rara Sekar mulai punya pendengar. Banda Neira pun akhirnya dikenal.

Mendapat banyak respons positif, pada akhir 2012 mereka sepakat meneruskan proyek isengnya itu.

Dari Agustus hanya memiliki empat lagu, pada Desember tahun yang sama mereka sudah menambah enam album baru untuk satu album penuh Banda Neira.

Baca Juga: Tenggelamkan 2 Bayi Kembarnya di Kolam Samping Rumah, Alasan Orangtua Ini Menyayat Hati Hingga Harus Relakan Kematian Buah Hatinya Sendiri

Banda Neira telah merilis dua buah album yakni Di Paruh Waktu (2013) dan Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (2016).

Rara Sekar dan Ananda Badudu lantas sepakat membubarkan Banda Neira pada Jumat (23/12/2016 lalu).

 2. Kuliah di Jurusan HI

Baca Juga: Tak Pikir Panjang Saat Habiskan Uang Hadiah Lotere Sebanyak Rp 223 Miliar untuk Foya-foya, Pria Ini Susah Payah Menyambung Hidup Hingga Berakhir Jadi Tukang Sampah

Memiliki nama asli Ananda Wardhana Badudu, pria kelahiran 26 Desember 1987 itu berkuliah di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan angkatan 2006.

3. Mantan wartawan Tempo

Ananda Badudu ternyata sempat bekerja menjadi wartawan di Tempo.

Baca Juga: Jarang Ditemukan Bangkainya oleh Manusia, Ternyata Kuncing Punya Ritual Khusus Sebelum Mati

Saat menjadi wartawan, Ananda Badudu sempat mengalami pengalaman tak mengenakkan ketika kantornya diserang sekelompok pemuda pada Sabtu malam (16/3/2013).

4. Cucu Ahli Bahasa JS Badudu

Ananda merupakan cucu ahli bahasa JS Badudu.

Baca Juga: 2 Kali Jadi Janda, Dewi Perssik Blak-blakan Baru Bisa Rasakan Pengalaman Pengantin Baru Saat Nikahi Angga Wijaya, Kok Bisa?

Dalam hidupnya, JS Badudu mengabdikan dirinya untuk Bahasa Indonesia.

JS Badudu dikenal masyarakat luas sejak ia tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang ditayangkan di TVRI pada 1977-1979, dilanjutkan pada tahun 1985-1986.

Pada saat itu, TVRI adalah satu-satunya siaran televisi di Indonesia.

Baca Juga: Berdiri Kokoh Diantara Gedung-gedung Pencakar Langit, Lies Tetap Pertahankan Tanah dan Rumah Tuanya Meski Pernah Ditawar Investor Hingga Rp 3 Miliar, Lies : Tumpah Darah Saya Disini!

Dari data yang diterima Kompas.com, beberapa karya besar JS Badudu antara lain Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994), revisi kamus Sutan Muhammad Zain; Kamus Kata-kata Serapan Asing (2003); Pelik-pelik Bahasa Indonesia (1971); Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993); Kamus Peribahasa (2008); dan Membina Bahasa Indonesia Baku (1980). Pendidikan bahasa yang pernah ditempuhnya adalah kursus B1 Bahasa Indonesia (1951); Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran atau Unpad (1963); Studi Pascasarjana Linguistik pada Fakultas Sastra dan Filsafat Rijksuniversiteit Leiden, Belanda (1971-1973).

JS Badudu memperoleh gelar doktor dari Fakultas Sastra UI pada 1975 dengan disertasi berjudul "Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo".

Baca Juga: Dengan Kedua Mata Kepalanya Sendiri Pergoki Sara Wijayanto Berduaan di Apartemen Bersama Mantan Suaminya, Begini Kehidupan Yulia Rachman Usai Cerai dari Demian, Ini Sosok Suami Barunya

JS Badudu adalah orang pertama yang mendapat gelar guru besar dari Fakultas Sastra Unpad.

JS Badudu dinobatkan menjadi guru besar pada 1985 dalam usia 59 tahun.

(*)