Pendaratan CASA ke pulau-pulau terpencil yang umumnya memiliki landasan udara yang pendek bisa dilakukan berkat kemampuan Short Take off and Landing (STOL) dan mesin turbopropnya.
Teknologi STOL yang dimiliki CASA memungkin pesawat transport yang sanggup mengangkut maksimal 28 penumpang itu bisa lepas landas dan mendarat pada landasan sepanjang 500 meter saja.
Sementara mesin CASA yang digerakkan oleh gas turbin bisa diperkecil energinya sehingga memungkinkan lepas landas pada jarak pendek.
Mesin turboprop yang ‘’dijinakkan’’ baling-baling memang berbeda dibanding mesin turbojet yang memerlukan landasan panjang untuk proses lepas landas dan mendarat.
Pesawat CASA yang kemudian dikembangkan ke berbagai varian pun tidak hanya diminati oleh militer Spanyol karena militer dari sejumlah negara lain juga turut mengoperasikannya.
Sejumlah negara yang mengoperasikan CASA bahkan merupakan kampiun dalam industri pesawat terbang seperti AS, Perancis, dan Swedia.
CASA yang dioperasikan oleh militer AS lazim disebut sebagai C-41 dan merupakan varian CASA-400 yang dilengkapi berbagai peralatan dan mesin lebih canggih.