Find Us On Social Media :

Lolos dari Maut Hingga Kini Bisa Jadi Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto Pernah Hampir Mati Saat Drop Pasukan di Pedalaman Papua, Bertaruh Nyawa di Atas Pesawat CASA

Marsekal Hadi Tjahjanto

Pendaratan CASA ke pulau-pulau terpencil yang umumnya memiliki landasan udara yang pendek bisa dilakukan berkat kemampuan Short Take off and Landing (STOL) dan mesin turbopropnya. 

Teknologi STOL yang dimiliki CASA memungkin pesawat transport yang sanggup mengangkut maksimal 28 penumpang itu bisa lepas landas dan mendarat pada landasan sepanjang 500 meter saja. 

Sementara mesin CASA yang digerakkan oleh gas turbin bisa diperkecil energinya  sehingga memungkinkan lepas landas  pada jarak pendek. 

Baca Juga: Kejam, Seorang Wanita di India Tega Siram Pacaranya dengan Air Keras Hingga Matanya Melepuh, Alasannya Sang Pria Menolak Saat Diajak Nikah Setelah Pacaran Selama 6 Bulan

Mesin turboprop yang ‘’dijinakkan’’ baling-baling memang  berbeda dibanding mesin turbojet yang memerlukan landasan panjang untuk proses lepas landas dan mendarat. 

Pesawat CASA yang kemudian dikembangkan ke berbagai varian  pun tidak hanya diminati oleh militer Spanyol karena militer dari sejumlah negara lain juga  turut mengoperasikannya. 

Sejumlah negara yang mengoperasikan CASA bahkan merupakan kampiun dalam industri pesawat terbang seperti AS, Perancis, dan Swedia. 

Baca Juga: Srikandi TNI AD di Medan Dianiaya Orang Tak Dikenal, Berani Serang Saat Sang Perwira Selesai Belanja, Diduga Orang Suruhan dengan Motif Balas Dendam

CASA yang dioperasikan oleh militer AS lazim disebut sebagai C-41 dan merupakan varian CASA-400 yang dilengkapi berbagai peralatan dan mesin lebih canggih.