Find Us On Social Media :

Fotonya Tergelatak di Pinggir Jalan Viral, PNS Jayawijaya Diisukan Jadi Korban Keracunan, Separatis Papua Tuding Indonesia yang Jadi Dalang Padahal Sang ASN Hanya Mabuk Pinang

PNS Jayawijaya mabuk pinang.

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Kapolres Jayawijaya, provinsi Papua, Ajun Komisaris Besar Polisi Tonny Ananda Swadaya memastikan akan mengejar penyebar hoaks yang mengatakan bahwa "Indonesia meracuni penduduk asli Papua".

Dikutip GridHot.ID dari Antara, Kapolres Tonny Ananda Swadaya di Wamena, ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa (5/11/2019) mengatakan dalam postingan yang beredar itu tergeletak seorang pria berbaju ASN dengan keterangan dia meninggal dunia karena diracuni melalui makanan.

"Kelompok elit seperatis ini menyebar hoaks bahwa oknum pegawai itu diracuni oleh bangsa Indonesia. Jadi isunya dia keracunan makanan dan kami akan buru penyebar hoaks itu. Kejadiannya kemarin," katanya seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Lolos dari Maut Hingga Kini Bisa Jadi Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto Pernah Hampir Mati Saat Drop Pasukan di Pedalaman Papua, Bertaruh Nyawa di Atas Pesawat CASA

Kapolres mengatakan pegawai yang dikatakan meninggal karena diracuni itu masih hidup. Dia tertidur di trotoar pada Senin (4/11/2019) karena mabuk pinang.

"Orang yang ada di dalam foto itu sehat, dia tidak meninggal. Itulah isu yang selalu ditebarkan oleh kelompok tertentu agar memancing Wamena biar tidak aman," katanya.

Pasca kerusuhan di Jayawijaya 32 September 2019, kelompok separatis masih terus menyebar hoaks meresahkan di Jayawihaya hingga kini.

Baca Juga: Eksekusi 3 Tukang Ojek Secara Keji, KKB Papua Justru Sebut Korbannya Anggota TNI Polri, Ada PT Freeport dalam Tuntutan Aksi Kawanan Lekagak Telenggen Kali Ini

"Kelompok separatis itu masih ingin Wamena kacau, mereka akan bermain sampai Desember," katanya.

Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan warga yang di foto lalu diposting dengan keterangan meninggal dunia, merupakan pegawai Pemda.

Jhon memastikan telah memanggil pegawai bersangkutan untuk meminta penjelasan terkait fotonya yang beredar dengan keterangan diracuni.

"Saya juga lihat dari grup tadi pagi, dan itu disampaikan bahwa dia mati karena diracuni. Ternyata tadi saya panggil, orangnya masih hidup," katanya.

Baca Juga: 3 Tukang Ojek Ditembak Mati KKB Papua, Veronica Koman Salahkan Jakarta, Begini Cuitannya

Berdasarkan keterangan ASN tersebut kepada bupati, ia tertidur di trotoar karena mabuk setelah makan pinang.

"Dia (ASN bersangkutan) akan lapor ke polisi terkait kabar yang diunggah di media sosial bahwa dia mati karena diracuni," kata Bupati.

Bupati mengatakan belakngan ini kabar bohong yang dihembuskan oleh oknum tidak bertanggung jawab masih terus beredar dan meresahkan masyarakat.

Baca Juga: Di Negeri Sendiri Dicari, Di Pelarian Dihormati, Jadi Buronan Polisi Indonesia Karena Berstatus Tersangka Provokasi Kerusuhan Papua, Veronica Koman Diam-diam Dapat Penghargaan HAM di Australia

"Forkopimda Jayawijaya terus berkoordinasi terkait antisipasi kabar bohong, sebab ada orang yang sengaja mengganggu keamanan di sini. Misalnya hoaks tentang demonstrasi di sekolah-sekolah minggu lalu," katanya.

Sebelumnya, pecah kerusuhan di Wamena, Papua pada Senin (23/9/2019).

Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, kerusuhan di Kota Wamena ini dipicu hoaks yang beredar di kalangan masyarakat.

Hoaks tersebut menyebut, ada seorang guru yang mengucapkan kata-kata rasis kepada salah seorang muridnya.

Baca Juga: Jauh di Pedalaman Papua, Siapa Sangka, Kehidupan Anggota KKB Tak Ubahnya Gengster, Tiap Orang Bersaing Satu Sama Lain, Saling Buat Ulah Demi Naikkan Pamor

Kata-kata tersebut, lantas memicu emosi sejumlah warga di Kota Wamena.

Awalnya, sejumlah siswa SMA PGRI dan masyarakat 200 orang hanya melakukan aksi protes dengan berjalan menuju sebuah sekolah di Wamena.

Namun lama kelamaan, jumlah massa kian bertambah sehingga kericuhan pun pecah.

Baca Juga: Kembali Koar-koar di Media Australia, Veronica Koman Ngaku Tak Gentar untuk Menyuarakan Papua Meski Sang Ibunda Menangis Memintanya Berhenti Hingga Keluarga Diintimidasi

Banyak bangunan dibakar hingga aksi lempar batu terjadi pada kerusuhan tersebut.

Bahkan, ribuan warga terpaksa mengungsi akibat kerusuhan tersebut.

(*)