Find Us On Social Media :

Dirinya Sendiri Mantan Kombatan Jamaah Islamiah, Adik Kandung Amrozi Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Mapolresta Medan Amatiran: Gobloknya Sama

Sosok pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan dan Ali Fauzi Eks Bomber dan Pentolan Jamaah

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Aksi bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said Medan, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi.

Dikutip dari Kompas, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.45 WIB, saat sejumlah polisi baru saja melakukan apel pagi.

Pelaku yang mengenakan jaket berlogo ojek online meninggal di tempat dengan kondisi mengenaskan.

Baca Juga: Lebih Dahsyat dari Bom Hiroshima - Nagasaki, Ledakan Chernobyl Jadi Bencana Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia

Peristiwa itu juga menyebabkan enam orang menjadi korban luka ringan.

Empat orang merupakan personel Polri, satu orang pekerja PHL, sementara seorang lain masyarakat biasa.

Kepolisian kini telah mengantongi identitas pelaku bom bunuh diri di halaman Markas Polrestabes Medan. 

Baca Juga: Satu Grup dengan Abu Rara, Ayah dan Anak Terduga Teroris Dibekuk di Bali, Tahu Rencana Penusukan Wiranto

"Pelaku berinisial RMN, usianya 24 tahun," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu siang.

Identitas pelaku diketahui berdasarkan sidik jari jenazah yang diambil oleh tim Inafis Polri.

"Pemeriksaan tersebut, penyidik, dalam hal ini Inafis, berhasil mengetahui identitas tersangka di tempat kejadian perkara," ujar Dedi.

Baca Juga: Imam Mustofa, Terduga Teroris yang Bacok Polisi di Polsek Wonokromo Ternyata Dikenal dengan Nama Ali, Tinggal di Kos-kosan dan Jualan Sempol

Pelaku diketahui lahir di Medan dan berstatus mahasiswa/pelajar.

"Selanjutnya dari yang bersangkutan, akan dikembangkan lagi oleh Densus 88," lanjut Dedi.

Antiteror Polri dan Polda Sumatera Utara disebut juga sudah menggeledah kediaman pelaku.

Baca Juga: Dikembalikan Lagi ke Lapas Sukamiskin, Setya Novanto Ternyata Takut Saat Berada di Lapas Gunung Sindur yang Banyak Dihuni Napi Teroris

Saat ini, polisi tengah mengidentifikasi pelaku termasuk ke jaringan teroris mana.

"Akan dilakukan pengembangan, apakah pelaku bagian dari jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah) atau bukan," ujar Dedi.

Aksi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan ternyata tidak lepas dari jaringan Jamaah Ansharut Tauhid (JAD).

Baca Juga: Ini Sosok Biang Kerok Penyebar Kabar Pesugihan di Restoran Ruben Onsu, Sengaja Gabungkan Video Roy Kiyoshi dan Robby Purba, Sempat Minta Maaf Tapi Kini Akun YouTube Miliknya Mendadak Hilang

Analisis itu diungkapkan mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) yang juga mantan Kombatan, Ali Fauzi saat dihubungi Surya.co.id, Rabu (13/11/2019) terkait aksi bom bunuh diri.

Pendapat Ali Fauzi yang juga adik kandung Trio Bomer Bali ini didasarkan analisanya pada tipe bom yang diledakkan di Medan, sama dengan anggota JAD sebelumnya.

"Targetnya sama, modusnya sana dan tipe bomnya juga sama," katanya.

Baca Juga: Digeret Langsung oleh Menteri Erick Tohir, Ahok Dikabarkan Bakal Pimpin Perusahaan BUMN, Luhut Binsar Panjaitan: Ya Kan Dia Kerjanya Bagus

Sementara ideologinya sama yakni JAD dengan sasaran pada polisi yang dianggapnya toghut, perspektif itu adalah ideoligi JAD.

Dan yang paling menonjol adalah, kata Ali Fauzi, "Gobloknya (bodohnya) sama," tandasnya.

Jadi, pemainnya adalah para pendatang baru yang tidak faham teknik dan strategi, hanya asal berani saja.

Baca Juga: Wanita Disuruh Ngangkang Hingga Pria Jilatin Sepatu, Ini 7 Daftar Game Show Tak Biasa di Jepang, Aneh Banget!

Pelaku yang masih amatir tersebut kata mantan instruktur perakit bom di Philipina ini, bisa dilihat dengan ketidak mampuan perakit bom maupun pelakunya.

Makanya, bom-bom rakitan yang dibawa para pelaku itu selalu meledak sebelum waktunya.

Soal bom yang meledak di Markas Polrestabes Medan, menurut Ali Fauzi, yang pertama termasuk bom high sensitif.

Baca Juga: Anak Kandungnya Dikabarkan Tembak Kontraktor dengan Pistol, Bupati Majalengka Justru Sebut Kasusnya Bukan Masalah Proyek, Hutang Piutang Juga Dikatakan Bukan Pemicu Kemarahan

Sehingga saat dibawa masuk ke dalam sebelum mencapai sasaran sudah meledak.

Dan yang kedua bom itu ada kesalahan saat perakitan dan perhitungan.

"Artinya salah pemicunya," ungkapnya, seraya menambahkan, bahwa kelompok JAD ini masih harus perlu belajar.

Baca Juga: CCTV Ungkap Sosok Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Mapolrestabes Medan yang Gunakan Jaket Ojek Online, Gojek Langsung Berikan Pernyataan

Ditanya motif kelompok ini, Ali Fauzi membeberkan, ini termasuk bom bunuh untuk hadiah Kapolri yang baru, yakni Jenderal Pol Idham Azis.

Kelompok ini merasa tidak senang dengan visi dan misi dari Kapolri yang baru tersebut.

Ali Fauzi meyakini kelompok JAD ini masih akan terus melakukan aksi serupa.

Baca Juga: Anaknya Menjerit Kesakitan Saat Dijahit Lukanya, Tukang Copet Nekat Bikin Perhitungan dengan Seorang Dokter, Endingnya Bikin Sang Paramedis Nyesel Sendiri

Sementara, pengamat Intelijen Dynno Chressbon mengatakan bergantinya pemimpin ISIS akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan terorisme di Indonesia.

Baca Juga: Kepergok Shopping di Toko Bangunan, Setyo Novanto Kini Dipindah ke Lapas Gunung Sindur yang Banyak Dihuni Napi Teroris

Seperti yang telah diketahui, Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin ISIS telah tewas bunuh diri pada 26 Oktober 2019, saat diserbu oleh tentara Amerika Serikat.

Posisi Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS kemudian digantikan oleh al-Quraishi yang memiliki latar belakang militer.

Latar belakang al-Quraishi yang berasal dari badan militer akan membawa perubahan terhadap pola serangan teror di Indonesia.

Baca Juga: Sebut Kasus Prada DP Masuk Kategori Kekerasan dalam Pacaran, Women's Crisis Center Justru Tak Setuju dengan Hukuman Mati: Itu Melanggar Hak Asasi

Melansir dari Warta Kota, Dynno mulanya menjawab pertanyaan apakah teror yang terjadi di Medan adalah bentuk pamer kekuatan al-Quraishi yang telah menjadi pemimpin baru ISIS.

Dynno lantas mengiyakan pernyataan tersebut.

Menurutnya, serangan ke instansi kepolisian adalah bentuk ketaatan atau baiat kelompok teror di Indonesia kepada pemimpin baru ISIS al-Quraishi.

Baca Juga: Diduga Teroris, Tas Pelaku yang Serang Petugas di Polsek Wonokromo dengan Celurit Terdapat Kertas Berlogo ISIS

"Ya menurut saya bahwa ini menunjukkan kemampuan mereka untuk membaiat kepada pemimpin baru ISIS yaitu al-Quraishi," kata Dynno.

Pemimpin baru ISIS tersebut menurut Dynno lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.

"Karena latar belakang al-Quraishi adalah kolonel pasukan elit dari pasukan elitnya eks kepemimpinan Saddam Hussein di Iraq," terang Dynno.

Al-Quraishi dan al Baghdadi memiliki latar belakang yang berbeda.

Baca Juga: Kisah Dibalik Operasi Kayla Mueller yang Berhasil Tewaskan Pimpinan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, Ternyata Nama Operasi Militer Tersebut Diambil Dari Sosok Ini

Kedua pemimpin ISIS tersebut memiliki spesialisasinya masing-masing.

"Sedangkan al-Baghdadi adalah pemimpin yang datang dari kelompok ideologi yang pernah ditangkap dalam beberapa kali serangan ideologis di Iraq," terang Dynno.

"Kalau ini (al-Quraishi) baru, yaitu barunya adalah dia pemimpin dengan latar belakang pola serangan militer," kata Dynno.

Baca Juga: Ceroboh Beri Sinyal Adanya Operasi Rahasia, Donald Trump Sempat Kasih Kode Sebelum Abu Bakar al-Baghdadi Ledakkan Diri Sendiri, Sang Pemimpin ISIS Akhirnya Mati Secara Tragis

Pengamat Intelijen tersebut mengatakan intensitas serangan teror di Indonesia akan berfokus untuk menyerang badan yang menjaga pertahanan dan keamanan di Indonesia seperti polisi, TNI dan BIN.

"Jadi intensitas serangan militer, menembus barikade pertahanan baik dari aparat kepolisian, TNI dan Badan Intelijen akan meningkat," terang Dynno.

(*)