Dari sejarah pembentukannya, keberadaan pasukan khusus Korea Utara tak lepas dari kepentingan politik Kim Il Sung.
Kemampuan mereka dalam menggelar pertempuran non-konvensional telah dirintis dari masa gerilya komunis melawan pendudukan Jepang.
Doktrin Korea Utara difokuskan kepada kombinasi dari satuan konvensional dan non-konvensional untuk melawan musuh tidak hanya di garis depan, tapi juga yang berada jauh di garis belakang.
Pasukan khusus Korea Utara mengemban misi pengintaian (reconnaissance), memotong jalur komunikasi, serbuan mendadak, dan menghancurkan jalur suplai musuh.
Selain itu, pasukan khusus Korea Utara juga ditugaskan untuk misi penghancuran pos komando dan lapangan terbang, penculikan atau pembunuhan terhadap tokoh politik dan militer yang menentang Kim Il Sung serta pemimpin Korut terkini, Kim Jong Un.
Diketahui, ada beberapa metode yang dipakai dalam infiltrasi oleh pasukan khusus Korea Utara.