Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Warga Medan belakangan ini dihebohkan dengan penemuan mayat pria di dalam mobil yang tewas secara misterius.
Ternyata mayat tersebut merupakan mayat dari pegawai Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin.
Mayat Jamaluddin ditemukan didalam mobil yang berada di tengah kebun sawit.
Kasus penemuan mayat Jamaluddin pun masih belum diketahui penyebabnya.
Apakah ia tewas dibunuh atau alami kecelakaan, pihak kepolisian Polrestabes Medan masih menyelidikinya.
Kendati demikian, kejanggalan kasus kematian pegawai Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin rupanya membuat sang istri merasakan kesedihan yang begitu dalam.
Ya, melansir Tribunnews dan Kompas.com, tepat pada Jumat (29/11/2019) siang, pegawai PN Medan, Jamaluddin (55) ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan di tengah area kebun sawit.
Jamaluddin ditemukan tewas terjerembab di dalam mobil Toyota Land Cruiser Prado BK 77 HD di tengah kebun sawit warga Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Medan.
Pihak kepolisian Polrestabes Medan mengatakan bahwa Jamaluddin diperkirakan tewas sekitar pukul 13.00 WIB pada Jumat (29/11/2019).
Mobil yang berisikan jasad pegawai PN Medan ini ditemukan berada di jurang kebun dengan kondisi bagian depan rusak parah karena menabrak pohon sawit.
Korban dan mobilnya pertama kali ditemukan oleh seorang petani sawit yang melintas di tengah kebun untuk bekerja.
Saat ditemukan, korban yang merupakan pegawai PN Medan ditemukan terjerembab kaku di bagian jok tengah mobil dengan memakai pakaian training.
Sedangkan kedua air bag pada bagian kursi depan mengembang dan tak menunjukkan ada tanda-tanda habis dikemudikan seseorang.
Setelah dilakukan serangkaian olah tempat kejadian perkara, korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan otopsi.
Dilansir dari Tribunnews, Sabtu (30/11/2019) sampai detik ini, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto masih belum bisa menjelaskan kronologi kematian korban.
Pasalnya, masih banyak yang harus diselidiki dari kasus kematian korban, termasuk pemeriksaan barang bukti, hasil otopsi dan keterangan para saksi.
Sementara ini pihak kepolisian masih menduga bahwa korban tewas akibat dibunuh oleh seseorang.
Seolah memperkuat dugaan polisi, berdasarkan hasil visum fisik sementara, pada tubuh korban ditemukan luka memar pada bagian leher dan hidung yang terus mengeluarkan cairan.
"Setelah di cek tentang keadaan tubuh korban, ada memar di bagian leher yang menghitam. Dari hidung, keluar cairan yang berwarna agak kekuningan," jelas Kompol Eko Hartanto.
Lebih aneh lagi, dalam kasus ini korban sama sekali tidak kehilangan barang-barangnya.
Polisi bahkan berhasil mengamankan barang bukti berupa mobil Toyota Prado BK 77 HD, handphone dan KTP korban.
Kasus kematian pegawai PN Medan yang janggal ini pun mendorong polisi untuk mengusut kasus lebih lanjut.
Terkait kasus kematian Jamaluddin yang janggal ini, pihak Pengadilan Negeri Medan telah mengetahuinya.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/11/2019) Ketua PN Medan, Sutio Jumagi bahkan telah bekoordinasi dengan Polda Sumut untuk menuntaskan kasus ini.
"Mudah-mudahan bisa sesuai harapan keluarga dan kami yang menghendaki ini diusut tuntas.
Karena keluarga saya telepon, menghendaki mana baiknya. Polisi bilang ditindaklanjuti untuk otopsi, keluarga setuju," kata Sutio Jumagi kepada awak media.
Senada dengan Sutio Jumagi, Huma PN Medan, Erintuah Damanik juga berharap pihak kepolisian dapat segera menuntaskan kasus kematian rekannya ini.
"Ya jika hasil otopsi kematian korban tidak wajar kita berharap polisi segara untuk mengusutnya hingga tuntas," kata Erintuah seperti yang dikutip dari Tribunnews, Sabtu (30/11/2019).
Sebelum Jamaluddin ditemukan tewas, Erintuah Damanik mengaku sempat melihat korban sekitar jam 7 pagi di depan kantor PN Medan untuk absen kehadiran.
Namun kala itu, Jamaluddin tak terlihat mengenakan setelan training seperti saat ditemukan tewas di dalam mobil.
Sebaliknya, Erintuah Damanik justru melihat korban turun dari mobil dengan mengenakan jeans dan kaos.
"Saya melihat pergi enggak, cuma melihat turun dari mobil si Hakim Pak Morgan, dilihatnya disebutnya ganteng kali kulihat katanya. Itu sekitar jam-jam 7 pagi.
Disitu masih pakai jeans, belum pakai training. Nah disitu dia absen-lah. Yang jelas Pak Morgan tadi lihat bahwa dia dilihat turun dari mobil," jelas Erintuah Damanik.
Anehnya, pada hari itu Erintuah Damanik mengatakan bahwa Jamaluddin tidak mengikuti kegiatan sosialisasi e-Litigasi yang diadakan Mahkamah Agung.
Padahal itu adalah salah satu seminar penting yang harus dihadiri para pegawai PN Medan.
Tak hanya absen di seminar e-Litigasi, korban juga tak terlihat mengikuti apel sore sperti biasanya.
Saking tak biasanya, Erintuah bahkan sempat menyatakan keheranannya tak melihat korban dalam acara apel sore.
"Apel justru tadi saya tanda tanya pak Jamal dimana, tiba-tiba enggak ada. Saya kepikiran beliau, kepikiran saya," lanjut Erintuah Damanik.
Melansir Tribunnews, Erintuah juga mendapatkan informasi bahwa ada orang yang akan menemui Jamal di Bandara Kualanamu.
"Katanya seperti itu menjemput temannya ke bandara. Karena informasi dari keluarga. Jam 5 pagi sudah berangkat dari rumahnya," ungkapnya.
Terkait indikasi kaitan dengan perkara yang sedang ditangani Jamal, Erintuah menyebut bahwa kasus yang sedang ditangani tidak ada yang mencolok.
Terlepas dari kejanggalan kasus ini, rupanya kematian korban membawa kesedihan yang teramat sangat bagi keluarga yang ditinggalkan.
Korban yang dikenal sebagai sosok yang murah senyum dan periang tak disangka-sangka akan pergi meninggalkan mereka dengan cara seperti ini.
Isak tangis pun selalu terdengar keluar dari mulut istri korban, Juraidah.
Dengan wajah pasrah dan tubuh yang lelah, Juraidah setia menunggu tubuh sang suami yang tengah menjalani otopsi di RS Bhayangkara Medan.
Saking tak kuasanya menahan sedih, Juraidah berkali-kali pingsan karena menahan sesak tangis.
Sampai berirta ini ditayangkan, pihak keluarga masih belum bisa dimintai keterangan apapun terkait kasus kematian janggal pegawai PN Medan ini.
(*)