Find Us On Social Media :

Baru Saja Dibeli dan Belum Dipakai untuk Cari Untung, Pesawat Baru Garuda Indonesia Malah Jadi Media Penyelundupan Direkturnya Sendiri, Intip Spesifikasinya

Pesawat terbaru Garuda Indonesia A330-900 Neo saat peluncuran di hanggar 2 GMF Aero Asia, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (27/11/2019).

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Kasus penyelundupan di Garuda Indonesia terus mengungkapkan fakta-fakta baru.

Dikutip Gridhot sebelumnya dari Tribunnews dan Kompas.com, Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara diduga terlibat dalam kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Kejadian tersebut terungkap ketika Bea Cukai memeriksa pesawat yang baru saja terparkir di hangar milik PT GMF.

Baca Juga: Punya Karier Moncer, Pedangdut Ini Berhasil Sulap Gubuk Reotnya Menjadi Rumah Gedong, Begini Penampakannya

Hingga akhirnya Menteri BUMN Erick Thohir memutuskan untuk melakukan pencopotan jabatan terhadap Ari Askhara.

Sementara itu tercatat peyelundupan tersebut dilakukan menggunakan pesawat yang baru saja dibeli oleh Garuda Indonesia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pesawat tersebut bahkan belum bisa dikomersilkan menurut Arya Sinulingga selaku staf khusus Menteri BUMN.

Baca Juga: Masuk Kabin Penumpang Sambil Mengacung-acungkan Granat, Seorang Pembajak Pesawat Merpati Airlines Tewas Mengenaskan di Tangan Kapten Pilot, Serangan Dadakan Jadi Kuncinya

Pesawat Airbus A330-900 NEO yang mengangkut Ari Askhara bersama tiga direksi Garuda Indonesia lainnya disebutkan seharusnya tidak boleh membawa kargo.

"Pesawat Airbus tersebut itu merupakan pesawat baru yang belum dioperasikan secara komersil. Jadi seharusnya enggak boleh bawa muatan kargo,” ujar Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Selain itu, lanjut Arya, berdasarkan keterangan dari komite audit, pesawat itu tak parkir di apron, melainkan di hanggar milik PT GMF.

Baca Juga: Mayat-mayat Dibiarkan Tergelatak di Pinggir Jalan, Inilah Gambaran Mengerikan Operasi Punumpasan Kejahatan di Zaman Orde Baru, Berani Lari Langsung Tembak Mati

“Komisaris mengatakan pesawat tersebut langsung menuju hanggar GMF tanpa parkir di apron. Jadi ini ada itikad enggak baik untuk menghindari pemeriksaan,” kata Arya.

Hingga akhirnya Bea Cukai menemukan barang-barang mewah tersebut di dalam pesawat yang baru saja dibeli itu.

Pesawat tersebut sudah digunakan untuk keperluan penyelundupan yang diduga dilakukan oleh sang Direktur Utama sendiri.

Baca Juga: Suguhkan Aksi Heroik dengan Terjang Tingginya Ombak Tanpa Pedulikan Dirinya, Peselancar Filipina dengan Sigap Selamatkan Atlet Indonesia yang dalam Bahaya, Rela Lepas Peluang Raih Medali Emas

Padahal pesawat jenis tersebut mempunyai spesifikasi yang mengagumkan.

Dikutip Gridhot sebelumnya dari Kompas.com, pesawat Airbus A330-900 NEO memiliki spesifikasi yang luar biasa sehingga Ari Askhara memilih jenis tersebut untuk Garuda Indonesia.

Pesawat Airbus A330-900 NEO dikatakan irit bahan bakar yakni hingga 15 persen.

Baca Juga: Geram Saksikan Kasusnya Dirut Garuda yang Berbuntut Panjang, Koordinator ICW Merasa Kurang Puas Ari Ashkara Statusnya Cuma Diberhentikan, Minta Adanya Proses Hukum hingga Ambil Haknya dari BUMN: Biar Nggak Tuman!

Kabinnya juga dinilai lebih luas dengan ambience yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Bahkan pesawat ini ramah disabilitas karena memiliki lavatory.

Untuk mesinnya sendiri, Airbus A330-900 NEO menggunakan mesin Rolls-Royce Trent 7000.

Baca Juga: Rakyat Sampai Berlutut Saat Pertama Kali Dengar Suaranya, Ini Sederet Fakta Mengejutkan Kaisar Jepang, Keturunan Dewa Matahari yang Ada di Bumi

Mesin tersebut memiliki kemampuan menjelajah hingga 13.330 km.

Per unit pesawatnya memiliki biaya pembuatan sebesat 296,4 juta dollar AS atau lebih dari Rp 4 Triliun.

Kini kasus penyelundupan Garuda Indonesia masih terus diselidiki.

Baca Juga: IKAGI Bongkar Janji Palsu Ari Ashkara, Gembar-gembor akan Bagi-bagi Tas Senilai Rp 15 Juta pada Ribuan Awak Kabin Garuda Indonesia, Kini Semuanya Hanya Jadi Mimpi

Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir mengancam akan memecat siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut.

(*)