Find Us On Social Media :

Dapat Sambutan Meriah Kala Mengisi Kuliah Umum di Norwegia, Susi Pudjiastuti Paparkan Perjalannya di KKP yang Tak Mudah, Akui Banyak Mendapat Halangan dari Orang Pemerintahan Sendiri

Susi Pudjiastuti

GridHot.ID - Siapa yang tidak kenal Susi Pudjiastuti?

Susi Pudjiastuti merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla 2014-2019.

Dahulu, di sela-sela masa kerjanya sebagai menteri, Susi Pudjiastuti pernah diminta memberi kuliah umum di Norwegian Institute of International Affairs (NUPI) pada 7 Juni 2018 silam.

Dilansir dari Kompas.com, sejak pukul 09.00, peserta kuliah umum sudah berdatangan.

Baca Juga: Sekarang Tinggah di Hunian Super Mewah, Ayu Ting Ting Justru Idamkan Punya Rumah Sederhana, Begini Penampakannya

Kuliah umum dibuka oleh Kepala Komunikasi NUPI Asmund Weltzien dengan memaparkan fakta panjangnya garis pantai di Indonesia yang berada di posisi kedua di dunia.

Ada sekitar 100 juta rakyat Indonesia yang hidup di sepanjang garis pantai itu.

Sebelum Susi Pudjiastuti menyampaikan kuliah umum, Direktur Kebijakan Kementerian Perikanan Norwegia Gunnar Stolvik tampil dan menggarisbawahi upaya bersama Norwegia dan Indonesia dalam urusan perikanan dan perlawanan terhadap illegal fishing.

Baca Juga: Berani Selundupkan Harley Davidson Pakai Fasilitas Negara, Kebiasaan Ari Askhara Dibongkar Tetangga, Anak Pensiunan Pertamina yang Kerap Berikan Dana Sumbangan Kegiatan Desa

Bicara tanpa teks

Susi Pudjiastuti kemudian tampil menyampaikan kuliah umum tanpa teks selama sekitar satu jam dengan topik "Three Pillars of Fisheries Resources Management: Sovereignty, Sustanability dan Prosperity."

Seluruh peserta menyimak dengan antusias pemaparan yang dibantu tampilan di layar berisi data dan gambar pendukung. Ada beberapa peserta yang membawa anak balitanya karena tidak ingin kehilangan kesempatan bertemu Susi Pudjiastuti.

Susi Pudjiastuti memaparkan awal perjalanannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang tidak mudah.

Baca Juga: Bolak-balik Kepergok Jalan Bareng Ariel Noah dan Mike Lewis, Artis Cantik Ini Selalu Mengelak: Semua yang Ku Bisa Hanya Duduk dan Tertawa

Namun, karena mendapat tugas Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dan menjadikan laut sebagai masa depan Indonesia, Susi Pudjiastuti mencoba mewujudkannya dengan menyelesaikan masalah yang menjadi penghambat.

"Laut Indonesia sangat subur. Namun, karena pencurian ikan, penangkapan ikan tanpa pelaporan dan penangkapan ikan tanpa aturan membuat kesuburan itu hilang," ujar Susi Pudjiastuti kala itu.

Susi Pudjiastuti lantas menjelaskan langkahnya membenahi pencurian ikan itu dengan menetapkan aturan sesuai undang-undang dengan penenggelaman kapal-kapal ilegal di perairan Indonesia.

Baca Juga: Sering Temukan Ular Bersemayam di Dalam Rumah, Ini Tips Ampuh Untuk Mencegahnya, Salah Satunya Pasang Keset Ijuk

Ditentang di dalam

Meskipun mendapat tentangan dari sejumlah pihak bahkan dari beberapa orang di dalam pemerintahan, Kementerian Kelautan dan Perikanan tetap konsisten, tanpa pandang bulu dan tanpa kompromi dalam menegakkan aturan.

Dampaknya cukup terasa dengan peningkatan stok ikan tahun 2015 di angka 6,5 juta ton menjadi 12,5 juta ton di tahun 2016 .

"Tahun 2017, minimal angkanya 13 juta ton," ujar Susi Pudjiastuti.

Baca Juga: Pundi-pundi Kekayaannya Jauh Melampaui Raja Salman, Beginilah Cara Sultan Brunei Menghambur-hamburkan Uang, Beli Bunga Mawar Hampir 1 Miliar untuk Menghias Rumah, Padahal Hanya Dilihat Sekitar Setengah Jam

Perbaikan kondisi dengan penegakan hukum yang terkenal dengan ungkapan 'tenggelamkan' ini membuat para nelayan mudah mendapat ikan. Sejumlah jenis ikan yang beberapa tahun tidak dijumpai nelayan muncul lagi dan ukurannya besar.

Namun, sekali lagi, karena upaya keras Kementerian Kelautan dan Perikanan bersinggungan dan mengganggu kepentingan sejumlah pihak, upaya perbaikan yang terlihat dari data ini kerap diragukan.

Perlawanan terhadap kebijakan pelarangan kapal-kapal asing beroperasi di perairan Indonesia dan penenggelaman kapal yang melakukan IUUF terus dilakukan pihak-pihak yang terganggu.

Baca Juga: Lebih Miris dari Kasus Kopi Sianida Jessica Kumala Wongso, Inilah Skandal Racun Thallium, Tersangka Utama Tak Pernah Dituntut Karena Koneksi Politik Keluarganya

Apresiasi dukungan

Untuk itu, Susi Pudjiastuti mengapresiasi dukungan berbagai pihak termasuk Uni Eropa dan FAO untuk upaya perlawanan terhadap IUUF ini.

"Di Eropa atau Norwegia, illegal fishing mungkin hanya terkait dengan ikan. Di perairan Indonesia, hal itu bisa sekaligus menjadi pintu masuk bagi kejahatan transnasional," ujar Susi Pudjiastuti.

Susi Pudjiastuti memberi contoh, aparatnya pernah menangkap kapal ikan yang melakukan pelanggaran. Di dalam kapal itu, ditemukan hewan hidup dalam jumlah yang banyak seperti monyet, kakatua, cendrawasih, buaya dan kura-kura.

Baca Juga: Kecantikannya Bikin Pangling Meski Sudah Berumur, Inilah Potret Maryati Tohir, Pemeran Munaroh di Serial Si Doel Anak Sekolahan

"Tidak tertutup kemungkinan peredaran obat-obatan terlarang seperti narkoba menggunakan jalur illegal fishing ini. Pasarnya jelas, Indonesia ada sekitar 5 juta pengguna dan pecandu narkoba," ujar Susi Pudjiastuti.

Dukungan kepada Susi Pudjiastuti diberikan para peserta yang terungkap dalam tanya jawab dengan peserta kiliah umum. Begitu kuliah umum berakhir, sambutan meriah berupa tepuk tangan dan antrean orang menyalami Susi Pudjiastuti terjadi.

Selain beberapa pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan, hadir dalam kuliah umum ini Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Todung Mulya Lubis.

Baca Juga: Punya Alutsista Super Lengkap, Rangking Kekuatan Militer Israel Nyatanya Tetap Berada di Bawah Indonesia, Mengapa Demikian?

Todung menyebut, kuliah umum Susi Pudjiastuti di NUPI merupakan kuliah umum perdana pejabat Indonesia. Menurut Todung, tidak sembarang orang atau pejabat diminta memberi kuliah umum di NUPI.

Di antara sejumlah peserta dari berbagai negara, tampak hadir Duta Besar Thailand untuk Norwegia.

Thailand adalah salah satu negara yang terdampak industri perikanannya karena penegakan hukum di Indonesia khususnya di lautan. (Wisnu Nugroho)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menteri Susi Beri Kuliah Umum Tanpa Teks di Norwegia dan Disambut Meriah"

(*)