Find Us On Social Media :

Ditulis Pada Tahun 1912, Artikel di Koran Ini Kini Bagai Ramalan yang Jadi Kenyataan, Nasib Bumi di Jelaskan Secara Gamblang

Ramalan tentang kondisi bumi

Gridhot.ID - Ramalan memang menjadi hal yang menarik untuk diperbincangan.

Tulisan tentang ramalan biasanya akan menjadi patokan apa yang terjadi beberapa masa ke depan.

Ramalan biasanya datang dari hal-hal mistik atau paranormal sehingga banyak orang merasa hal tersebut hanyalah bualan belaka.

Baca Juga: Dibocorkan IPW, 2 Penyerang Novel Baswedan Anggota Brimob, Pelaku Siram Air Keras dengan Alasan Ini

Lalu bagaimana jika ramalan dituliskan secara ilmiah hingga semuanya benar terjadi sesuai kajian yang dijelaskan?

106 tahun yang lalu di Selandia Baru, pada minggu ini, sedang hangat-hangatnya perbincangan tentang masa depan Bumi ini.

Perbincangan tentang masa depan Bumi disebabkan sebuah artikel yang diterbitkan sebuah koran pada masa itu.

Baca Juga: Berjas Putih Ucapkan Terimakasih, Menhan Prabowo Subianto Apresiasi Kerja Keras Tentara Filipina Bebaskan 2 Sandera, Atas Nama Rakyat Indonesia Sampaikan Belasungkawa

Lebih tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1912, sebuah koran bernama Rodney and Otamatea Times, Waitemata and Kaipara Gazette dalam rubrik “science notes and news” mewartakan ramalan yang benar-benar terjadi saat ini.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (17/08/2018), sebuah artikel yang berjudul "Coal Consumption Affecting Climate" (Konsumsi Batu Bara Memengaruhi Iklim) memperingatkan bahwa atmosfer Bumi akan berubah karena pembakaran miliaran ton batu bara dan akan menambah lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer setiap tahunnya.

"Tungku-tungku dunia sekarang membakar sekitar 2.000.000.000 ton batu bara per tahun. Ketika ini dibakar, menyatu dengan oksigen, ia menambahkan sekitar 7.000.000.000 ton karbon dioksida ke atmosfer setiap tahun," ungkap artikel tersebut.

Baca Juga: Segera Menghirup Udara Bebas, Ahmad Dhani Ternyata Ingin Habiskan Malam Pergantian Tahun di Kediaman Prabowo Subianto, Seorang Rekan Singgung Soal Pesan Khusus Sang Musisi untuk Khalayak, Apa Itu?

Gagasan tentang pengaruh batu bara terhadap atmosfer bumi sebenarnya sudah menjadi isu yang penting pada beberapa dekade terakhir dari 1912.

Ditelusuri oleh New York Times, diskusi-diskusi ilmiah yang membahas tentang dampak dari pembakaran batu bara sebenarnya sudah ada sejak 1850.

Meski sudah lebih dari satu abad, kondisi saat ini tidak menyajikan banyak perubahan.

Baca Juga: Minta Mundur dari Pendidikan Militer, 3 Pemuda Papua Akui Tak Senang Pakai Seragam Loreng, Begini Penjelasan TNI

Pada tahun 2016 saja, dunia sudah mengonsumsi lebih dari 5,3 miliar metrik ton batu bara.

Konsentrasi karbon dioksida terhadap atmosfer bumi saat ini juga sudah berada di atas 441ppm, tingkat tertinggi setidaknya dalam 800.000 tahun.

Tingginya konsentrasi polusi udara dapat membahayakan manusia.

Baca Juga: Anteng Sembunyi di Tubuh Polri, 2 Anggota Penyerang Novel Baswedan Rupanya Berpangkat Brigadir, Pantas Kapolri Idham Aziz Sampai Kalang Kabut Hingga Minta Bantuan Australia Agar Kasusnya Dikebut

Panas yang terperangkap juga dapat menyebabkan kebakaran dan meningkatnya tinggi permukaan laut.

Beberapa penelitian bahkan mengatakan bahwa suhu yang memanas dapat memperlambat kinerja otak.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Wah, Ramalan Surat Kabar Tahun 1912 tentang Nasib Bumi Saat Ini Terbukti!

(*)