Find Us On Social Media :

Kumandangkan Perang Suci, Iran Akan Balas Kematian Syuhada Jenderal Soleimani, Berjanji Rubah Kegembiraan Zionis dan Amerika Jadi Ratapan yang Akan Disesali, Mungkinkah Perang Dunia III Terjadi?

Qasem Soleimani dan Donald Trump.

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Amerika Serikat (AS) melalui Pentagon mengumumkan, jenderal top Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan "atas arahan presiden".

Soleimani, komandan Pasukan Quds yang merupakan cabang Garda Revolusi, tewas dalam serangan rudal di bandara Baghdad, Irak.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohamed Javad Zarif, menyebut langkah itu "berbahaya dan berpotensi menyulut eskalasi konyol".

Baca Juga: Donald Trump Kegirangan Amerika Bunuh Jenderal Qasem Soleimani, Jika Perang Dunia III Benar-benar Terjadi, Negeri Paman Sam Bisa Kalah Telak dari Iran Cuma Karena Hal Ini

"Atas arahan presiden, militer AS menggunakan tindakan penting dengan membunuh Qasem Soleimani, Kepala Pasukan Quds," ujar Pentagon.

Dilansir AFP dan BBC Jumat (3/1/2020), langkah itu diambil guna mencegah rencana serangan Teheran di masa mendatang.

Pentagon menyatakan, perwira berpangkat Mayor Jenderal itu secara aktif merencanakan serangan terhadap diplomat maupun militer AS di Timur Tengah.

Baca Juga: Sekarang Tiongkok Mulai Caplok Wilayah Perairan Natuna Milik Indonesia, Siapa Sangka Negeri Tirai Bambu Pernah Dijak Geger Amerika, 2 Pesawat Pembom Nuklir Gentayangan di Langit Laut Cina Selatan

"Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS maupun koalisi, serta ribuan orang yang terluka," jelas Pentagon.

Washington menjelaskan, perwira tinggi berusia 62 tahun itu mendalangi serangan terhadap markas mereka di Irak.

Baca Juga: Kisahnya Tak Diperhitungkan, Militer Malaysia Selamatkan 70 Tentara Amerika dalam Tragedi Mencekam 'Black Hawk Down', Selesaikan Misi Sulit dengan Taruhan Nyawa

Termasuk, serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS di wilayah Kirkuk pada Jumat pekan lalu (27/12/2019).

"Amerika Serikat akan terus melanjutkan segala tindakan untuk melindungi warga dan kepentingan kami di mana pun mereka berada," tegas Pentagon.

Sementara Presiden Donald Trump merilis gambar bendera AS dalam kicauannya di Twitter menyusul kematian komandan top Iran itu.

Baca Juga: Kisahnya Tak Diperhitungkan, Militer Malaysia Selamatkan 70 Tentara Amerika dalam Tragedi Mencekam 'Black Hawk Down', Selesaikan Misi Sulit dengan Taruhan Nyawa

Militer Irak menyatakan, Bandara Internasional Baghdad dicecar dengan serangkaian rudal tepat pada Jumat tengah malam.

Sumber keamanan menerangkan, serangan itu menargetkan konvoi paramiliter Hashed al-Shaabi, dengan delapan orang tewas, termasuk Soleimani.

Selain Soleimani, Hashed al-Shaabi mengonfirmasi bahwa pemimpin mereka, Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas, dengan serangan dilakukan helikopter AS.

Baca Juga: Ketangguhannya di Film Hollywood Seakan Tak Terbukti, Prajurit Amerika Serikat dan CIA ternyata Babak Belur Lawan Al Qaeda, Lusinan Agen Tewas Hingga Ribuan Pasukan Gugur Semasa Peperangan di Afghanistan

Serangan itu terjadi tiga hari setelah massa yang merupakan pendukung Hashed menyerbut Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Aksi protes berujung kerusuhan tersebut terjadi setelah Pentagon menggelar serangan udara yang menewaskan 25 orang anggota Hashed.

Serangan yang terjadi Minggu (29/12/2019) itu disebut Washington merupakan balasan atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil itu.

Usai serangan mematikan AS tersebut, media sosial twitter ramai dibicarakan perihal World War 3 alias Perang Dunia Ketiga pada Jumat (3/1/2020).

Baca Juga: Disepelekan Karena Baru Merdeka Kemarin Sore, Indonesia Langsung Ditakuti Australia dan Amerika Serikat, Pengumuman Soekarno untuk Tes Bom Nuklir Buat Tetangga Ketar-ketir: Sudah Takdir

 

Usai serangan mematikan AS tersebut, media sosial twitter ramai dibicarakan perihal World War 3 alias Perang Dunia III pada Jumat (3/1/2020).

Dikutip GridHot.ID dari Antara, Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami menyatakan bahwa Iran akan mengambil langkah pembalasan atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Elit Quds, pada Jumat pagi, demikian dilansir Kantor Berita IRNA.

“Balas dendam yang menghantam akan kami lakukan untuk pembunuhan tidak adil terhadap Soleimani… Kami akan membalas semua yang terlibat dan bertanggung jawab atas pembunuhan itu,” ujar Hatami.

Presiden Iran Hassan Rouhani dan Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei sama-sama memberikan respons senada atas kematian Soleimani akibat serangan roket oleh pasukan AS di Bandara Internasional Baghdad.

Baca Juga: Disepelekan Karena Baru Merdeka Kemarin Sore, Indonesia Langsung Ditakuti Australia dan Amerika Serikat, Pengumuman Soekarno untuk Tes Bom Nuklir Buat Tetangga Ketar-ketir: Sudah Takdir

Keduanya menyebut bahwa Iran akan lebih bertentangan lagi dengan AS.

"Kematian syahid Soleimani akan membuat Iran menjadi lebih tegas menentang ekspansionisme AS serta membela nilai-nilai Islam. Tanpa keraguan, Iran dan negara-negara lain yang mencari kemerdekaan di kawasan akan mengambil jalan pembalasan," kata Rouhani.

Sementara Khamenei menyatakan, "Semua musuh harus sadar bahwa perlawanan jihad akan berlanjut dengan motivasi yang berlipat ganda, dan kemenangan yang nyata tengah menanti para pejuang dalam perang suci."

Ia menyerukan hari berkabung nasional selama tiga hari.

Baca Juga: Para Prajurit Harus Percaya dengan Pesawatnya, Jet Tempur F-35 Andalan Amerika Serikat Ini Pernah Jadi Barang Mematikan Bagi Para Pengemudinya, Pilot yang Pingsan Kini Bisa Selamat

Tak hanya itu, Garda Revolusi Iran dan pasukan-pasukan anti-Amerika Serikat di seluruh dunia Muslim akan membalas pembunuhan pemimpin Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, kata juru bicara Garda kepada televisi nasional Iran, Jumat (3/1/2020).

"Garda Revolusi, bangsa Iran yang bijaksana dan front perlawanan di dunia Muslim yang membentang luas akan membalas tumpahnya darah syuhada ini (Soleimani)," kata juru bicara Garda, Ramezan Sharif kepada stasiun televisi itu.

"Kegembiraan Zionis dan Amerika dalam waktu dekat akan berubah menjadi ratapan," katanya.

Baca Juga: Kecewa F-117 Miliknya Kurang Siluman Gara-gara Masih Terdeteksi, Amerika Serikat Kini Garap Pesawat yang Benar-benar Bisa Menghilang, Radar Secanggih Apapun Tak Akan Mempan

Iran kerap mengacu negara-negara dan pasukan di kawasan yang menentang Israel dan Amerika Serikat sebagai "front perlawanan".

(*)