Find Us On Social Media :

Prabowo Subianto Bikin Gerah Susi Pudjiastuti, Lembeknya Sikap Sang Menhan Munculkan Sentilan dari Mantan Menteri: Bedakan Pencuri Ikan dengan Persahabatan

Prabowo Subianto ingin selesaikan masalah Natuna secara damai ke China

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega 

Gridhot.ID - Kementerian Luar Negeri China membantah kapal-kapalnya telah memasuki wilayah perairan Indonesia.

Lantaran hal itu, TNI melaksanakan pengendalian operasi siaga tempur terkait adanya pelanggaraan di wilayah perairan Natuna Utara.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono pun akan memimpin operasi itu.

Baca Juga: Kapal China Bikin Jengkel Indonesia, Nyelonong Masuk Perairan Natuna, Kemenlu Sampai Layangkan Protes dan Panggil Dubes Tiongkok

Yudo mengatakan, operasi siaga tempur dilaksanakan oleh Koarmada1 dan Koopsau 1.

Operasi siaga tempur menggunakan alat utama sistem senjata (Alutsista) yang sudah tergelar yaitu 3 Kapal Republik Indonesia (KRI), 1 pesawat intai maritim, dan 1 pesawat Boeing TNI AU.

Sedangkan dua KRI masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna hari ini.

Baca Juga: Diganjar Karma Usai Nekat Nyolong Ikan di Natuna dan Pakai Bendera Malaysia, Kapal Vietnam Justru Terbakar di Perairan Indonesia, KRI Tjiptadi-381 Berhasil Selamatkan ABK

"Operasi ini digelar untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara," kata Yudo dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1/2020).

 

Sementara melansir dari siaran Kompas TV, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun angkat suara.

Menanggapi memanasnya kondisi di Perairan Natuna terkait intervensi China, tidak ada yang terganggu termasuk investasi dari Negara Tiongkok.

Baca Juga: Muka Dua Berani Pakai Bendera Malaysia, Kapal Vietnam Nekat Nyolong Ikan di Natuna, Bebas Berkeliaran di Perairan Indonesia Usai Susi Pudjiastuti Tak Lagi Jadi Menteri Kelautan

Saat ditanya mengenai adanya penambahan personel TNI atau tidak, Prabowo menjawab "kita cool aja, santai."

Namun, soal adanya tiga kapal asing asal Vietnam di Natuna, pihaknya masih membahas untuk mencari suatu solusi dengan kementerian lain.

Termasuk berkoordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Sadar Natuna Bakal Terus Jadi Rebutan dengan China, Indonesia Sudah Berencana Borong Sukhoi Rusia Sejak 3 Tahun Lalu, Siap Senggol Tiongkok Jika Berani Main-main

"Ya saya rasa harus kita selesaikan dengan baik. Bagaimana pun China adalah negara sahabat," ucapnya.

Di sisi lain, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan reaksi atas persoalan yang terjadi di Perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Melalui cuitannya di Twitter, Susi mengingatkan bahwa Indonesia harus membedakan urusan persahabatan antar negara dengan kasus pencurian ikan.

Baca Juga: Tersembunyi di Kepulauan Natuna, Ini Penampakan Taj Mahal-nya Indonesia, Masjid Agung yang Akan Selalu Menyambut Warga Baru Tiap Salat Jumat

"Bedakan Pencurian ikan dengan persahabatan antar negara," tulis Susi dalam akun @susipudjiastuti.

Ia juga mengungkapkan bahwa penangkapan ikan secara illegal merupakan kejahatan lintas negara.

"Persahabatan antar negara tidak boleh melindungi pelaku pencurian ikan & penegakan hukum atas pelaku Illegal Unreported Unregulated Fishing. Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi pelaku IUUF. Karena IUUF adalah crime/kejahatan lintas negara," lanjut Susi.

Baca Juga: Laut Natuna Membara, KRI Tjiptadi Dipepet dari Lambung Kiri, Kapal Coast Guard China Lindungi Ini, Padahal Jelas-jelas Mencuri

 

Kicauan Susi merupakan reaksi atas pernyataan Prabowo yang mengatakan akan mencari solusi yang baik karena China merupakan negara sahabat Indonesia.

Susi mengingatkan bahwa penting bagi Indonesia untuk menjaga iklim investasi, namun ia berharap sikap ini tidak melemahkan penegakan hukum bagi aksi pencurian ikan.

"Kita jaga persahabatan antar bangsa. Kita undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber saya perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik & benar. Hubungan baik antar negara adalah karena saling menghormati," ujar Susi.

(*)