Find Us On Social Media :

Meski Lahir di Keluarga Seniman Besar, Ria Irawan Tetap Tapaki Sendiri Sedikit Demi Sedikit Kesuksesannya, Rekam Jejaknya Semasa Hidup Buktikan Sang Artis Bukanlah Sosok Sembarangan

Ria Irawan

Baca Juga: Cicak Jatuh Tepat di Kakinya, Sule Seolah Dapat Pertanda Sebelum Lina Meninggal Dunia, Ayah Rizky Febian Sampai Dibuat Merinding dan Gelisah Tak Jelas

Karena besar di lingkungan film, bahkan ayahnya memiliki perusahaan film Agora, Ria tertarik dengan dunia perfilman sejak masih kecil.

Pada usia empat tahun, Ria telah menjadi figuran dalam film Sopir Taxi (1973), yang dibintangi Bambang Hermanto dan Dien Novita.

Kemudian Ria mendapat lagi peran sebagai figuran dalam film Belas Kasih, kali ini figuran dengan dialog.

Setelah itu, Ria juga bermain dalam film Fajar Menyingsing (1975) bersama Erwin Gutawa, Chicha (1976) bersama Chicha Koeswoyo yang kala itu sedang tenar, Siulan Rahasia (1977), Istriku Sayang Istriku Malang (1977), Nakalnya Anak-Anak (1980) hingga aktingnya yang membuat banyak orang terpikat pada film Kembang Kertas (1984).

Baca Juga: Langsung Terjun ke Laut saat Dengar Teriakan Minta Tolong, 3 Taruna Akmil Asli Papua Berjibaku dengan Arus dan Angin Kencang Demi Selamatkan Penumpang Perahu Karam, Aksi Heroik Mereka Dapat Apresiasi dari Instansinya

Berkat perannya di film Bila Saatnya Tiba (1985), Ria meraih nominasi Festival Film Indonesia 1986 sebagai Aktris Pendukung Terbaik.

Ria berhasil memenangkan Piala Citra lewat film yang juga dibintangi oleh Mathias Muchus dan Meriam Bellina, yakni Selamat Tinggal Jeanette (1987) sebagai Pemeran pendukung wanita Terbaik di FFI 1988.

Di Festival Film Indonesia 2006 dirinya kembali mendapat nominasi Aktris Pendukung Terbaik lewat film Berbagi Suami (2006).

Tarik Suara

Baca Juga: Prabowo Subianto Bikin Gerah Susi Pudjiastuti, Lembeknya Sikap Sang Menhan Munculkan Sentilan dari Mantan Menteri: Bedakan Pencuri Ikan dengan Persahabatan

Ria juga merambah dunia tarik suara.