Rusia sudah menyetujui adanya OBOR, tapi halangan terbesar datang dari negara raksasa Amerika Serikat (AS).
AS yang tak suka hegemoninya diganggu oleh China langsung mengerahkan upayanya membendung China dengan memanfaatkan sekutunya di Asia macam Filipina, Jepang, dan Korea Selatan hingga Australia untuk melawan China.
Armada Ketujuh US Navy pun langsung wara-wiri di Laut Cina Selatan (LCS) sebagai penanda bahwa AL China (People's Liberation Army Navy/PLA Navy) tak boleh sembarangan asal klaim.
Menghadapi semua itu, PLA Navy tentu sudah punya persiapan yang mumpuni.
PLA Navy membangun kekuatan angkatan lautnya yang berkonsep Blue Water Navy dengan maksud menyaingi armada AL AS.
Bahkan, hanya dalam satu tahun galangan kapal China dapat meluncurkan 28 kapal perang dari kelas Korvet sampai Destroyer.
Angka yang terbilang besar untuk ukuran pembuatan kapal perang di kelas tersebut.