GridHot.ID - Belakangan ini, pemberitaan media dipenuhi dengan aksi kapal China yang nyelonong ke perairan Natuna.
Tindakan angkuh negeri Tirai Bambu yang ingin mendapat julukan penguasa lautan baru itu tentu saja menuai reaksi keras dari Indonesia.
Mengutip The Guardian, Senin (6/1/2020), memang sedari tahun 1980, militer China membangun angkatan perang secara besar-besaran.
Hal itu dilakukan China demi terjaminnya kejayaan jalur perdagangan sutra modern yang dijuluki proyek OBOR (One Belt One Road).
Proyek OBOR nantinya akan menghubungkan jalur dari Shanghai sampai ke Hamburg, Jerman, sejauh 8.050 km.
Sebagaimana diketahui, pendapatan terbesar China berasal dari ekspor, sehingga proyek OBOR senilai Rp 131 triliun dijadikan prioritas utama oleh mereka.
Baca Juga: Kalahkan Malaysia, Indonesia Ternyata Punya Ekonomi Lebih Kuat, Salah Satunya Karena 'Senjata' Ini
Namun demikian, proyek OBOR bukan tanpa hambatan.
Rusia sudah menyetujui adanya OBOR, tapi halangan terbesar datang dari negara raksasa Amerika Serikat (AS).
AS yang tak suka hegemoninya diganggu oleh China langsung mengerahkan upayanya membendung China dengan memanfaatkan sekutunya di Asia macam Filipina, Jepang, dan Korea Selatan hingga Australia untuk melawan China.
Armada Ketujuh US Navy pun langsung wara-wiri di Laut Cina Selatan (LCS) sebagai penanda bahwa AL China (People's Liberation Army Navy/PLA Navy) tak boleh sembarangan asal klaim.
Menghadapi semua itu, PLA Navy tentu sudah punya persiapan yang mumpuni.
PLA Navy membangun kekuatan angkatan lautnya yang berkonsep Blue Water Navy dengan maksud menyaingi armada AL AS.
Bahkan, hanya dalam satu tahun galangan kapal China dapat meluncurkan 28 kapal perang dari kelas Korvet sampai Destroyer.
Angka yang terbilang besar untuk ukuran pembuatan kapal perang di kelas tersebut.
Mengutip Janes, berikut peta kekuatan PLA Navy yang hendak menyaingi AL AS.
Landing Helicopter Docks (LHD)
Type 075 - 1 fitting out, 1 under construction
Amphibious Transport Docks (LPD)
Type 071 (NATO designation Yuzhao-class) - 6 in active service, 2 under construction
Landing Ship, Tank (LST)
Type 072A (NATO designation Yuting III-class) - 15 in active service.
Type 072III (NATO designation Yuting II-class) - 10 in active service.
Type 072II (NATO designation Yuting-class) - 4 in active service.
Type 072 (NATO designation Yukan-class) - 3 in active service.
Landing Ship, Medium (LSM)
Type 073 (NATO designation Yudao, Yudeng and Yunshu-class) - 13 in active service.
Type 074A (NATO designation Yubei-class) - 6 in active service.
Type 074 (NATO designation Yuhai-class) - 12 in active service.
Untuk kapal Destroyer PLA Navy amat mengandalkan Luyang Class
Type 055 destroyer (NATO designation Renhai-class) 5 under construction, 1 in service
Type 052D destroyer (NATO designation Luyang III-class) - 12 in active service, 1 in sea trials. 11 under construction.
Type 051C destroyer (NATO designation Luzhou-class) - 2 in active service.
Type 052C destroyer (NATO designation Luyang II-class) - 6 in active service.
Type 052B destroyer (NATO designation Luyang I-class) - 2 in active service.
Project 956E/956EM destroyer (NATO designation Sovremenny-class) - 4 in active service.
Type 051B destroyer (NATO designation Luhai-class) - 1 in active service.
Type 052 destroyer (NATO designation Luhu-class) - 2 in active service.
Untuk jenis Frigate yang diduga ikut andil di Natuna Utara
Type 054A frigate (NATO designation Jiangkai II-class) - 30 in active service
Type 054 frigate (NATO designation Jiangkai I-class) - 2 in active service
Type 053H3 frigate (NATO designation Jiangwei II-class) - 8 in active service.
Type 053 frigate (NATO designation Jianghu-class) - 9 in active service.
Untuk jenis Korvet PLA Navy tidak terlalu jor-joran.
Type 056 corvette (NATO designation Jiangdao-class) - 42 in active service. 2 more on sea trials. At least 50 planned.
Untuk kapal sekelas KCR TNI AL, PLA Navy punya lumayan banyak
Type 22 missile boat (NATO designation Houbei-class) - 83 in active service.
Type 037II missile boat (NATO designation Houjian-class) - 6 in active service.
Type 037IG missile boat (NATO designation Houxin-class) - 20 in active service.
Type 037I submarine chaser (NATO designation Haiqing-class) - 27 in active service.
Type 037 submarine chaser (NATO designation Hainan-class) - 67 in active service.
Type 062I gunboat (NATO designation Shanghai III-class) - 17 in active service.
Kapal Penyapu Ranjau
Type 081 mine countermeasure vessel (NATO designation Wochi-class) - 10 in active service.
Type 082II mine countermeasure vessel (NATO designation Wozang-class) - 2 in active service.
Type 082 mine countermeasure vessel (NATO designation Wosao-class) - 17 in active service.
Kapal Bantu Cair Minyak (BCM)/Replenishment
Type 901 fast combat support ship (NATO designation) - 2 in active service
Type 903 replenishment ship (NATO designation Fuchi-class) - 8 in active service.
Type 904 general stores issue ship (NATO designation Dayun-class) - 6 in active service.
Type 908 replenishment ship (NATO designation Fusu-class) - 1 in active service.
Type 905 replenishment ship (NATO designation Fuqing-class) - 2 in active service.
Itu belum termasuk kapal mata-mata, oceanographic dan lain-lain (non-kombatan) yang jumlahnya hampir tiga digit. (Seto Aji/Sosok.ID)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul "Pantas Berani Klaim Sana-Sini, PLA Navy China Rupanya Punya Banyak Kapal Perang Jenis Destroyer"
(*)