Find Us On Social Media :

Nasibnya Berakhir Tragis Persis Seperti Lady Diana, Putri Bangsawan Sunda Ini Harus Gugur Gara-gara Dihina Panglima Kerajaan Majapahit, Sosoknya Tewas di Tanah Lapang Bubat

Putri bangsawan Sunda

Gridhot.ID - Publik dunia pasti masih teringat dengan peristiwa tragis Lady Diana.

Hidup sebagai putri bangsawan ternyata tak berbanding lurus dengan kebahagiaan Diana.

Diana terbunuh dalam kecelakaan mobil di terowongan Pont de l'Alma di Paris pada 31 Agustus 1997 saat masih berumur 36 tahun.

Baca Juga: Dengan Mata Kepalanya Sendiri Terpaksa Tonton 100 Jam Video Asusila Reynhard Sinaga, Detektif Pembongkar Kasus Predator Setan di Inggris Ini Sampai Batal Pensiun

Kecelakaan itu dianggap sebagai akhir tragis kehidupan Putri Diana setelah rangkaian konflik perselingkuhan suaminya dan kontroversi menyelimuti kehidupannya.

Tak hanya Putri Diana, putri cantik dan disayangi banyak orang yang memiliki nasib tragis pada akhir hidupnya.

Ada beberapa putri cantik bangsawan yang memiliki nasib tragis serupa dengan Dutri Diana, di antaranya:

Baca Juga: Meski Mengaku Gay, Seorang Dokter Menduga Reynhard Sinaga Sebenarnya Juga Tertarik Pada Perempuan, Ini Alasannya

1. Cleopatra, Ratu Mesir

Pada saat Roma meningkatkan kontrol atas kerajaan Mesir yang kaya, Cleopatra berusaha untuk memajukan tujuan politiknya dengan memenangkan hati Julius Caesar.

Cleopatra yang cantik dan menawan berhasil memikat pemimpin Romawi yang kuat tersebut dan dia setuju untuk membantu dalam perang sipil Mesir atas nama Cleopatra.

Baca Juga: Ramalan Wirang Birawa Sampai ke Telinga Bu Risma, Walikota Surabaya Kaget Prediksi sang Paranormal Cocok dengan BMKG, Langsung Lakukan Ini Demi Selamatkan Daerahnya

Pada bulan Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan seorang putra yang dia klaim sebagai anak Caesar yang kemudian dia beri nama Caesarion (Kaisar Kecil).

Setelah Caesar kembali ke Roma, Cleopatra dan Caesarion hidup secara diam-diam di vila milik Caesar di luar ibu kota.

Setelah Caesar terbunuh, pewaris terpilih, Mark Antony mengambil alih administrasi dari provinsi timur Kekaisaran Romawi dan dia memanggil Cleopatra untuk tuduhan bahwa Cleopatra telah membantu musuh-musuhnya.

Baca Juga: Ramalan Wirang Birawa Sampai ke Telinga Bu Risma, Walikota Surabaya Kaget Prediksi sang Paranormal Cocok dengan BMKG, Langsung Lakukan Ini Demi Selamatkan Daerahnya

Cleopatra berusaha merayu Antony dan mereka kembali ke Alexandria untuk menghabiskan musim dingin dengan pesta pora.

Saat mereka berpisah, Cleopatra telah melahirkan anak kembar dan menurut propaganda Octavia, mereka kemudian menikah yang juga melanggar hukum Romawi yang melarang orang Roma menikahi orang asing.

Setelah mengalami kekalahan dalam perang melawan Octavia, Cleopatra berlindung di mausoleum dan Antony mengatakan Cleopatra mati dengan menusuk dirinya sendiri dengan pedangnya.

Baca Juga: Ajak Kekasihnya Bercinta Berkali-kali, Seorang Pria di Bengkulu Langsung Bunuh Pacarnya yang Sedang Kelelahan dengan Parang, Cemburu Berat Butakan Hati Pelaku

Alih-alih jatuh di bawah kekuasaan Octavia, Cleopatra lebih memilih untuk bunuh diri pada 12 Agustus 30 SM, mungkin dengan bisa ular Mesir.

2. Mary of Waltham

Sejak lahir, Mary, putri dari Raja Edward III menghabiskan hidupnya untu mempersiapkan pernikahan dan membuat aliansi yang akan memperkuat kekuatan ayahnya.

Baca Juga: Ratusan Pesan Internal Bocor, Boeing 737 Max Sesungguhnya Tidak Aman untuk Diterbangkan, Karyawan Sampai Terheran-heran Mengapa Pesawat Bobrok Bisa Lulus Pemeriksaan

Saat usianya akan menginjak 16 tahun, dia akan menikah dengan calon suaminya, John yang akan berusia 21 tahun.

Pernikahan mereka diadakan di Woodstock Palace, benteng kekuasaan kerajaan di abad pertengahan.

Gaun pengantin Mary sangat indah dengan dua jenis kain emas, bulu putih ermine dan gaun itu benar-benar membuatnya cantik berkilau.

Baca Juga: Diam-diam, Amerika Punya Target Lain untuk Dieksekusi, Pembunuhan Qasem Soleimani Sudah Buat Ketar-ketir Satu Bumi, Paman Sam Malah Incar Komandan Iran Lainnya

Mary of Walthman menjadi Duchess of Brittany dan untuk sementara suami barunya mesih harus berjuang untuk gelarnya agar semuanya berbalik menguntungkan.

Hanya beberapa minggu setelah pernikahannya, Mary menderita penyakit yang digambarkan sebagai penyakit lethargic (lemas).

Dia meninggal saat berusia 16 tahun dan dimakamkan di Abingon.

Baca Juga: Diam-diam, Amerika Punya Target Lain untuk Dieksekusi, Pembunuhan Qasem Soleimani Sudah Buat Ketar-ketir Satu Bumi, Paman Sam Malah Incar Komandan Iran Lainnya

3. Ines de Castro

Ines de Castro adalah putri dari Pedro Fernandes de Castro yang tangguh dan cucu tidak sah dari Raja Sancho IV dari Kastilia.

Dia menantikan Putri Constanca dari Portugal untuk menikahi Pangeran Pedro, pewaris tahta Portugis pada tahun 1340.

Baca Juga: Mengenang Masa-masa di OVJ, Andre Taulany Ternyata Pernah Bikin Azis Gagap Marah Besar, Sule Bongkar Penyebabnya

Namun, dengan cepat Pangeran Pedro justru jatuh cinta pada wanita bangsawan itu.

Meskipun Pedro menikah dengan Constanca, dia mengabaikan istrinya yang sah dan memfokuskan perhatiannya pada Ines.

Ketika Constanca meninggal pada tahun 1349, Pedro mencoba membuat Ines menjadi ratu yang sah - mereka sudah memiliki tiga anak bersama - tetapi ayah Pedro tidak setuju.

Baca Juga: Berawal dari Cekcok dengan Istri, Seorang Pria Putuskan Nikahi Anak Perempuannya Sendiri, Nahas, Hubungan Sedarah Itu Berujung Tragis, Semuanya Tewas dengan Cara Memprihatinkan

Dia mengusir Ines dan akhirnya membunuhnya ketika jarak geografis tidak bisa menjauhkan Pedro dari Ines.

Tindakan itu memicu perang saudara antara ayah dan anak dan, ketika yang terakhir mengklaim kemenangan, Pedro menggali makam kekasihnya, membangun makam kerajaan.

Dia meminta semua orang Portugal bersumpah setia kepada Ines sebagai ratu mereka.

Baca Juga: Menangkan Pertarungan Paling Sulit dalam Hidup, Bocah Ini Langsung Dapat Sorak Sorai dari Teman Satu Sekolahnya, Selesaikan Kemoterapi Terakhir Kalahkan Kanker Sampai Tuntas

4. Putri Dyah Pitaloka Citraresmi

Demi perdamaian, seorang Raja Sunda menikahkan putrinya dengan seorang raja dari Majapahit untuk menjaga negaranya dari kemungkinan konflik.

Namun, Gajah Mada yang ditugaskan untuk menyambut kedatangan sang putri justru menghinanya dengan menyatakan bahwa Putri Sunda tidak boleh dipuji sebagai permaisuri ratu yang baru bagi Majapahit, tetapi hanya sebagai selir, sebagai tanda penyerahan Sunda ke Majapahit.

Baca Juga: Negaranya Sedang Hancur Lebur Akibat Rusuh Tak Terkendali, Malaysia Bingung Derajatnya Makin Turun, Bermodal Memelas, Indonesia Akhirnya Bantu Negeri Jiran Demi Pencitraan

Pernyataan Gajah Mada tersebut menulut kebencian hingga terjadilah Perang Bubat.

Akibat peristiwa Bubat, pernikahan antara Raja Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka batal.

Bahkan sang putri gugur di tanah lapang Bubat.

Baca Juga: Nama Mulan Jameela Dijadikan Pembanding dalam Kasus Suap Harun Masiku, Eks Komisioner KPU: Pola Pergantian Antarwaktu (PAW) Mirip

Menurut hikayat, kematian Dyah Pitaloka pada Perang Bubat begitu ditangisi dan disesalkan oleh Hayam Wuruk dan seluruh penduduk Kerajaan Sunda yang telah kehilangan sebagian besar anggota kerajaan.

Kemudian Raja Hayam Wuruk menikah dengan Paduka Sori, sepupu sendiri sebagai gantinya.

Perbuatan Pitaloka dan keberanian ayahnya dihormati sebagai tindakan mulia demi kehormatan, keberanian dan martabat dalam tradisi Sunda.

Baca Juga: Diungkap Pria Asal Ukraina, 10 Alasan Inilah yang Buat Para Bule Mudah Suka Wanita Indonesia, Rendah Hati dan Sayang Keluarga Jadi Poin Utama

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Tak Hanya Diana, 4 Putri Bangsawan Ini Hidupnya Juga Berakhir dengan Tragis, Ada yang dari Indonesia.

(*)