Gridhot.ID - Tak hanya China dengan Indonesia, ternyata Jepang juga pernah bersitegang wilayah kelautan dengan negara tetangganya.
Biasanya jika negara China dan Jepang bersitegang di sekitaran pulau sengekta Senkaku/Diaoyu, mereka akan mengerahkan kapal-kapal dari dinas kelautannya macam Coast Guard.
Nantinya saat saling usir kedua kapal coast guard masing-masing negara saling tembak dengan meriam air.
Tak puas dengan saling tembak meriam air, biasanya langsung dilanjutkan dengan adu banteng/tabrak antar kapal.
'Perang-perangan' itu baru selesai ketika salah satu pihak mundur atau kapal mereka sudah penyok-penyok.
Nah, pengerahan Angkatan Laut akan dilakukan keduanya jika salah satu sudah menempatkan kapal perang di sekitaran pulau sengketa.
Selama tidak ada unsur AL, maka mereka akan menggunakan kapal-kapal coast guard.
Seperti halnya China dan Jepang, Indonesia juga mempunyai Coast Guard atau jamak disebut di sini Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia.
Tugas mereka jelas, yakni melakukan patroli untuk menanggulangi berbagai aksi pelanggaran di lautan Indonesia.
Penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, pencurian ikan dan perompakan serta lainnya menjadi tugas Bakamla beserta aparat keamanan lain Indonesia untuk menanggulanginya.
Untuk menjalankan tugas-tugas itulah Bakamla harus mempunyai kapal-kapal patroli yang bisa mengarungi lautan seluruh Indonesia.
Maka berangkat dari situ, Bakamla kemudian memesan kapal patroli super besar di galangan kapal dalam negeri dan diluncurkan pada 2018 silam.
Kapal ini kemudian dinamai Kapal Negara/KN Tanjung Datu-1101.
KN Tanjung Datu sendiri ialah kapal asli buatan anak bangsa.
Dua tahun pengerjaan dan biaya untuk membangun satu unitnya berkisar Rp208 miliar.
Spesifikasi KN Tanjung Datu amat gahar untuk patroli keamanan di laut lepas.
Panjang kapal mencapai 110 meter, lebar 15,5 meter.
Kapal juga mampu melaju dengan kecepatan maksimal 18 knot dan kecepatan jelajah 15 knot.
Mempunyai kemampuan jelajah sejauh 4.600 nautical mile dan dapat dilautan secara terus menerus selama 14 hari dengan awak kapal sebanyak 76 orang.
"KN Tanjung Datu-1101 merupakan tipe kapal patroli terbesar dan pertama dibangun di Indonesia. Seluruh tahapan pembangunan kapal, mulai dari perencanaan desain hingga konstruksi fisik dan instalasi sistem, murni dilaksanakan oleh tenaga ahli putra-putri bangsa dengan pengawasan penuh oleh satgas pembangunan kapal Bakamla RI serta disertifikasi oleh Bureau Veritas sebagai badan klasifikasi kapal internasional," kata Kepala Bakamla RI saat itu Laksdya Ari Soedewo, Kamis (18/1/2018) seperti dikutip dari Kompas.com.
Kemampuan KN Tanjung Datu dalam melakukan pengamanan di lautan amat mumpuni lantaran lolos dalam uji kelayakan macam Factory Acceptance Test (FAT/Uji Kelaikan Pabrik), Harbour Accepted Test (HAT/Uji Kelaikan Dermaga), dan Sea Accepted Test (SAT/Uji Kelaikan Laut).
"Bahkan kapal ini juga sudah dilengkapi dengan kamar jenazah, ruang tahanan, lapangan helipad, dan laboratorium," ujar Ari.
KN Tanjung Datu sengaja dibuat untuk mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) karena kapal itu mendukung untuk operasi SAR, basis operasi Drone intai dan dapat didarati oleh helikopter.
"Kapal ini juga disasar untuk menghadapi kapal sipil di lautan, bekal penindakan andalan kapal khas penjaga pantai adalah adanya water cannon," tutur Ari.
KN Tanjung Datu sekarang menjadi kapal terbesar yang dimiliki oleh Bakamla.
Bahkan kapal ini dijuluki Monster Lautan karena saking besarnya.(*)
Artikel ini telah tayang Sosok.id dengan judul "Bukan Cuma China, Indonesia Juga Punya Kapal Coast Guard Ukuran Jumbo untuk Adu Tabrak di Natuna"