GridHot.ID - Perubahan iklim global semakin menunjukkan pengaruhnya di berbagai penjuru dunia.
Bahkan di Indonesia, dampak perubahan iklim global sudah mulai terlihat.
Melansir dari The Star, dua pulau di Sumatra dilaporkan telah tenggelam akibat naiknya permukaan air laut sebagai dampak dari perubahan iklim global.
Menurut data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dua pulau yang dimaksud, Betet dan Gundul, telah terendam pada kedalaman 1 meter dan 3 meter di bawah permukaan laut.
"Pulau-pulau ini tidak berpenghuni. Salah satu pulau, Betet, adalah bagian dari Taman Nasional Berbak-Sembilang," ujar direktur eksekutif Walhi Sumatra Selatan, Hairul Sobri.
Jika kenaikan permukaan laut terus berlanjut, kata Hairul, empat pulau lainnya, yakni Pulau Burung, Pulau Kalong, Pulau Salah Namo,dan Pulau Kramat, akan terkena dampak selanjutnya karena berada di kisaran 0 meter sampai 3 meter di atas permukaan laut.
Kepala unit lingkungan di Pulau Salah Namo, Syahrul, mengatakan, mereka sudah menyadari naiknya permukaan laut serta resiko tenggelamnya pulau-pulau tersebut.
Para penduduk pun mulai memindahkan rumah mereka, jauh dari tempat awal rumah mereka dibangun.
Syahrul menambahkan, awalnya ada lahan besar di depan rumah-rumah penduduk di mana mereka dapat melakukan sejumlah kegiatan, tapi segalanya telah berubah sekarang.
"Tidak ada lahan lagi di depan rumah kami. Banyak orang juga telah pindah dari sini," ujar Syahrul.
Jakarta juga diprediksi jadi kota pertama di dunia yang akan tenggelam
Awal bulan Desember 2017, badai cuaca aneh mengubah jalan-jalan Jakarta menjadi sungai dan menghambat hampir semua aktivitas di ibu kota.
Seorang peneliti iklim lokal, Irvan Pulungan, khawatir suhu udara akan meningkat beberapa derajat dan permukaan laut akan terus bertambah tinggi hingga tahun-tahun mendatang.
Hal tersebut jelas merupakan malapetaka bagi kota padat penduduk sekaligus pusat pemerintahan Indonesia ini.
Dilansir dari New York Times, pemanasan global ternyata bukan satu-satunya penyebab di balik banjir besar yang menyerbu sebagian besar wilayah Jakarta pada tahun 2007.
Masalahnya, kota itu sendiri sedang 'menenggelamkan' dirinya.
Jika mau dihitung, Jakarta adalah kota yang tenggelam paling cepat dibandingkan kota besar lainnya di planet ini.
Bahkan lebih cepat daripada perubahan iklim yang menyebabkan laut naik.
Begitu cepat sehingga sungai bisa mengalir ke hulu dan hujan biasa bisa menyebabkan banjir di mana saja.
Penyebab utamanya tak lain tak buka adalah akrena warga Jakarta menggali sumur ilegal.
Sekitar 40% daratan Jakarta sekarang terletak di bawah permukaan laut.
Beban bangunan jelas melebihi daya dukung tanah di Jakarta.
Belum lagi masalah lain seperti sungai yang kotor atau sampah yang berserak di atas air.
Ahli hidrologi mengatakan bahwa Jakarta hanya punya satu dekade untuk menghentikan proses tenggelamnya kota.
Jika tidak bisa, Jakarta Utara (kawasan Pluit) akan menjadi lokasi pertama yang berakhir di bawah air.
Dan jika tidak ada perubahan besar dan revolusi infrastruktur, Jan Sopaheluwakan, peneliti geoteknologi memprediksi Jakarta akan benar-benar tenggelam tahun 2050.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Sementara Jakarta Diprediksi Tenggelam Tahun 2050, 2 Pulau di Indonesia Ini Sudah Tenggelam dan 4 Lainnya Terancam Akibat Naiknya Permukaan Air Laut"
(*)