Find Us On Social Media :

Nyawa Jadi Taruhan, Herlina Kasim Berani Menyusup ke Rimba Raya Papua, Rela Merangkak di Bawah Hujan Peluru Demi Merebut Irian Barat dari Belanda

Herlina Kasim dan tentara Indonesia.

Daripada menunggu di kapal, mereka turun sebentar. Alangkah kagetnya. Yang disinggahi justru pos tentara Belanda.

Untung tidak ada penjaga. Tanpa pikir panjang, mereka seketika kembali ke perahu.

Motor dihidupkan, terus meluncur. Arah dikira-kira saja, asal sudah bisa keluar dari lubang buaya.

Baca Juga: Berhasil Taklukkan Puluhan Perenang dari 32 Negara, Inilah Sosok Praka Nicholson P. Dinaulik, Prajurit TNI AU Asli Papua yang Harumkan Nama Indonesia di Lebanon

Fajar sudah mulai menyingsing, waktu mereka tiba di perairan musuh. Tanpa punya kompas mereka yakin sudah menuju ke arah yang benar.

Bendera Belanda dipasang, demi berhasilnya usaha mereka. Lihai, tetapi apa boleh buat.

Pulau Waigeo di mana sebagian dari Pasukan Gerilya (PG) 500 mendarat, sudah berada di depan mata. Namun di mana posnya?

Bendera merah putih biru diganti dulu dengan merah putih.

Baca Juga: Dapat Lampu Hijau dari DPD RI, Pemekaran Papua Sudah di Depan Mata, Nano Sampono Sebut Bumi Cendrawasih Idealnya Jadi 7 Provinsi

Sangat berbahaya, tetapi tidak ada jalan lain. Mereka sudah diberi pesan, di sekitar Pulau Waigeo harus menggunakan bendera Indonesia.

Salah-salah bisa diganyang oleh kawan sendiri.

Akhirnya mereka toh bisa bertemu dengan rekan-rekannya. Pos mereka di Teluk Arago.