Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Sebuah kejadian tak mengenakkan kembali terekam dalam sebuah video.
Kali ini seorang guru terekam memukul muridnya yang merupakan seorang pelajar SMA Negeri 12 Bekasi.
Kejadian tersebut dilakukan di tengah lapangan pada Selasa (11/2/2020).
Tindakan pemukulan itu juga disaksikan oleh murid-murid lainnya.
Melansir Kompas.com pihak sekolah bersama dengan kepolisian juga tengah mencari tahu siapa yang merekam peristiwa pemukulan siswa itu.
"Yang sedang diselidiki itu siapa yang mengunggah dan membuat video viral itu diselidiki sekarang, yang pertama kali membuat video itu saat kejadian, dari pihak sekolah juga lagi dicari," ujar Kassubag Humas Polres Bekasi, Kompol Erna Ruswing saat dihubungi, Kamis (12/2/2020).
Polisi saat ini masih terus memantau dan mengawasi kasus pemukulan guru terhadap anak muridnya.
Mulai dari memediasi antara murid yang dijadikan korban dengan guru yang dipukul hingga antara guru dengan orangtua murid.
Erna mengatakan, penyelidikan terhadap penyebar video muridnya itu dilakukan lantaran adanya keresahan masyarakat khususnya orangtua murid.
"Tidak ada laporan, kita hanya mau tahu siapa sih yang menyebarkan video itu. Kita lihat nanti sampai sejauh mana karena kalau menyebarkan berita-berita yang membuat resah masyarakat itu ada Undang-Undangnya," ucap dia.
Saat ditanyakan apakah indikasi yang merekam maupun mengunggah video itu adalah siswa SMAN 12, ia enggan menjawab banyak.
Dikutip dari TribunJakarta.com, Irna mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelusuran dan memastikan video itu direkam salah satu siswa.
"Video itu direkam oleh salah satu siswa, tapi yang menyebarkan di media sosial bukan siswa sini, melainkan mantan siswa yang sudah mengundurkan diri," kata Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 12, Irna Tiqoh, Rabu, (12/2/2020).
Dia menjelaskan, kejadian ini sudah dibahas secara internal.
Pihak sekolah juga sudah memanggil siswa yang menjadi korban pemukulan.
"Kita panggil kita ajak ngobrol dari hati ke hati, bukan kita membenarkan apa yang sudah dilakukan, tapi kita minta mereka untuk mencoba kalau kejadian ini apa yang ingin kamu sampaikan kepada kami," jelas Irna.
Irna menambahkan, pihak sekolah juga sudah meminta maaf secara langsung kepada para siswa yang menjadi korban pemukulan.
Mereka juga dipastikan tetap lanjut masuk sekolah pascakejadian.
Atas kejadian tersebut, Irna menyayangkan peristiwa itu terjadi.
Irna menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/2/2020) lalu.
"Jadi kejadian itu memang benar terjadi di sekolah kami, itu kejadian kemarin pagi (11/2), ketika jam masuk sekolah," kata Irna.
Dia menjelaskan, kejadian itu dipicu akibat adanya keterlambatan sejumlah siswa. Pada video yang beredar, nampak siswa tengah dikumpulkan di halaman sekolah.
"Jadi yang berkumpul di halaman sekolah itu adalah siswa yang terlambat, ada 72 siswa putri dan ada 100 siswa putri yang telat hadir," kata Irna.
Irna menjelaskan, oknum guru yang melakukan pemukulan berinisial I, seorang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
"Intinya teman-teman kita (guru) itu ingin mendisiplinkan anak-anak, cuma caranya aja yang kurang tepat, kami juga kemarin merasa kecolongan," tegas dia.
Irna Tiqoh, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, mengatakan, pangkal masalah kejadian itu bermula ketika ratusan siswa terlambat masuk sekolah.
"Jadi hari itu memang ada siswa yang terlambat, jadi mereka dikumpulkan di halaman sekolah semua (seperti yang ada di video)," kata Irna, Rabu, (12/2/2020).
Jumlah siswa yang terlambat hari itu mencapai, 172 orang, terdiri dari 100 orang siswa perempuan dan 72 orang siswa laki-laki.
"Jadi kita di sini biasa masuk 06.45 WIB, ada kegiatan tadarus 15 menit setiap hari sampai 07.00 WIB," ungkap Irna.
Ratusan siswa ini rupanya datang lebih dari pukul 07.00 WIB. Alhasil, mereka semua dikumpulkan di halaman sekolah untuk diberikan pengarahan agar tak mengulangi kesalahan.
Namun, seorang guru berinisial I yang juga menjabat Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan justru naik pitam dengan ulah ratusan siswa yang terlambat masuk sekolah.
"Jadi biasanya kalau telat itu diberikan wejangan-wejangan, atau kalau misal yang nanganin guru olahraga mereka disuruh baris berbaris," ungkap Irna.
"Tapi kemarin memang beliau (guru berinisial I) yang menangani, maksudnya mungkin untuk mendisiplinkan siswa tapi caranya saja yang salah," jelas dia.
Adapun keterlambatan ratusan siswa itu dipicu adanya penutupan akses masuk ke sekolah.
Irma mengungkapkan, sejak empat hari lalu, sekolah menutup pintu masuk belakang.
"Jadi kita parkiran di belakang, nah pintu akses masuk dari parkiran belakang itu ditutup, jadi siswa harus lewat pintu depan semua, mungkin agak jauh sekitar 5 menit jalan kaki," jelas dia.
Alasan penutupan akses pintu masuk belakang ini lantaran siswa banyak yang mengeluh, ketika mereka terlambat lalu masuk melalui pintu depan dipastikan bakal dihukum berupa dikumpulkan di halaman sekolah.
Tetapi, siswa yang terlambat namun masuk melalui pintu belakang, mereka dapat lolos dari hukuman dikumpulkan di halaman sekolah.
Irna juga menjelaskan keseharian pelaku yang dikenal pandai.
"Beliau (guru berinisial I) itu ketika memberikan materi sangat pandai, beliau juga penulis buku pengajar bidang geografi dan sosiologi," kata Irna, Rabu, (12/2/2020).
"Cuma memang beliau agak temperamen, kita juga tidak ada sama sekali yang setuju dengan cara kekerasan," tambahnya.
Sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, oknum guru berinisial I memang sangat konsen membentuk kedisiplinan siswa.
"Untuk tata tertib sebenarnya beliau itu sangat konsen cuma, ada beberapa cara yang tidak benar, kita tidak ada sama sekali keinginan yang buruk buat kemajuan anak-anak generasi muda," ungkapnya.
Saat kejadian aksi pemukulan, oknum guru berinisial I memang mengaku lepas kontrol.
Dia selepas memukul siswa langsung meminta maaf di depan ratusan siswa yang kala itu tengah dihukum akibat terlambat.
"Jadi setelah (mukul) itu beliau langsung minta maaf ke siswa semua, itu sebelum videonya viral lho ya, dia juga sempet bilang enggak akan mukul lagi," jelas dia.
Lebih lanjut, kini oknum guru SMA Negeri di Kota Bekasi yang melakukan pemukulan terhadap anak didiknya telah dicopot dari jabatanya sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, telah meninjau langsung ke SMA Negeri bersangkutan untuk mengetahui secara pasti kabar aksi kekerasan yang videonya viral di media sosial.
Baca Juga: Sebabkan Candu, 2 Obat yang Dimiliki Lucinta Luna Ternyata Hanya Bisa Dibeli dengan Resep Dokter
"Ya sekolah akan mengambil sikap sesuai dengan stratanya, nanti dari KCD (Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat) melihat itu. Respon dari provinsi sangat cepat, kemudian sudah ada pengawas yang melakukan pemeriksaan," kata Tri, Rabu, (12/2/2020).
"Sesuai dengan tugas fungsinya aja, ada kewenangan KCD, sekolah, Disdik dan juga provinsi, dibebas tugaskan sangsinya," tambah Tri.
Dia selaku kepala daerah sangat menyangkan adanya aksi kekerasan yang menimpa siswa, apalagi kekerasan itu dilakukan oleh oknum gurunya.
Tri juga sudah meminta penjelasan kepada pihak sekolah mengenai kabar aksi kekerasan yang sempat viral di media sosial.
"Karena terkait disiplin aja. Para siswa tersebut telat masuk sekolah, kalau kita (Pemkot Bekasi) kan lebih memberikan effort, memberikan satu spirit untuk memberikan satu motivasi agar kedepannya tidak terjadi pengulangan lagi," tegas dia.
Sementara itu, Irna mengatakan, oknum guru yang melakukan kekerasan berinisial I, statusnya kini sudah dinonaktifkan sebagai wakul kepala sekolah bidang kesiswaan.
"Untuk masalah sanksi kita akan menunggu SK (surat keputusan), tapi beliau sudah dinonaktifkan sebagai kesiswaan, kalau (sanksi) selebihnya kita tidak bisa menyampaikan karena kita juga belum tahu," tegas dia.
Terkait dengan hal tersebut, polisi kini tengah menyelidiki pengunggah video guru SMAN 12 yang memukul muridnya ke media sosial.
(*)