Find Us On Social Media :

Gelar Perkara Wali Santri Ngamuk Tak Terima Anaknya di DO, Labrak Bawa Pengacara hingga Pukuli Ustaz, Pengasuh Ponpes Angkat Bicara: Pesantren kan Punya Aturan!

Viral wali santri ngamuk di Pondok Pesantren Al Mujtahadah Pekanbaru

Gridhot.ID - Belakangan ini, media sosial sedang dihebohkan dengan kekerasan dalam pondok pesantren.

Sejumlah wali santri melakukan aksi mendatangi Pondok Pesantren Al Mujtahadah Pekanbaru, Riau.

Kedatangan mereka ini dengan alasan tak terima anaknya dikeluarkan dari pondok pesantren.

Baca Juga: Bandara Soekarno Hatta Sepi Penumpang Pasca Pemberitaan Corona, Soleh Solihun Bagikan Potret Santuy di Ruang Tunggu: Enak Nih, Jadi Bisa Rebahan

Video viral tersebut menunjukkan seorang pria yang diduga wali murid santri mengamuk dan memarahi seorang guru pesantren.

Namun, guru yang mengenakan peci putih tersebut hanya duduk bersila, diam, dan tertunduk.

Lantas wali murid yang marah tersebut berdiri dan menghampiri orang lain yang diduga bagian dari pesantren.

Baca Juga: Terus Gempur Distrik Tembagapura, Pasukan KKB Paksa Rebut Kawasan Freeport, Joni Botak dan Lekagak Telenggen Persenjatai Lengkap Pasukannya

Situasi yang semakin panas membuat wali murid tersebut ditenangkan.

Video tersebut beredar di media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Seperti diunggah akun Instagram @ndorobeii, Selasa (3/3/2020).

Narasi unggahan tersebut ialah :

"Wali Murid ngamuk...

Pondok Pesantren Asuhan Rektor UIN Suksa Riau, Prof. DR. H. Akhmad Mujahidin, Pesantren Al-Mujtahadah.

Jl. Handayani, Gang Ros, Marpoyan Damai, Pekanbaru, diamuk wali santrinya yang datang beramai-ramai.

Infonya, santri yang bersangkutan dikeluarkan dari pondok, karena diduga melanggar aturan pondok, tapi orangtuanya protes."

Baca Juga: Disekap dan Dipalak Preman Pasar, Pedagang Ayam Pasar Ini Buat Tunggang Langgang Gerombolan Pelaku, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

Kronologi Kejadian

Dilansir Kompas.com, kejadian tersebut dibenarkan Ustaz Riko Riusdi, pembina santri Pondok Pesantren Al Mujtahadah Pekanbaru.

"Benar. Itu kejadiannya pada tanggal 27 Februari 2020 lalu hari Kamis sekitar pukul 16.00 WIB," ujar Riko, Rabu (4/3/2020).

Riko mengungkapkan wali santri datang membawa awak media dan pengacara.

Baca Juga: Pribadinya Tak Jauh Dari Sang Kakak, Inilah Sifat Beringas Adik Perempuan Kim Jong Un, Buat AS Berpikir 2 Kali Berurusan dengan Sosok Ini

Wali santri datang karena tidak terima anaknya dikeluarkan dari pesantren.

Santri yang dikeluarkan disebut Riko duduk di kelas 12 Madrasah Aliyah (MA).

Santri berinisial BR disebut Riko kerap melanggar aturan dan dibina.

Sehingga, pihak pesantren mengambil keputusan untuk mengeluarkan BR.

"Sudah sering melanggar aturan. Aturan yang dilanggar, merokok, kabur lompat pagar lalu main warnet," sebut Riko.

Riko juga menyebut ada lima santri lain selain BR yang dikeluarkan dengan alasan tidak bisa dibina.

Baca Juga: Turut Rasakan Kelangkaan Masker di Tengah Heboh Corona, Ruben Onsu Kaget Lihat Harganya yang Melonjak Tak Masuk Akal: Kasihan Rakyat Kecil, Gak Semua Bisa Beli

Akui Terkena Pukulan

Riko menjelaskan orangtua BR membawa wali murid lainnya ke pondok pesantren untuk melakukan protes.

Dikatakannya, wali santri meminta agar anaknya tetap bisa ujian.

"Jadi saat itulah mereka datang marah-marah dan mengamuk hingga pukul saya. Tapi saya tidak melawan," sebut Riko.

Baca Juga: Parno Tertular Virus Corona USai Ketemu WNA China, Pria Ini Nekat Sekap Sang Istri Seharian di Kamar Mandi, Pelaku: Itu Instruksi Kesehatan dari Dokter

Konfirmasi Tribunnews

Diketahui, Pondok Pesantren Al Mujtahadah merupakan asuhan Rektor UIN Suksa Riau, Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin.

Saat dihubungi Tribunnews, Akhmad Mujahidin mengungkapkan permasalahan tersebut sudah selesai.

"Saat kejadian saya tidak ada di tempat, tanggal 28 Februari 2020 sudah kami selesaikan bahkan langsung bersama perwakilan Kementerian Agama (Kemenag)," ungkap Akhmad Mujahidin kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Selasa (3/3/2020) malam.

Akhmad Mujahidin membenarkan kejadian tersebut berkaitan dengan ketidakterimaan wali santri yang anaknya dikeluarkan.

Akhmad Mujahidin mengungkapkan, pihak pesantren sudah melakukan pembinaan dan upaya pencegahan terhadap perbuatan yang melanggar.

Baca Juga: Siang Bolong Saksikan Sejumlah Kucing dan Kambing Mati Mendadak Bersamaan, Warga Cibarusah Bekasi Resah hingga Panggil Petugas Kesehatan: Ada yang Ga Beres Ini

Menurutnya, terdapat sejumlah santri yang sulit dibina dan melanggar aturan, seperti melompat pagar.

"Pesantren kan punya aturan, pesantren saya temboknya sudah setinggi 3,5 meter. Pendidikannya 24 jam. Ada enam orang, sampai sembilan kali lompat pagar, sudah diingatkan berulang kali," ujarnya.

"Itu sudah membahayakan diri sendiri, lompat pagar 3 meter kalau misal patah siapa yang disalahkan," imbuhnya.

Baca Juga: Niatnya Jaga Diri Supaya Tak Terjangkit Corona, Ashanthy Malah Dicap Artis Sombong Karena Ogah Salami Penggemar: Masak Harus Cipika Cipiki?

Akhmad Mujahidin juga mengungkapkan pernah ada pelanggaran hukum seperti tindak pencurian.

Pihaknya mengungkapkan, santri yang tidak bisa lagi dibina akan dikembalikan pada walinya.

"Maka kita keluarkan dia, pesantren kan pendidikan karakter. Kalau bandelnya sudah di atas rata-rata ya saya kembalikan," ungkapnya.

Tetap Bisa Ikut Ujian

Sementara itu mengenai tuntutan wali santri agar anak mereka diikutkan ujian nasional, Akhmad Mujahidin mengaku hal tersebut bukan perkara besar.

"Mereka kami keluarkan, tapi ujian nasional ya tetap (ikut)," ujarnya.

Akhmad Mujahidin bahkan menyatakan pintu pondok pesantren selalu terbuka bagi siapa yang ingin memasuki.

Baca Juga: Dituding Jadi Dalang Wabah Corona di Korsel, Pimpinan Sekte Sesat Ini Langsung Berlutut Minta Maaf di Depan Publik, Benarkan Anggotanya Jadi Media Penular

"Saya juga sudah bilang kalau kalian sudah taubat nasuha, masuk ke pesantren lagi, kenapa susah," ungkapnya.

Lebih lanjut, Akhmad Mujahidin mengungkapkan ada baliho yang berisi 22 larangan bagi santri.

"Saat santri masuk sudah ada perjanjian, sudah ada 22 larangan, dijadikan baliho. Kalau ada yang daftar saya selalu minta baca aturan itu, kalau gak bisa nurutin gak usah masuk," ungkapnya.

Baca Juga: Anaknya Jerat Leher Pakai Dasi Sekolah di Palang Pintu Dapur, Ibu Ini Histeris Temukan Putra Bungsunya Tewas Gantung Diri, Guru Ngaji Korban: Kekhawatiran Saya Terbukti

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Sejumlah Wali Murid Mengamuk di Pesantren, Tak Terima Anaknya Dikeluarkan".(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Kronologi Lengkap Wali Santri Ngamuk hingga Ustaz Kena Pukul, Pengasuh Ponpes Buka Suara"