Find Us On Social Media :

Bak Jilat Ludah Sendiri Pasca Koar-koar Korea Utara Tak Terjangkit Virus Corona, Kim Jong Un Ternyata Diam-diam Minta Bantuan Rusia, Ajukan Permohonan untuk Dikirimi Alat Uji Tes Covid-19

Kim Jong Un

Gridhot.ID - Virus Corono yang dikenal dengan Covid-19 telah menginfeksi masyarakat dari berbagai negara.

Dua orang WNI asal Depok, Jawa Barat bahkan dikonfirmasi terpapar virus corana pada Senin (2/3/2020).

Berdasarkan data real time "Coronavirus Covid-19 Global Cases by John Hopkins CSSE", hingga Rabu (4/3/2020), virus corona telah menginfeksi sejumlah 93.158 kasus, total 3.198 kematian, dan sebanyak 50.690 kasus dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Gegerkan Dunia, Mantan Rekan Kerja Mendiang Jenderal Qassem Suleimani Sebut Amerika Serikat Dalang Virus Corona, Komandan Garda Revolusi Iran Singgung Soal Serangan Biologis dari Negara Adidaya

Seluruh negara di dunia, tengah waspada dengan penyebaran epidemi virus corona, tak terkecuali Korea Utara.

Negara tertutup yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini, telah melakukan beberapa upaya untuk menanggulangi dampak virus corona.

Pada Januari 2020, Korea Utara memberi tahu agen perjalanan bahwa mereka menutup perbatasan dengan warga negara asing.

Baca Juga: Jauh Sebelum 2 WNI Positif Virus Corona, Roy Kiyoshi Sudah Lebih Dulu Singgung Penyakit Aneh Akan Bermunculan, Ramalannya Terbukti Benar?

Dikutip dari Intisari, Korea Utara saat ini tengah menghadapi situasi yang tak menyenangkan sebab mendapatkan sanksi pertimbangan kemanusiaan.

Sanksi PBB diterapkan sebagai hukuman untuk uji coba nuklir dan rudal Korea Utara.

Namun, PBB melalui Dubes Jerman Christoph Heusgen menyerukan, sanksi tersebut telah dilunakkan.

Baca Juga: Indonesia Lagi Geger Virus Corona, Panglima Kostrad Minta Tak Panik Soal Covid-19, Letjen Besar Harto Karyawan: Tak Perlu Mendramatisir, Namanya Bencana Ya Kita Hadapi dengan Tegar

Pengurangan sanksi tersebut bertujuan agar ekspor perlengkapan medis untuk Covid-19 dapat terlaksanakan.

Sayangnya, Korea Utara malah menutup perbatasan, sehingga Heugsen meminta agar Pyongyang memberikan akses untuk mengirimkan bantuan medis ke Korea Utara.

Usai menolak bantuan pengiriman alat medis, Korea Utara diam-diam meminta bantuan pada Rusia.

Baca Juga: Mampu Menampung Seribu Pasien Khusus Virus Corona, Begini Penampakan Rumah Sakit Anyar di China, Berdiri Kokoh Meski Dibangun Selama 10 Hari Saja

Melansir Time, Rabu (4/3/2020), pemerintah Korea Utara saat ini tengah memantau sekitar 7.000 kasus terduga Covid-19.

Senior Fellow for Korea Studies dan Direktur Program tentang Kebijakan AS-Korea Scott Snyder menyebut, Korea Utara secara diam-diam mengajukan permohonan bantuan pada negara lain.

Sementara, Kim Jong Un masih secara terbuka membantah dan menyatakan bahwa negaranya memang tak memiliki kasus virus corona.

Baca Juga: Tebar Maut Sampai Ujung Dunia, China Jutsru Diam-diam Lakukan Hal Ini pada Mayat Korban Virus Corona, Jurnalis Media Jerman Kini Bongkar Alasan di Baliknya

Pada 26 Februari, Kementrian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa atas permintaan Pyongyang, mereka memberikan sebanyak 1.500 alat uji tes virus corona.

"Karena risiko yang berkelanjutan dari infeksi Covid-19 yang baru, Rusia telah menyumbangkan 1.500 alat tes diagnostik coronavirus ke Pyongyang atas permintaan Republik Rakyat Demokratik Korea. Kami berharap langkah ini akan membantu Korea Utara mencegah penularan dari negara itu," kata rilis Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip dari Time. 

Meskipun virus ini telah menyebar ke berbagai negara yang berbatasan dengan China dan menginfeksi sebanyak 4.000 orang di Korea Selatan, Korea Utara secara tegas menyatakan bahwa negaranya tidak memiliki kasus Covid-19.

 Baca Juga: Tebar Maut Sampai Ujung Dunia, Mantan Mossad Sebut Virus Corona Senjata Biologi China yang Melarikan Diri dari Penelitinya, Pensiunan Intelijen Israel Bocorkan Alasan Tiongkok Sengaja Membuatnya

Kendati demikian, Zhang Jun, duta besar China untuk PBB mengatakan bahwa Korea Utara menderita efek negatif dari Covid-19.

Berdasarkan pengalaman negara-negara yang lebih dulu terjangkit virus corona, menyembunyikan adanya wabah dari dunia Internasional, hanya akan memperburuk keadaan.

Ada banyak alasan untuk khawatir dengan kemungkinan adanya kasus virus corona di Korea Utara.

 Baca Juga: Acara Internasional Sampai Tunda Semuanya Gara-gara Wabah Virus Corona, Ayu Ting Ting Justru Makin Gas Pol Urus Konser Tunggalnya, Sahabat Yakin Bakal Ada Tim Medis Berlebih

Pasalnya, negara-negara yang memiliki sistem kesehatan masyarakat modern seperti Korea Selatan, Jepang, dan Italia, bahkan kecolongan dengan pandemi ini.

Sementara sistem kesehatan Korut dianggap masih menderita lantaran kurangnya dana, peralatan, dan cakupan medis yang sangat buruk di area pedesaan miskin di negara itu.

Kee B. Park, Direktur Proyek Kebijakan Kesehatan Korea dan Dosen Kesehatan Global dan Kedokteran Sosial di Harvard Medical School menyebutkan sanksi global yang diterima Korut dapat menyulitkan bantuan, sehingga sanksi itu dilunakkan.

 Baca Juga: Berbekal Janji Bakal Dinikahi, Oknum Brimob Ini Tipu Penyanyi Jebolan Dangdut Academy, 3 Tahun Pacaran Sia-sia Pasca Uang Ratusan Juta Dibawa Lari Kekasih Sendiri

Sayangnya, Korut tetap menutup perbatasannya.

"Korea Utara merupakan negara berisiko tinggi, sebagai negara dengan sistem kesehatan yang lemah, untuk virus yang menimbulkan bahaya besar," ujar Park dilansir dari Time, Rabu (4/3).

Menurut Park, sistem perawatan kesehatan di Korea Utara berjuang dengan kelangkaan sumber daya.

 Baca Juga: BREAKING NEWS: TNI AU Kirim 2 Boeing dan 1 Hercules Jemput WNI di Wuhan, Indonesia Siapkan yang Terbaik untuk Evakuasi Warga Terkait Virus Corona

"Mereka menggunakan kembali hampir semuanya sampai menjadi tidak dapat digunakan. Mereka adalah ahli dalam memperbaiki dan memelihara peralatan medis," kata Park.

Keadaan tersebut akan membuat Korea Utara kuwalahan dalam menghadapi kasus yang nantinya lebih besar.

"Mereka mungkin dapat berhasil mengobati sejumlah kecil kasus COVID-19 yang parah tetapi, jika ada yang dapat kita pelajari dari pengalaman Tiongkok dan Korea Selatan, kapasitas mereka untuk mengobati akan dengan cepat kewalahan," tambahnya.

 Baca Juga: Geger Gedung BRI Diisolasi, Pegawai Huawei yang Berkantor di Dalamnya Diduga Terpapar Virus Corona, Pemerintah Indonesia Masih Lakukan Konfirmasi

Meski negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini dikatakan telah memiliki "peningkatan keterbukaan", namun para skeptis mempertanyakan klaim Korea Utara tentang tidak adanya infeksi.

Ada kemungkinan bahwa Korea Utara menyembunyikan wabah karena alasan kebanggaan nasional.

Sementara Scott Snyder, Senior Fellow for Korea Studies dan Direktur Program pada Kebijakan AS-Korea mengatakan, "Korea Utara secara diam-diam mengajukan permohonan bantuan sementara secara terbuka menyatakan tidak ada kasus virus korona di negara itu."

Baca Juga: Sempat Hubungi Ketua RT, 2 Warga Depok yang Terjangkit Virus Corona Kabarkan Hal Ini dari Ruang Isolasi, Singgung Soal Bayangan Orang-orang

"Jika sistem medis menjadi kewalahan, (Korea Utara) mungkin mengakui kasus dan secara terbuka meminta bantuan dari luar, tetapi ini mungkin akan datang setelah kegagalan upaya penahanan di Pyongyang dan kematian yang signifikan terutama menyentuh lingkaran elit," kata Snyder, dikutip dari Time.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul: "Tolak Uluran Tangan Dunia Internasional, Kim Jong Un Diam-diam Memohon Bantuan Minta Alat Tes Virus Corona ke Rusia."

(*)