Beri Kode 'Panas-panas' ke Mahasiswinya, Dosen Ini Langsung Tarik Anak Didiknya ke WC untuk Diruda Paksa, Korban: Aku Gak Bisa Pak!

Minggu, 08 Maret 2020 | 15:13
Tribunnews.com

Oknum dosen PTN di Padang yang diduga lecehkan mahasiswi di toilet menjalani pemeriksaan di Mapolda Sumbar, Jumat (28/2/2020).

Gridhot.ID - Seorang mahasiswi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Padang, berinisial T (20) diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosennya berinisial FY (29).

Perlakuan tak senonoh oleh pelaku yang telah beristri tersebut dilakukan di toilet kampus, 10 Desember 2019 lalu.

Korban melaporkan kejadian ini ke Polda Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (15/1/2020).

Baca Juga: Masih Pagi Petang Niat Satroni Rumah Guru Wanita, Pemuda Mesum Ini Dibuat Kalang Kabut Saat Hendak Meruda Paksa Korban, Ternyata Ini yang Terjadi

Kasus ini terus bergulir, sang oknum dosen ditetapkan tersangka hingga ditahan oleh Polda Sumbar.

Pada Senin (2/3/2020), TribunPadang.com berkesempatan mewawancara langsung T, korban pelecehan oknum dosen.

Kronologi Kejadian

T bercerita, peristiwa itu bermula ketika ia berada di lingkungan kampus pada malam hari saat dirinya tengah sibuk mempersiapkan penampilan tari.

Baca Juga: Cabuli Jemaatnya Sendiri Selama 6 Tahun, Pendeta di Surabaya Jadi Tersangka Pencabulan, Korban Bongkar Kelakuan Mesum Pelaku Jelang Pemberkatan Nikah

Saat itu, dia sedang berada di loby kampus, bukan di toilet.

"Depan loby lagi preparedengan teman-teman untuk tampil ujian randai. Terus ada si dosen."

"Dia manggil, ya udah. Namanya dosen tentu kita salamin kan," ujar mahasiswi itu mulai bercerita.

Setelah salam, ia duduk di sebelah dosen tersebut.

Pengakuan T, banyak hal yang mereka ceritakan ketika itu.

"Cerita tentang nilai lah, disuruh itulah, pokoknya tentang nilai aku yang gagal," ucap T.

Baca Juga: Cemburu Mantan Istrinya Main Serong dengan Lelaki Lain, Pria Ini Nekat Robohkan Rumahnya dengan Ekskavator, Upaya Mediasi dari Warga Tak Digubris

T menuturkan, saat di loby tersebut banyak orang, namun si dosen mengusir orang-orang tersebut dengan cara meminta mereka untuk bersosialisasi dengan senior-senior di kampus.

"Ketika teman-teman aku datang malah diusir sama dia. Oi ang lai kenal samo senior ang tu. Pailah kenalan ang situ dulu ha. (Apakah kalian kenal sama senior itu? Pergilah, kenalan dulu ke sana!)," ucap T menirukan suruhan si dosen kala itu.

Menurut T, ada saja cara si dosen tersebut untuk membuat lingkungan sekitar sepi.

Baca Juga: Nampak Serasi Kenakan Pakaian Serba Biru, Susi Pudjiastuti Kepergok Jadi Tamu Kehormatan di Ruangan Erick Thohir, Cuma Curhat Bisnis?

Bahkan tak terbesit pikiran aneh olehnyadi balik perilaku si dosen yang mengusir teman-temannya.

"Aku gak connect sih dia nyuruh teman-teman aku pergi, kenapa. Ternyata itu maksud dan tujuannya."

"Sampai-sampai betis aku dicubit dengan alasan galigaman (gemas). Terus aku diam," ujarnya.

Saat itu, sang oknum dosen mengajak korban untuk check in hotel.

"Sampai dia ngajakin check in. Terus aku nanya? Rame-rame Pak? Oh gak, katanya. Berdua aja."

"Kalau berdua sama istri bapak aja. Kata dia, dak lamak lai do. (tak enak lagi)."

Saat itu, si oknum dosen sempat menanyakan tentang pacar korban.

Baca Juga: Disoraki Penonton hingga Jadi Cibiran Netizen, Finalis Miss Indonesia Asal Sumatera Barat Curhat Soal Dirinya Salah Ucapkan Pancasila, Kalista Iskandar: Tak Apa, Harus Tetap Angkat Kepala

"Terus biasanya kek-kek gitu sama pacar di mana?" kata korban menirukan pertanyaan pelaku.

"Ndak pernah, Pak. Ndak pernah sama sekali," jawab T kepada si dosen.

T menuturkan, walaupun dirinya anak tongkrongan, serta terlepas dari itu, dia juga tak semudah itu untuk melakukan perbuatan bejat tersebut.

"Aku juga gak semudah itu untuk digituin (dilecehkan). Mikirnya jangan terlalu kek gitu lah," ujar T.

Baca Juga: Fakta Penemuan Mayat Perempuan Muda di Selokan Hotel, Tato di Lengan Jadi Petunjuk Utama, Polisi Kantongi Satu Nama dan Buru Pelaku

Akhirnya, ungkap T, saat itu si dosen minta yang "panas-panas".

Dia mikir yang panas-panas itu kopi atau teh.

"Ya udah, aku mikirnya itu yang panas-panas kopi atau teh, karena dia udah pernah minta buatin kopi sebelumnya."

"Ada chat-nya. Pertama kali dia nge-chat itu minta buatin kopi ke jurusan. Makanya buatin yang panas-panas itu kopi lagi."

T memenuhi permintaan si dosen.

"Ya udah, Pak. Bisa, Pak," tutur T.

Baca Juga: Sita Jenglot Bawaan Begal Angkot, Anggota Polrestabes Alami Kejadian Mistis Usai Tangkap Pelaku, Diteror Suara Ketukan Misterius Disertai Ucapan Salam

T sudah merasakan firasat kurang mengenakkan kala itu.

"Firasat gak enak, tapi ya mau gimana. Dia minta buatin kopi. Mikirnya masih positif," terang T.

T menyebut, di bawah tangga banyak teman-temannya sedang duduk-duduk namun si dosen menyuruh pergi ke pendopo untuk persiapan ujian.

Baca Juga: Kronologi Siswi SMP Datang Serahkan Diri Usai Bunuh Bocah 6 Tahun, Awalnya Ganti Seragam Hingga Polisi Kaget Dapati Korban Terbujur Kaku di dalam Lemari

Kata T, teman-temannya tersebut menuruti perintah si dosen.

"Namanya dosen yang ngomong. Dia mengatasnamakan dirinya dosen lo, bukan mengatasnamakan dirinya abang-abang atau siapa. Orang patuh lah sama dia," kata T.

Ketika sampai di depan dapur, si dosen bilang mau ke toilet dan T pun menyilakannya.

"Terus saya dipanggil, ke sinilah dulu. Apa Pak? Ke sinilah sebentar. Ngapain, Pak? Sini-sini, kata dia. Lalu aku ditarik langsung ke dalam WC. Terjadilah," ungkap T.

T sempat menepis dengan tangan.

Seperti ketika si dosen mau buka baju, ditepis dengan tangan.

Lalu, dorong-dorong dengan bahu namun si dosen tetap memaksa.

Baca Juga: Keseharian NF Dibongkar Ketua RT, Polisi Sampai Tak Percaya Siswi SMP Jadi Dalang Pembunuhan Bocah 6 Tahun, Aksi Sudah Tergambar di Buku Catatan

"Pokoknya, dia paksa-paksa aku. Aku bilang, jangan, Pak. Jangan, Pak. Aku gak bisa, Pak. Aku gak pernah sama sekali kek gini. Tolong, Pak. Tolong," ujar T.

"Jangan keras-keras ngomong, terdengar sama orang, kata dia. Tolong Pak, udahlah Pak," ujar T.

Kala itu hal yang terbesit di benaknya hanya berusaha membela diri dari perbuatan pelaku.

Kalau dirinya teriak, ungkap T, dia berpikir bisa saja dibunuh atau dilakukan sesuatu yang tak diinginkan di dalam toilet tersebut.

"Pikiran aku kek gitu, karena perdana aku digituin. Aku takut, aku mikirnya gimana keluar dari situasi itu dalam keadaan selamat."

"Aku bilang: Pak ujian randai mau mulai, Bapak dosennya."

"Tunggu sebentar, tunggu sebentar, kata dia. Dia langsung otak-atik ini dan itu. Bajunya atau apanya, beres-beresin."

Baca Juga: Dicalonkan Jokowi untuk Jadi Gubernur Ibu Kota Baru, Haruskah Ahok Lepas Jabatan Komut Pertamina? Ini Penjelasan Staff Khusus BUMN

T mengulangi lagi ucapannya.

"Pak ujian randai mau mulai, Bapak dosennya."

"Oh iya," kata si dosen, T menirukan.

T buka pintu dan keluar terlebih dahulu.

"Gantung bapak ha. Sakit kepala. Pengin bapak masukin," kata T menirupak ucapan oknum dosen.

"Apalah Bapak ni. Lalu, aku jawab lihatlah besok, Pak."

T menegaskan, dirinya menjawab "Lihatlah besok Pak" itu karena ingin cepat-cepat keluar dari situasi seperti itu.

Kemudian, dia langsung lari ke bawah.

"Intinya saat di toilet dia sempat meraba-raba aku," ungkap T.

Kembali Bertemu di Parkiran

T mengungkap ia bertemu kembali dengan si dosen.

"Saat di parkiran mobil, ya dia bilang, besok kuliah jam berapa. Aku jawab. Kata dia, pukul 10 temui Bapak. Insyaallah, Pak."

"Dijawabnya, aku suka gayamu, langsung colek dada. Kaget dong," ungkap T.

Dirinya langsung menangis mencari teman dekat dan ketua angkatan. Ia lari ke gerbang depan.

T kemudian tinju-tinju kepala, nepuk-nepuk leher, nampar-nampar mukanya sendiri, sambil mengatakan, "Aku gak pernah diginiin. Gak pernah sama sekali. Tolong, apa yang harus saya lakukan?"

Baca Juga: Walikota Depok Bocorkan Identitas Pasien Corona, Tetangga Korban Curhat Alami Banyak Kerugian, Tak Boleh Ngantor Sampai Dapat Surat Sehat dari Dinkes

Berani Lapor ke Polda Sumbar

T menuturkan, kejadian tersebut dialaminya di lingkungan kampus pada 10 Desember 2019.

Untuk melapor sebulan setelah kejadian itu, kata T butuh persiapan mental.

"Seperti sekarang, orang mikirnya itu suka sama suka. Aku genit, gimana lah cover-nya, bandel lah, yah orang itu mikirnya kek gitu," ucap T.

Dia belum siap menerima hujatan orang-orang, tapi akhirnya, dia melapor karena dia tak ingin ada korban lain.

Baca Juga: Bolos Dinas Setahun hingga Disinyalir Berkawan dengan Bandar Narkoba, Polisi Berpangkat Brigadir Ini Dipecat Secara Tak Hormat, Upacara Lepas Jabatan Hanya Diwakilkan dengan Foto Anggota

Sebab, dia merasa nantinya akan tetap belajar di sana (kampus) sampai empat tahun ke depan.

"Bakalan melihat muka dia terus. Siapa sih yang bisa kek gitu? Mungkin ada yang bisa, tapi aku engga bisa. Itu bakalan ganggu fokus," jawab T.

Selain karena agar tak ada korban lain, T melapor juga karena tak terima atas perilaku si dosen.

Ketika mendengar informasi si dosen ditetapkan tersangka dan ditahan, T tak merespon banyak.

Ia menyebut hal itu biasa saja baginya. Tidak ada respon bahagia dari dirinya.

"Namanya kesalahan dia, dia ditetapkan tersangka berarti dia emang ada salahnya," ujar T.

T mengaku sudah dipanggil penyidik sebanyak enam kali. Ada penyerahan bukti.

Baca Juga: Babak Belur Ditangan Muridnya Sendiri, Guru SMA Ini Diinjak-injak dan Dipukuli 3 Siswa dalam Kelas, Ternyata Benda Ini jadi Sumber Masalahnya!

Untuk di pengadilan, dirinya juga sudah menyiapkan enam saksi.

Hingga saat ini belum ada panggilan berikutnya.

Maju jalur hukum, T diberi pendampingan dari LPSK, LBH, dan Nurani perempuan.

T Ungkap Ada Korban Lain

Setahu T, ada korban lain dari si dosen. Dia tak tahu alasan korban lain tersebut tak mau melapor.

Tapi pribadi, dia memang tak terima dengan perbuatan si dosen hingga dirinya melapor ke Polda Sumbar.

Baca Juga: Bercermin Kasus Kapal Pesiar Diamond Princess, Ganjar Pranowo Peringatkan Kapal Viking Sun Supaya Ikuti SOP Sebelum Berlabuh di Semarang: Kalau Tak Mau, Silakan Berlayar Pulang

Dia mengatakan, alasan lebih memilih lapor ke Polda, karena dirinya menganggap apa yang ia alami sudah rencana pemerkosaan.

Hal itu tidak bisa diselesaikan pihak kampus.

Bahkan ungkap T, sampai-sampai di kronologinya, dirinya ditulis pakai celana pendek dan pakai baju ketat.

"Celana pendek dari mana? Aku makai celana sampai di bawah lutut. Pakai kaos kaki sampai betis. Pakai baju kaos, pakai jaket denim. Salah?"

"Kalau menurut dia salah, seharusnya dia ngusir aku, negur aku, bukan malah nyubit betis aku. Sebagai seorang tenaga pendidik, harusnya bukan begitu." tegas T.

Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul "Detik-detik Mahasiswi Ditarik Oknum Dosen PTN Padang ke WC: Pokoknya Dia Paksa-paksa Aku"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Tribunpadang.com