Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Sebuah unggahan di media sosial Twitter baru-baru ini menjadi bahan perbincangan.
Pasalnya, unggahan tersebut mengatakan bahwa seorang dokter yang menjabat sebagai direktur sebuah rumah sakit dipindahkan dari posisinya.
Hal tersebut terjadi karena sang dokter menolak untuk memprioritaskan tes Covid-19 pada politisi dan pasien VIP lain yang memiliki gejala.
Unggahan tersebut ditweet oleh akun Twitter @Marvjacob5.
Dilansir Gridhot dari unggahannya, Marvin Jacob menyatakan kekagumannya pada dr. Celia Carlos karena dengan ia berani menolak memprioritaskan pasien VIP.
Adapun dokter Celia Carlos saat ini menjabat sebagai direktur dari Research Institute for Tropical Medicine (RITM).
Unggahan tersebut hingga Selasa (24/03/2020) telah mendapat 26 ribu retweet dan disukai lebih dari 57 ribu pengguna Twitter.
Adapun setelah ditelusuri, kejadian tersebut terjadi di salah satu rumah sakit di Filipina.
Melansir cnn.ph, beberapa tokoh terkemuka dikabarkan membuat permintaan langsung di pusat pengujian virus corona di Filipina sehingga mereka dapat diuji apakah positif terpapar virus corona.
Menteri Kesehatan Filipina, Fransisco Duque III, membenarkan hal tersebut.
Menkes Filipina itu mengatakan bahwa beberapa yang disebut sebagai VIP telah memenuhi kriteria awal Departemen Kesehatan Filipina untuk melakukan pengujian di Research Institute for Tropical Medicine (RITM).
Berdasarkan informasi simpang siur tersebut, Fransisco Duque pun mengatakan bahwa direktur saat ini dari Lembaga Penelitian untuk Pengobatan Tropis, dokter Carlos, akan tetap di posisinya.
Melalui wawancara telepon dengan CNN Filipina, Duque mengklarifikasi bahwa dr. Celia Carlos tidak diganti.
Ia menemukan ada kesalahan dalam surat perintah yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Filipina.
Menkes Filipina itu mengatakan bahwa ia akan memandu dan mengelola perluasan kapasitas pengujian ke laboratorium publik dan swasta.
Ia juga mengatakan akan menghadiri koordinasi dengan lembaga lain sehingga dokter Carlos dapat fokus pada mengoptimalkan fungsi Research Institute for Tropical Medicine (RITM).
Sebelumnya, netizen mengecam dugaan langkah menggantikan dokter Carlos.
Hal tersebut berdasarkan beberapa spekulasi bahwa ia dikeluarkan lantaran menolak mempercepat proses pengujian beberapa pasien VIP, terutama pejabat publik.
Penggantian dokter Carlos dilakukan setelah adanya obrolan yang diduga bocor.
Adapun obrolan tersebut berisi tentang dugaan keluhan personil RITM bahwa mereka diminta untuk memprioritaskan pengujian terhadap politisi dan keluarga.
Obrolan itu pun kemudian beredar di sosial media.
Hal tersebut sama seperti unggahan Marvin Jacob.
Melihat dokter Celia Carlos tidak digantikan dari posisinya, pemilik akun @Marvjacob5 itu pun memberi tanggapan.
Ia mengatakan bahwa mereka berusaha melakukan penggantian dokter Carlos dari posisinya secara rahasia, namun gagal.
Menurut Marvin, hal tersebut dapat menjadi pengingat bahwa sekarang adalah saatnya untuk berdiri dan membiarkan suara rakyat didengar.(*)