Find Us On Social Media :

Peneliti Kaget Saat Jasad Pasien Virus Corona Diotopsi, Ilmuan Dapati Fakta Tersembunyi, Covid-19 Tak Hanya Lukai Paru-paru Penderita, Tapi Juga Lumphkan Bagian Ini

Du negara ini pasien corona di atas 60 tahun direlakan meninggal.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Baca Juga: Majikannya Positif Terjangkit Virus Corona, Seorang ART Langsung Dievakuasi Dinas Kesehatan, Ditanya Wartawan, Petugas Malah Bungkam Tak Mau Jawab Dibawa ke Mana Sang Pembantu

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Studi pengamatan menyarankan penggunaannya untuk mengurangi peradangan dapat menyebabkan komplikasi termasuk diabetes, kematian jaringan tulang dan penundaan pengangkatan virus.

Lima ilmuwan China yang dipimpin oleh Lianhan Shang dari Universitas Pengobatan China Beijing, menerbitkan tanggapan terhadap penelitian yang mendorong penggunaaan kortikosteroid dalam kasus tertentu.

Baca Juga: Indonesia Geger Virus Corona Usai 2 WNI Positif Terjangkit, Menkes Beri Resep Rahasia Penangkalnya, Menkes: Kalau Imunitas Baik, Tubuh Kebal Virus Corona

Tanggapan ini mengakui risiko penggunaan kortiskosteroid dosis tinggi pada pasien virus corona, termasuk potensi infeksi lainnya.

Tapi mungkin dibenarkan untuk pasien yang sakit kritis dengan peradangan yang signifiasinnya terletak di paru-paru mereka.

(*)