Find Us On Social Media :

'Paus Pun Berdoa, 700 Orang Tiap Hari Mati'

Seorang lurah di Jayapura mengedukasi warganya terkait virus corona

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Pemerintah Provinsi Papua resmi menetapkan status siaga darurat terhadap virus corona selama 14 hari atau dua pekan ke depan.

Oleh karenanya, seluruh aktivitas warga diimbau untuk dilakukan di rumah.

Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah pasien positif virus corona di Papua.

Baca Juga: Cuma Punya 60 Ventilator, Jubir Satgas Virus Corona di Papua Larang Kunjungi Bumi Cenderawasih, Silwanus : Menghadapi Kami Punya Masyarakat Saja Tidak Mampu

Melansir Antara, saat ini tercatat tujuh orang positif virus corona yang tersebar di Merauke dan Jayapura.

Secara keseluruhan, kondisi ketujuh pasien positif corona dalam keadaan stabil dan ditangani secara intensif di rumah sakit.

Selain itu, di Provinsi Papua jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 43 orang sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 2.311.

Baca Juga: Pasien Virus Corona Pertama di Bumi, Nenek Penjual Udang Pasar Wuhan China Ini Kisahkan Awal Mula Dirinya Terinfeksi, Dikira Flu Biasa Ternyata Bikin Pandemi di Seluruh Dunia

Sementara itu, untuk membantu pemerintah dalam mengatasi warga yang masih beraktivitas di luar rumah, Lurah Vim memberi edukasi warganya.

Hal tersebut diunggah oleh akun Twitter @jayapuraupdate.

"Bapa Lurah VIM sedang mengedukasi Warga nya yg masih berkegiatan dgn kumpul2..

Sa suka bahasa nya...sederhana..lugas..dan langsung jolok jantung..," tulis akun tersebut.

Baca Juga: Semua Tabir Tentang Virus Corona dengan Cepat Akan Terkuak, Jika Saja 1 Hal Ini Bisa Ditemukan Peneliti, Sosok Pasien Nol yang Masih Jadi Misteri Sekarang Diburu Seantero Negeri

Sembari duduk di atas motor dan menggunakan megaphone sebagai pengeras suara, Lurah Vim tersebut meminta perhatian warganya.

"Perhatian, mohon perhatian, khusus untuk warga perumahan cukup terakhir tadi pagi anak-anak main bola di lapangan basket, dengan cukup kah kemarin main bola di lapangan futsal," ujar lurah tersebut.

Pria yang mengenakan pakaian warna cokelat susu tersebut mengatakan bahwa virus corona tidaklah main-main.

Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, Benua Antartika Sama Sekali Tak Terjamah Virus Corona, Padahal Covid-19 Tebar Maut Sampai Penjuru Dunia, Ternyata Ini Alasannya

"Saya kira kan su nonton, saya buatkan berita, kita bukan mendramatisir persoalan virus ini apa, tidak ada sama sekali," katanya.

Pria itu pun memberi contoh keadaan di Italia.

"Hari ini kami lihat di Itali sana itu, pusat pemerintahan Gereja Katholik, Paus pun berdoa 700 orang tiap hari mati. Tidak ada mukjizat yang terjadi hari ini di sana," ujar pria bertopi tersebut.

Oleh karena itu, ia mengharapkan agar warganya menaati himbauan Wali Kota Jayapura.

Baca Juga: Sepele, Cuma Numpang Lewat di Depan Pasien Virus Corona, Dokter Anastesi di Surabaya Ini Langsung Terserang Covid-19, Begini Kondisinya Sekarang

Lurah Vim itu mengatakan bahwa sore hari sebelumnya, ia bersama Babinkamtibmas sudah melarang kegiatan di lapangan.

Namun rupanya larangannya tidak diindahkan.

 

"Kemarin sore saya dengan Babinkamtibmas sudah larang jangan main bola di lapangan futsal, jangan main bola di lapangan basket. Tapi tadi pagi masih ada yang main di depan," katanya.

Baca Juga: Gali Liang Lahat Sebanyak Mungkin, Begini Kesaksian Petugas Pemakaman yang Mengubur Jenazah-jenazah Korban Virus Corona, Jasad Berdatangan Tiap Hari Hingga Langsung Bakar APD Setiap Selesai Kerja

Ia pun menjelaskan pada warganya apabila suatu saat situasi di sekitar mulai berubah dengan banyaknya orang yang terdeteksi positif virus corona, hak asasi manusia yang dimiliki akan dicabut.

"Pemerintah akan lakukan tindakan tegas. Satu orang dalam satu rumah kena, satu rumah dikarantina. Tetangga sebelah dicurigai kena, dikarantina," tutur Lurah Vim sembari duduk di atas motornya.

Ia pun menjelaskan bahwa ketika isolasi mandiri mulai dilakukan, semua anggota keluarga akan sendiri-sendiri.

"Setelah itu apa? Bapak tidur sendiri, mama tidur sendiri, anak tidur sendiri," katanya.

Baca Juga: Virus Corona Buatnya Jadi Yatim Piatu dalam Waktu Singkat, Gadis Ini Berlinang Air Mata Saat Tak Bisa Lihat Wajah Orang Tuanya untuk Terakhir Kali: Saya Enggak Tahu, Dimana Papa Saya Dikuburkan

Pria berbaju cokelat susu itu pun menjelaskan secara singkat ketika seseorang yang terserang virus corona meninggal.

"Bapak mati pemerintah isi dalam kantong plastik pa buang saja di tanah, tidak ada bilang pemerintah mau berdoa kah, pendeta mau berdoa, trada," ujarnya melalui megaphone yang digunakannya.

Ia pun berpesan kepada warganya agar menganggap remeh virus corona.

Baca Juga: Barisan Beton Siap Blokade Perbatasan, Tegal Jadi Kota Pertama yang Lakukan Lockdown di Indonesia, Wali Kota Tak Sudi Nyawa Warganya Melayang Akibat Virus Corona: Lebih Baik Saya Dibenci daripada Maut Menjemput Mereka

"Jadi jangan anggap diri hebat, anggap diri kuat terus jalan tar putar keluar. Kita tidak tahu begitu kena virus keluar tiap hari, 14 hari itu baru ketahuan. 14 hari itu udah sekian orang yang kena," kata pria tersebut mengingatkan warganya.(*)