Find Us On Social Media :

Bak Tampar Keputusan Menko Kemaritiman, Ekonom Indonesia Ini Lantang Keluarkan Sindirian: Luhut Panjaitan Lebih Berbahaya dari Coronavirus!

Faisal Basri dan Luhut Binsar Pandjaitan

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Faisal Batubara atau lebih dikenal dengan Faisal Basri adalah seorang ekonom sekaligus politikus asal Indonesia.

Ekonom sekaligus politikus ini pernah menyatakan bahwa cara mengantisipasi penyebaran virus corona di tiap negara berbeda-beda.

Hal tersebut dikaitkan dengan budaya serta pendekatannya.

Baca Juga: Rangkap Tugas Menteri Perhubungan, Luhut Binsar Pandjaitan: Diputuskan Tidak Ada Pelarangan Mudik Resmi dari Pemerintah

Melansir Wartakotalive.com, Faisal Basri menjelaskan, Hong Kong memilih untuk utamakan liburkan sekolah, dan Korea Selatan tidak melakukan kebijakan lockdown karena sanggup mendeteksi banyak warganya.

Sementara itu, nasib Indonesia menurutnya akan lebih baik jika pemerintah memutuskan untuk memberlakukan kebijakan lockdown, khususnya di epicentrum atau pusat penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Terlanjur Kecolongan Banyak Warga yang Mudik Duluan, Luhut Binsar Pandjaitan Ogah Terima Mentah-mentah Usul Anies Baswedan, Sang Menteri Tunggu Hasil Kajian Larangan Bus Beroperasi

"Keputusan kita bergantung kondisi kita."

"Tidak punya pilihan kecuali lockdown, terutama Jakarta," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Jumat (27/3/2020).

Penyebaran Covid-19 di Jakarta dinilainya sudah mengkhawatirkan layaknya New York, sehingga kebijakan lockdown terbatas jadi satu-satunya pilihan.

"Di Jakarta menyebar ke mana-mana. Indonesia lebih mudah lakukan lockdown terbatas karena kepulauan, jaga saja Jakarta," sarannya.

Adapun karena virus ini juga sudah terdeteksi menjalar ke kota lain di Pulau Jawa, maka harus dibatasi agar tidak merembet ke provinsi lain.

Baca Juga: Koar-koar Jadi Penguasa Bumi dan Seisinya, Petinggi Sunda Empire Ngaku Koordinasi dengan Intelejen Dunia, Rangga Sasana Buru Biang Kerok Penyebar Virus Corona, Netizen: Lama-lama Kita Gila

Namun beberapa waktu lalu jagat dunia maya dikejutkan dengan cuitan Faisal Basri di media sosial Twitter.

Pasalnya, cuitan ini ditujukan langsung ke Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Investasi sekaligus Plt Menteri Perhubungan, Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam cuitannya tersebut, ia menilai bahwa Menko Maritim dan Investasi tersebut lebih berbahaya daripada virus corona.

Baca Juga: Ngeyel Ajak Pulang Pasien Positif Corona, Oknum PNS Cianjur Buat 6 Anggota Keluarganya Terpaksa Diisolasi, Rumahnya Dijaga Ketua RT hingga Polisi

"Luhut Panjaitan lebih berbahaya dari coronavirus COVID-19," kicau Faisal lewat Twitter, Jumat (3/4).

 

Dilansir dari Kontan.co.id, cuitan ini kemudian langsung memantik balasan panjang dari para follower Faisal Basri.

Mulai dari mengingatkan Faisal bisa di 'Said Didukan', hingga pujian bahwa cuitan ekonom senior Faisal Basri ini cadas.

 

Adapun Said Didu sebelumnya dilaporkan ke pihak berwajib oleh Menko Maritim lantaran dianggap menyinggung dan menyudutkan dirinya.

Baca Juga: Dicap Sebagai Negara Adigdaya, Nyatanya AS Kelabakan Saat Diserang Wabah Corona, Pemerintah Sampai Tega Lakukan Ini Pada Para Gelandangan

Hal itu merupakan buntut dari pernyataan Said Didu yang menyatakan Luhut dinilai mementingkan keuntungan pribadi saja tanpa memikirkan penanganan virus corona.

Kembali ke cuitan Faisal Basri, sebuah komentar juga datang mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie.

 

Hanya menyisir cuitan Faisal, kata dia, fakta perlu disampaikan ke publik.

Baca Juga: Sedikit Beri Nafas Lega di Tengah Kemelutnya Wabah Corona Indonesia, Peneliti IPB dan UI Berhasil Racik Ramuan Alami Senyawa Antivirus Covid-19, Buah Ini Jadi Sumber Utamanya

Hanya saja, Faisal tak menyebut alasan Luhut lebih berbahaya dari corona.

Namun dari sisiran akun Twitter Faisal, cuitan tersebut tampaknya terkait dengan ucapan Luhut yang mengatakan bahwa virus corona tak kuat dengan cuaca di Indonesia.

"Dari hasil modelling, cuaca Indonesia, ekuator ini panas, dan itu untuk COVID-19 enggak kuat," kata Luhut usai rapat dengan Jokowi melalui telekonferensi, Kamis (2/4).

Keuntungan cuaca di Indonesia memang acap Luhut sebut dalam beberapa komentar Menko Maritim ini.

Baca Juga: Palestina dan Israel Buat Sejarah Baru, 2 Negara Ini Bersatu Usai Puluhan Tahun Berkonflik, Satu Misi Perangi Corona dengan Kunci Kota Suci Betlehem

Misalnya, pada Selasa (31/3) lalu, Luhut mengatakan "Indonesia diuntungkan dengan temperatur tinggi pada April. Humidity (kelembaban) tinggi (mem)buat COVID-19 relatif lemah daripada di tempat lain."

Bahkan, Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas secara online, Kamis (2/4) juga sempat menyebut kalau musim panas saat ini akan sangat mempengaruhi berkembangnya COVID-19 ini.

Padahal, tim peneliti Harvard Medical School berpendapat, virus corona tidak terlalu sensitif terhadap iklim wilayah.

Baca Juga: Langsung Tanya ke Pakarnya, Ustaz Abdul Somad Beri Sentilan Pedas ke Warga yang Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona: Masalah Kita Sudah Banyak, Tidak Lagi Kita Tambah dengan Masalah-masalah Lain

Penularan SARS-CoV-2—virus penyebab COVID-19—di wilayah beriklim tropis seperti Guangxi dan Singapura menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban udara yang tinggi tidak menyebabkan penularan virus corona menurun.

Studi lain dari dua pakar ilmu komputer Massachusetts Institute of Technology menunjukkan, virus corona mungkin memang tidak dapat menyebar secara efisien di wilayah dengan suhu dan kelembaban udara tinggi.

Pada akhirnya, perbedaan suhu dan kelembapan udara bisa jadi memperlambat penyebaran virus corona, namun tidak menghentikannya.

Baca Juga: Tanda Tanya Besar, Ada Nama Setya Novanto dan OC Kaligis, Ini Daftar 22 Koruptor Kakap yang Berpeluang Dibebaskan Yasonna Laoly dalam Seruannya Lepaskan Napi Korupsi di Tengah Wabah Corona

Virus corona masih tetap bisa menyebar dalam hitungan jam atau hari.(*)