Find Us On Social Media :

Tolak Isolasi Mandiri, Emak-emak Viral yang Bentak Petugas Covid 19 dan TNI Saat Didata Bikin Geram Wali Kota Solo, Pak Rudy: Nggak Mau Diatur Jangan di Solo!

Warga Solo yang mudik dari Jakarta, marah-marah saat didatangi petugas untuk didata terkait Covid-19, Sabtu (4/4/2020).

Gridhot.ID - Solo, menjadi kota pertama di Jawa Tengah yang melaporkan adanya kasus positif Covid-19.

Sejak itu, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kota Solo.

Rudy lantas memberhentikan seluruh kegiatan yang melibatkan keramaian di kota kelahiran Presiden Joko Widodo ini.

Baca Juga: Kebakaran Jenggot Saat Kebijakan Soal Pembebasan Napi Koruptor Dipertanyakan Najwa Shihab, Yasonna Laoly: Suudzon Banget, Tunggu Dong Seperti Apa

Selain itu, pemerintah juga telah mengimbau agar warga tidak bepergian dan tetap tinggal di rumah.

Jika memang perlu pergi untuk bekerja, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk patuh pada physical distancing (jaga jarak fisik) dan mengenakan masker di tempat umum.

Kota Solo juga menerapkan kebijakan ketat untuk menyaring pendatang.

Baca Juga: Sebut Ahmad Dhani Malu pada Mantan Istri, Tetangga Mulan Jameela Bongkar Perselingkuhan Sang Musisi, Mantan Rekan Duet Maia Estianty Hamil Duluan Namun Ditutupi: Itu Anak Dhani, Cuma Nggak Mau Ngakuin!

Terlebih bagi mereka yang datang dari zona merah corona seperti Jakarta, Jawa Barat, dan sekitarnya.

Guna memutus rantai sebaran virus corona, Wali Kota Solo meminta pemudik untuk mengkarantina diri selama 14 hari.

Namun, tidak semua warga bekerjasama dan mematuhi aturan tersebut.

Baru-baru ini sebuah video ramai dibicarakan.

Pasalnya, seorang ibu-ibu yang tinggal di Sondakan, Laweyan, Solo, mengamuk saat petugas Satgas Covid-19 datang berkunjung guna pendataan pemudik dari luar kota.

Baca Juga: Nyolong 1000 Helai Masker di Puskemas Tempatnya Bekerja untuk Dijual Seharga Rp 5 Juta, Seorang Sopir Ambulans Dijerat Hukuman Pencurian dengan Pemberatan, Begini Pengakuan Pelaku

Ibu-ibu berhijab itu diketahui baru saja pulang dari Jakarta.

Petugas dari Babinsa, Bhabinkantibmas, dan Satlinmas yang datang dan meminta pemudik untuk isolasi mandiri, malah dibentak oleh ibu tersebut.

Melansir Tribun Solo, Lurah Sondakan, Prasetyo Utomo mengatakan, pemudik tiba di rumahnya pada tanggal 28 Maret 2020.

Baca Juga: Sesuai Ramalan Mbak You, Hubungan Asmara Pasangan Selebritis Ini Akhirnya Kandas Setelah Berjalan Beberapa Bulan, Sang Paranormal: Settingannya Terbukti

Sesuai aturan protokoler kesehatan, pemudik itu harus menjalani karantina mandiri selama dua minggu.

"Ada laporan warga kalau ada yang datang dari Jakarta. Terus, kalau ada laporan begitu memang kita memiliki kewajiban menindaklanjuti, kemudian kita data," kata Prasetyo, dikutip dari Tribun Solo, Senin (6/4).

Petugas pun datang menanggapi laporan dan melakukan pendataan, namun ibu itu justru bersikap tak sopan pada petugas.

Ia mencak-mencak dan berbicara dengan nada tinggi pada petugas sebab tak terima dengan kunjungan itu.

Minta maaf dan siap isolasi mandiri

Prasetyo yang ikut menyayangkan sikap arogan warganya tersebut mengatakan, terjadi kesalahpahaman antara petugas dan pemudik.

Baca Juga: Terpaksa Pulang Kampung, Delapan Pemuda Aceh Besar Ini Justru Menikmati Karantina Mandiri di Hutan, Isi Waktu dengan Menjaring Ikan

Sementara kini, masalahnya telah diselesaikan.

"Masalah sudah selesai, hanya kesalahpahaman, hari ini beliau sudah menyatakan permintaan maaf, hanya kesalahpahaman saja, protabnya sudah dilalui," jelas Prasetyo, Minggu (5/4/2020).

Prasetyo menjelaskan bahwa ibu tersebut telah melakukan skrining kesehatan, namun ia terganggu dengan kedatangan petugas yang mendata meskipun aturan telah ditetapkan.

Baca Juga: Anak Sulungnya Masih Berusia 17 Tahun, Dian Nitami Sudah Pamer Foto Bareng Cucu Laki-Laki, Netizen Bingung: Kan Anaknya Baru Belasan Tahun Umurnya

"Tadi siang kita mediasi antara warga, Babinsa, Bhabinkamtibnas, Lurah, Danton Linmas, ada pak RT, pak RW, dan dari pemuda, intinya mengklarifikasi kejadian kemarin," jelas Prasetyo.

"Yang bersangkutan meminta maaf pada warga sekitar dan tim dari kelurahan," imbuhnya.

Ibu-ibu tersebut, kini telah menyatakan kesiapannya untuk menjalani karantina mandiri selama 14 hari.

Wali Kota Solo sempat emosi

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi video tersebut.

Ia sangat menyayangkan sikap ibu-ibu itu dan bahkan terlihat cukup emosional dengan sikapnya.

"Saya berharap masyarakat jangan mentang-mentang, kita punya tujuan yang mulai untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona," ucapnya, Minggu (5/4).

Baca Juga: Lebay! Takut Terinfeksi Corona, Wanita Muda Ini Lempar Uang ke Pedagang Saat Beli Buah, Berakhir Nangis Minta Maaf Usai Jadi Bulan-bulanan Netizen

"Petugas yang disana jangan dibentak-bentak, petugas yang di sana tidak dapat gaji, makan ya pakai uang mereka sendiri mohon untuk dihargai, menghargai sesama itu perbuatan mulia," imbuhnya membeberkan.

Mengetahui hal itu, Rudy secara pribadi menghubungi suami dari ibu tersebut.

"Suaminya saya telepon, saya minta wong sugih kok rumongso merendahkan mereka yang datang," katanya.

Baca Juga: Minimalisir Petugas Medis yang Terinfeksi Corona, ITS Rancang Robot Pelayan Pasien Covid-19, Simak Kemampuan Canggihnya

"mereka itu punya tujuan memotong mata rantai penyebaran virus, ini bukan perosalan rumahku dewe atau apa," tambahnya.

"Petugas mau mendata terkait pernyataan kesanggupan melakukan karantina mandiri gitu aja, mentang-mentang kayak begitu, tadi suaminya sudah saya telepon," jelas Rudy.

Ia juga meminta orang bersangkutan untuk meminta maaf pada keluraha, termasuk TNI-Polri yang ikut dibentaknya.

"Saya suruh minta maaf ke kelurahan, TNI-Polri, saya suruh minta maaf ke kelurahan kalau tidak mau diatur di Solo jangan di Solo," tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "4 Fakta Emak-emak yang Marahi Petugas Covid-19, Tiba dari Jakarta hingga Wali Kota Balas Memarahinya"