Find Us On Social Media :

Ribuan Karyawan Alami PHK di Tengah Pandemi, Pemerintah Justru dengan Enteng Terima TKA China Masuk ke Indonesia, Komisi X DPR: Pemerintah Mlempem Ya Sama Investor?

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulsel, per tanggal 24 April, total tenaga kerja yang dirumahkan dan kena PHK berjumlah 14.462 orang.

Gridhot.ID - Pandemi Covid-19 telah memukul kehidupan masyarakat dari segala sisi.

Sisi yang paling terdampak adalah sisi perekonomian karena banyak yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK karena perusahaannya tidak mampu beroperasi.

Meski sudah berusaha mengatasinya dengan memberikan program kartu prakerja untuk para korban PHK, pemerintah masih dianggap kurang membantu rakyat.

Baca Juga: Merasa Sehat Walafiat, Pasien Positif Corona Ini Bahayakan Warga Lainnya Usai Nekat Ikut Salat Tarawih Berjamaah, Rahasiakan Tes Swab Hingga Debat Alot Saat Dijemput Petugas

Lebih-lebih setelah terdengar jika pemerintah masih menerima TKA (tenaga kerja asing) dari China.

Hal tersebut langsung dikritisi oleh anggota Komisi X DPR RI Saleh Partaonan Daulay.

Dilansir dari Kompas.com, pada Kamis (30/4/2020), Saleh mengatakan, kebijakan tersebut membuat pemerintah Indonesia nampak sangat inferior jika berhadapan dengan investor China tersebut.

Baca Juga: Mantan Suaminya Nikahi Siri Zaskia Gotik, Imel Putri Cahyani Ditodong Pertanyaan Feni Rose, Janda Sirajuddin Mahmud: Jadi Perempuan Pinter-pinter Sajalah!

"Pemerintah Indonesia terkadang kelihatan kurang berdaulat jika sedang memenuhi tuntutan para investor China,” kata Saleh.

Saleh mengatakan, kedatangan TKA saat warga negara Indonesia (WNI) banyak yang membutuhkan pekerjaan dinilai kurang tepat.

"Saat ini WNI sendiri banyak yang terdampak Covid-19 secara ekonomi lantaran sebagian perusahaan dalam negeri terpaksa merumahkan para pekerjanya," tambah Saleh.

Menurut Saleh, saat seperti ini seharusnya penanaman modal asing bermanfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi WNI dan tenaga kerja lokal.

"Jika investasi asing justru mempekerjakan TKA, berarti investasi itu tidak memiliki added value atau nilai tambah," tandas Saleh.

Baca Juga: Bolak-balik Ajak Nikita Mirzani Menikah, Krisna Mukti Sukses Bikin Nyai Kebingungan: Yakin Mau Sama Aku Bener Nih?

Pemprov Sultra tolak TKA China

Saleh sendiri menyampaikan pendapat seperti itu terkait penolakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan masyarakat terhadap masuknya 500 TKA ke daerahnya di masa pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, kedatangan TKA dari episentrum Covid-19 ini akan menimbulkan perasaan khawatir dan takut bagi masyarakat karena mereka dinilai potensial membawa virus ke Indonesia.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Saleh meminta pemerintah mendengarkan dan memenuhi aspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terkait penolakan TKA tersebut.

Baca Juga: Tangan Kanan Luhut Binsar Pandjaitan Buka Suara Soal Kedatangan 500 TKA China, Sebut Bosnya Tak Punya Kepentingan, Jodi Mahardi: Bapak Hanya Ingin Melihat Kemajuan

“Pemerintah pusat harus mendengar keluh kesah pemerintah daerah dan masyarakat Sultra.

"Aspirasi penolakan itu murni sebagai aspirasi berkenaan dengan penanggulangan Covid-19,” kata Saleh.

Penolakan TKA ini juga didukung adanya grafik persebaran Covid-19 yang masih menunjukkan pertambahan, baik jumlah pasien positif maupun yang meninggal akibat virus tersebut.

Politikus kelahiran Sibubuan ini mengatakan, kasus kedatangan TKA asal China di masa pandemi seperti ini bukan sekali ini saja.

Baca Juga: 16 Perwira Tinggi Kena Mutasi di Tengah Pandemi, Ini Daftar Anggota yang Jabatannya Diganti oleh Panglima TNI, Angkatan Laut Paling Sedikit

“Tempo hari ada juga puluhan orang TKA asal China yang tiba di Kepulauan Riau.

"Itu juga menimbulkan polemik dan perdebatan," tutur Saleh.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terima TKA China dI Tengah Pandemi, Komisi X DPR: Bukti Pemerintah Inferior dengan Investor"