Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Dua hari sudah Laksamana Yudo Margono menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL).
Ia kini diprediksi menjadi Panglima TNI berikutnya.
Hal itu disampaikan pengamat militer dari Institute For Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi.
Dilansir dari arsip Gridhot, Fahmi memprediksi bahwa karier Laksamana Yudo Margono tidak hanya mentok sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
"Khusus untuk Laksamana Yudo Margono, jabatan KSAL yang akan diembannya mulai hari ini, membuat kansnya untuk menjadi Panglima TNI menjadi sangat kuat," ujar Fahmi, Rabu (20/5/2020).
Sebelumnya, kata Fahmi, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa telah lama digadang-gadang akan menjadi panglima TNI.
Namun, seiring naiknya Yudo Margono menjadi KSAL, peluang Yudo sebagai Panglima TNI kini juga besar.
Apalagi, berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, jabatan panglima TNI bisa atau dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi militer dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Saat ini, Panglima TNI, yaitu Marsekal Hadi Tjahjanto, berasal dari matra TNI Angkatan Udara.
Jika melihat urutan, jabatan panglima TNI sebelumnya dijabat Jenderal (Purnawirawan) Gatot Noermantyo yang berasal dari matra TNI Angkatan Darat.
Jika merujuk pergantian berdasarkan giliran, maka jabatan panglima TNI berikutnya berasal dari matra TNI AL.
Selain itu, Fahmi juga memperhitungkan usia dinas Yudo yang lebih panjang.
"Masa dinas aktif Yudo (55) lebih panjang setahun dari Andika (56)," kata dia.
Fahmi mengatakan, satu-satunya peluang Andika Perkasa agar bisa mengemban posisi orang nomor satu di tubuh TNI dengan keputusan Presiden Joko Widodo mengganti Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Alasannya, kata dia, karena Hadi Tjahjanto baru akan memasuki masa pensiun menjelang akhir tahun depan atau ketika Andika Perkasa memasuki usia 57 tahun.
Dengan begitu, lulusan akademi militer (akmil) 1987 tersebut hanya memiliki waktu satu tahun untuk menduduki posisi tersebut sebelum dirinya memasuki masa pensiun (58 tahun).
Di sisi lain, lanjut Fahmi, jika skema itu dilakukan, masa jabatan yang terlalu singkat juga akan berdampak kurang bagus untuk organisasi militer.
"Makanya kalau ingin Andika Perkasa jadi panglima, mestinya enggak harus tunggu Hadi pensiun, baru dilakukan pergantian," ucap Fahmi.
Dia mengatakan, Andika Perkasa tetap berpeluang apabila sebelum memasuki pertengahan tahun depan terjadi pergantian panglima.
Di sisi lain, pergantian panglima tersebut tak serta-merta menenggelamkan nama Hadi Tjahjanto begitu saja.
Menurut dia, jika Hadi Tjahjanto dianggap layak mendapatkan apresiasi secara politis, maka hal tersebut juga berpeluang terjadinya reshuffle kabinet untuk memasukan nama Hadi Tjahjanto dalam posisi menteri.
"Jika lebih dari itu, maka di atas kertas, KSAL Yudo Margono akan lebih berpeluang (sebagai Panglima TNI)," ucap dia.
Sementara itu, melansir Kompas TV, Kepala Staf TNI Angkatan Laut ( KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan sembilan program prioritasnya kepada 39 satuan kerja jajaran TNI AL melalui video conference di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (20/5/2020).
Kesembilan program prioritas itu masuk dalam pembangunan kekuatan dan pembinaan kemampuan TNI AL.
"Sembilan program prioritas tersebut meliputi, pertama pembangunan SDM TNI AL," ujar Yudo dalam keterangan tertulis, Rabu (20/5/2020).
Program pertama, yakni pembangunan SDM TNI AL.
Program kedua adalah modernisasi KRI, pesawat udara dan material tempur.
Ketiga, pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana (sarpras) TNI AL.
Keempat, pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional.
Kelima penyelarasan doktrin, operasi, latihan dan sistem pendidikan.
Keenam peningkatan kemampuan Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan, dan Pengintaian (K4IPP) dan siber TNI AL.
Ketujuh, TNI AL akan meningkatkan program dan anggaran berbasis kinerja dan berorientasi hasil.
Kedelapan, TNI AL akan melakukan perbaikan sistem dukungan logistik.
Kesembilan, peningkatan kemampuan TNI AL dalam menghadapi ancaman bersifat non-konvensional.
Kegiatan entry briefing dan pidato yang disampaikan Yudo Margono itu merupakan petunjuk awal dari pimpinan baru.
Momen tersebut menjadi pedoman bagi seluruh prajurit dan roda organisasi TNI AL ke depan.
Dalam kesempatan itu, KSAL berkomitmen untuk meneruskan kebijakan para pemimpin TNI AL terdahulu yang akan diselaraskan dengan petunjuk strategis.
Tentunya termasuk dengan arahan kebijakan Presiden Joko Widodo dan pimpinan TNI, khususnya terkait pelaksanaan tugas sebagai kepala staf untuk memimpin TNI AL dalam pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional.
Mengawali tugasnya sebagai KSAL, Yudo juga menyampaikan visi TNI AL lima tahun ke depan.
"Terwujudnya TNI Angkatan Laut yang profesional, modern dan tangguh untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, nandiri dan berkepribadian berdasarkan gotong-royong," kata Yudo.(*)