Yartsa Gunbu laris manis untuk pengobatan tradisional China.
Muncul beberapa kisah yang meningkatkan reputasinya, seperti bagus sebagai obat perangsang yang kuat untuk aktivitas seksual dan penambah fungsi fisik.
Pada tahun 1993, ketika sejumlah atlet China secara tak terduga memecahkan beberapa rekor dunia dalam pertandingan lintasan dan lapangan, pelatih mereka mengatakan bahwa konsumsi Yartsa Gunbu menunjang prestasi mereka.
Satu dekade kemudian, desas-desus mulai beredar bahwa jamur dapat melindungi orang dari SARS, yang berarti bisa cegah coronavirus.
Sementara manfaat yang disebut-sebut ini belum dibuktikan secara ilmiah, perdagangan Yartsa Gunbu meledak, dan demikian pula harganya.
Berdasarkan The Atlantic, pasar global untuk Yartsa Gunbu bernilai antara 5 hingga 11 miliar dolar (Rp 70 triliun hingga Rp 162 triliun), dengan spesimen terbaik dari parasit ini dijual hingga 140.000 (Rp 2 miliar) dolar per kilogram.
Sayangnya, ketergantungan komunitas Dataran Tinggi Tibet pada Yartsa Gunbu dan permintaan jamur yang tampaknya terus meningkat bukan tanpa konsekuensi terhadap lingkungan.
Para ahli telah lama memperingatkan bahwa panen berlebihan dapat menyebabkan hilangnya jamur.
Dengan Yartsa Gunbu menjadi semakin langka, dan permintaan dari China terus meningkat, kemungkinan harga untuk parasit ini bisa semakin meningkat. (*)
Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul "Heboh Parasit yang Dipercaya Bisa Tangkal Virus Corona, Harganya Mencapai Rp 2 Miliar per Kilogram!"