Find Us On Social Media :

Dianggap Sebagai Makhluk Menjijikkan dan Berbahaya, Nyatanya Parasit Ini Dipercaya Bisa Tangkal Virus Corona, Harga Jualnya Per Kilo Mencapai Rp 2 Miliar

Yartsa Gunbu

Gridhot.ID - Yartsa Gunbu, jamur ulat yang menginfeksi ngengat hantu di Dataran Tinggi Tibet, sejauh ini dianggap sebagai parasit paling mahal di dunia, harganya hingga 50.000 dollar per pon (Rp 700 juta).

Parasit ini hanya ditemukan di Dataran Tinggi Tibet, di mana ia menginfeksi larva ngengat hantu ketika mereka terkubur jauh di bawah tanah dan memakan akar tanaman.

Larva paling rentan di musim panas, ketika mereka melepaskan kulit mereka dan menjadi lebih mudah terinfeksi.

Baca Juga: Karma Instan, Papa Laurens Disebut Bakal Alami Nasib Memilukan Gara-gara Omongannya Tentang Syahrini, Paranormal Ini Sampai Kasihan Melihat Masa Depannya

Parasit perlahan-lahan tumbuh selama musim gugur dan musim dingin, dan ketika salju mulai mencair, ia mendorong larva yang sekarat dan menjadi tuan rumah baru.

Yartsa Gunbu kemudian dipanen oleh penduduk desa setempat dan dijual dengan harga "murah" pada awalnya.

Namun parasit itu berubah menjadi mahal ketika jamur melewati beberapa perantara, bahkan harganya jauh lebih mahal daripada emas.

Baca Juga: Berkedok Minta Bansos ke Pemerintah, Ibu-ibu Ini Kepergok Wali Kota Bogor Malah Belanja Baju Lebaran, Bima Arya: Kalau Bantuan Buat Belanja, Saya Cabut!

Nama Yartsa Gunbu sebenarnya bisa berarti "rumput musim panas, cacing musim dingin".

Spesimen yang paling berharga memiliki tangkai berisi spora yang melesat ke atas dari kepala inang, serta tubuh ngengat hantu yang mati.

Memanen parasit ini adalah proses yang sangat sulit.

Tidak hanya tangkai yang sulit dikenali atau hanya tumbuh di dataran tinggi Tibet, tetapi tanah di daerah parasit ini umumnya keras, menggali Yartsa Gunbu tanpa merusak tangkainya sangat "menantang".

Seperti yang dapat Anda bayangkan, sumber-sumber pendapatan sangat langka di dataran tinggi Tibet, sehingga Yartsa Gunbu adalah cara yang baik bagi masyarakat setempat untuk menambah penghasilan tahunan mereka.

Baca Juga: Pintu Kebebasan Sudah di Depan Mata, Anies Baswedan Siap Hentikan PSBB Pada 4 Juni 2020, Fase New Normal Jadi Tantangan Baru

Di Buthan, misalnya, perdagangan jamur merupakan bagian penting dari produk domestik bruto, dan di banyak desa Tibet, memanen jamur adalah salah satu dari sedikit cara bagi keluarga untuk menyambung hidup.

Walaupun mereka biasanya menjual Yartsa Gunbu hanya dengan beberapa ratus dolar per pon, pendapatannya merupakan bagian besar dari anggaran tahunan.

Setelah melewati rantai perantara, parasit Yartsa Gunbu mencapai Hong Kong dan kota-kota besar yang ramai di China daratan, di mana harganya naik menjadi gila-gilaan.

Baca Juga: Pantas Tiongkok Ngotot Klaim Sana-sini Sampai Buat Dirinya Rela Dimusuhi, Ternyata Laut China Selatan Simpan Harta Karun Luar Biasa yang Terpendam di Dalamnya, Wajar Amerika Serikat Sampai Ikut Campur

Parasit telah lama populer di kalangan orang China yang sangat kaya, terutama karena dugaan sifat obatnya (menurut pengobatan China), tetapi sebelum awal tahun 90-an hanya sedikit orang yang mampu membeli parasit ini.

Segala sesuatunya berubah begitu ekonomi China yang tumbuh pesat dan menciptakan generasi elite baru.

Yartsa Gunbu laris manis untuk pengobatan tradisional China.

Muncul beberapa kisah yang meningkatkan reputasinya, seperti bagus sebagai obat perangsang yang kuat untuk aktivitas seksual dan penambah fungsi fisik.

Pada tahun 1993, ketika sejumlah atlet China secara tak terduga memecahkan beberapa rekor dunia dalam pertandingan lintasan dan lapangan, pelatih mereka mengatakan bahwa konsumsi Yartsa Gunbu menunjang prestasi mereka.

Baca Juga: Mantan Kekasihnya Gagal Move On, Natasha Wilona Ogah Disebut Jadi Penghalang Cinta Verrel Bramasta dan Feby Rastanty, Sang Aktris: Jangan Bawa Nama Gue!

Satu dekade kemudian, desas-desus mulai beredar bahwa jamur dapat melindungi orang dari SARS, yang berarti bisa cegah coronavirus.

Sementara manfaat yang disebut-sebut ini belum dibuktikan secara ilmiah, perdagangan Yartsa Gunbu meledak, dan demikian pula harganya.

Berdasarkan The Atlantic, pasar global untuk Yartsa Gunbu bernilai antara 5 hingga 11 miliar dolar (Rp 70 triliun hingga Rp 162 triliun), dengan spesimen terbaik dari parasit ini dijual hingga 140.000 (Rp 2 miliar) dolar per kilogram.

Baca Juga: Atta Halilintar dan Raffi Ahmad Tergeser Jauh, Baim Wong Kini Jadi YouTuber Terkaya, Karyawan Ungkap Sifat Asli Suami Paula di Balik Layar: Pressure Tinggi!

Sayangnya, ketergantungan komunitas Dataran Tinggi Tibet pada Yartsa Gunbu dan permintaan jamur yang tampaknya terus meningkat bukan tanpa konsekuensi terhadap lingkungan.

Para ahli telah lama memperingatkan bahwa panen berlebihan dapat menyebabkan hilangnya jamur.

Dengan Yartsa Gunbu menjadi semakin langka, dan permintaan dari China terus meningkat, kemungkinan harga untuk parasit ini bisa semakin meningkat. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul "Heboh Parasit yang Dipercaya Bisa Tangkal Virus Corona, Harganya Mencapai Rp 2 Miliar per Kilogram!"