Gridhot.ID - Hari lebaran tahun ini memang berbeda.
Pasalnya, dunia kini tengah berperang melawan virus corona atau covid-19 yang tak kunjung usai.
Angka kasus setiap harinya masih bertambah.
Umat muslim dunia mungkin akan merasakan kesedihan serupa pada perayaan Lebaran 2020 ini.
Sebab mereka harus menahan diri untuk tidak bertemu dan berkumpul dengan dengan sanak saudara dan kerabat untuk merayakan Lebaran 2020 bersama-sama.
Sebab semua negara memberlakukan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona Covid19 di negaranya masing-masing.
Tak terkecuali negara seperti Arab Saudi malah menerapkan larangan keluar rumah bagi warganya saat perayaan Lebaran 2020 dengan menerapkan kebijakan lockdown seluruh wilayah.
Warga yang melanggar kebijakan lockdown di Arab Saudi pada Lebaran 2020 ini akan mendapatkan sanksi denda yang sangat besar.
Kebijakan ketat untuk membatasi pergerakan warga juga diberlakukan oleh Singapura.
Negara ini melarang warganya untuk berkumpul demi mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
"Bulan suci Ramadan akan berakhir malam ini dan bulan Syawal ada di depan kita. Ini adalah waktu untuk pengampunan dan penguatan ikatan antara keluarga dan teman," kata Halimah Yacob, Presiden Singapura Sabtu (23/5) di akun instagramnya.
Presiden Singapura Halimah Yacob menyebut, Lebaran 2020 ini pasti akan terasa sangat berbeda dari biasanya.
"Saya merindukan melihat keluarga yang biasanya akan berkumpul di rumah pada hari pertama Lebaran, terutama cucuku, yang sudah beberapa minggu tidak saya lihat," katanya.
Dalam unggahan akun instagramnya, Halimah menceritakan foto cucu perempuannya yang diambil pada saat perayaan Lebaran tahun lalu.
"Jadi saya mengerti bagaimana perasaan anggota komunitas Muslim tanpa pertemuan keluarga besar dan kunjungan tahun ini. Namun demikian, ini seharusnya tidak mengurangi sukacita atau makna perayaan kita," katanya Presden Singapura Halimah Yacob.
Karena itulah Presden Singapura Halimah Yacob mengimbau warga muslim Singapura menjunjung tinggi tanggung jawab sebagai warga negara Singapura untuk memastikan keluarga dan masyarakat tetap sehat dan aman dengan memperhatikan berbagai protokol kesehatan yang ada.
"Kita dapat memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dan merayakan bersama, meskipun terpisah," kata Presden Singapura Halimah Yacob.
Presiden Singapura menyebut berencana membuat acara open house secara elektronik atau e-Open House untuk menyambut tamu sambil mengenakan pakaian tradisional serta menikmati makanan Lebaran 2020 sebagai keluarga melalui konferensi video.
Presden Singapura Halimah Yacob juga berharap warga Singapura tetap berhati-hati dan bertanggung jawab bahkan setelah 1 Juni 2020, ketika pembatasan dilonggarkan, sehingga kita dapat mencegah gelombang kedua kasus corona di Singapura seperti yang terjadi di negara lain.
Sebelumnya pemerintah Singapura juga telah membatalkan acara Open House Hari Raya Istana karena pandemi corona Covid-19.
Namun untuk mengurangi rasa kekecewaan warga karena kehilangan momentum perayaan Lebaran 2020 dengan hadir pada open house di Istana maka warga masih dapat mengunjungi Istana Negara Singapura secara virtual di graphics.straitstimes.com/STI/STIMEDIA/Interactives/2019/06/istana-at-150-make-a-high-flying- tour / index.html.
"Saya harap situs web ini akan memungkinkan Anda untuk memiliki pengalaman mendalam saat menjelajahi Istana," kata Presden Singapura Halimah Yacob.
Halimah Yacob juga menyebut Lebaran 2020 ini akan menjadi hari yang tenang tapi tak terlupakan, karena umat muslim Singapura merayakan Lebaran 2020 tanpa mengunjungi sanak keluarga.
"Seperti kata pepatah Melayu, "Jauh di mata, dekat di hati", orang yang kita cintai dari pandangan kita tetapi mereka masih sayang dan dekat dengan hati kita terutama selama periode Lebaran 2020 ini," kata Presden Singapura Halimah Yacob.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judulSedihnya Presiden Singapura Halimah Yacob pada Lebaran 2020 tanpa kumpul dengan cucu(*)