Find Us On Social Media :

Status Surabaya Meningkat Jadi Zona Hitam hingga Dijuluki Wuhan ke Dua, Tri Rismaharini Justru Panen Pujian dari Ketua Gugus Covid-19: Langkah Penanganannya Strategis dan Cerdas

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpamitan kepada warga saat perayaan hari jadi Kota Surabaya.

Gridhot.ID - Sejak empat hari terakhir, dalam peta sebaran Covid-19 di provinsi Jawa Timru, gambaran wilayah Kota Surabaya terlihat berwarna hitam.

Sedan kota dan kabupaten lain di Jawa Timur masih berwarna merah.

Hal itupun di klarifikasi oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyudi.

Baca Juga: Berhasil Terawang Nasib Dwi Sasono yang Terjerat Kasus Narkoba, Wirang Birwa Dihantui Firasat Menakutkan, Sang Paranormal: Masih Ada Setelah Ini, Sadar Please Sadar...

dr Joni mengatakan bahwa warna hitam menunjukkan kasus covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.

Namun demikian, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini malah tuai pujian saat status wilayahnya dikategorikan dalam zona hitam Covid-19 dan berpotensi menjadi Kota Wuhan kedua.

Dalam peta persebaran Covid-19 di Indonesia Ibu Kota Jawa Timur itu berwarna hitam sejak lima hari terakhir.

Baca Juga: Rogoh Kocek Rp 1 Juta untuk Seporsi Nasi Goreng, Youtuber Ini Kaget Saat Tahu Rasanya: Enggak Wow Banget

Hal itu disebabkan Surabaya menjadi wilayah yang dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia.

Hingga Selasa (2/6/2020) jumlah kasus mencapai 2.748.

Karena itu, Kota Pahlawan ini bahkan disebut-sebut bisa menjadi Wuhan kedua, alias kota pertama di China dan dunia yang diduga menjadi asal-usul munculnya Covid-19.

Penyebab tingginya jumlah kasus Covid-19 di Surabaya baru-baru ini terungkap.

Namun, hal tersebut malah membuat sang Wali Kota, Risma menuai pujian dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

Baca Juga: Jatah Royaltinya Diduga Digelapkan Habis-habisan, Ahmad Dhani Ngamuk Cuma Dapat Rp 76 Juta dari Bisnis Karaoke, Siap Usut Tuntas, Pentolan Dewa19: Untung Partai Saya yang Berkuasa, Jadi Bisalah

Hal itu disampaikan Doni saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6/2020).

Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi Pemerintah Kota Surabaya yang melakukan langkah cepat untuk menangani pandemi Covid-19.

Berkat tracing yang gencar dilakukan, kasus bisa dikonfirmasi lebih cepat.

Baca Juga: Bandingkan Fisik Dul Jaelani dengan Al Ghazali dan El Rumi, Sosok Ini Seret Nama Ahmad Dhani, Maia Estianty Langsung Pasang Badan, Bela Mantan Suami?

Itu pula yang menyebabkan jumlah kasus di Surabaya mengalami peningkatan yang signfikan.

"Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif.

"Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," kata Doni, seperti dikutip dari Kompas.com.

Risma mengakui, sejak kemunculan kasus Covid-19 pada Maret lalu, pihaknya sempat mengalami kesulitan untuk melakukan tes cepat atau tes swab karena keterbatasan alat.

Karena keterlambatan itu, ujar Risma, kasus Covid-19 di Surabaya kini menjadi tinggi.

Namun, berkat bantuan alat kesehatan dari Kemenkes, BIN dan BNPB, pihaknya kini bisa melakukan tes dengan mudah kepada warganya.

Baca Juga: Statusnya Sebagai Mantu Presiden Tak Membuatnya Bermanja-manja, Selvi Ananda Pilih Urus Anak Seorang Diri Tanpa Bantuan Baby Sitter, Gibran Rakabuming: Kasihan, Apalagi Kalau Saya Tinggal

Walaupun banyak warganya yang positif Covid-19, namun Risma mengaku masih bisa mengendalikan jumlah tersebut.

Hal itu disampaikan Risma dalam tayangan Kompas TV, Senin (1/6/2020).

"Kalau saya melihat data sebetulnya masih terkendali.

"Cuma karena ada target-target yang ingin kita capai supaya kehidupan perekonomian kita normal.

Baca Juga: Haji 2020 Resmi Ditiadakan, Dana Jemaah Justru Bakal Dipakai Pemerintah Buat Perkuat Rupiah, Ahli Ekonomi: Bener-bener Kehabisan Ide, Payah Deh

"Maka memang saya butuh treatment yang sangat cepat, untuk menyelesaikan permasalah ini," ujarnya, seperti dikutip via Tribun Wow.

Untuk mengendalikan kasus Covid-19, Pemkot Surabaya telah berhasil memetakan data dan pola penyebaran virus di kota tersebut.

Karena itu, Risma yakin pihaknya dapat mengatasi dan segera mengakhiri pandemi Covid-19 di Surabaya.

"Jadi karena kami punya data, siapa pasien itu dan kemudian bagaimana pola penyebarannya kami sudah tahu," kata Risma.

"Jadi kenapa kemudian saya percaya dengan ketepatan dan kecepatan, maka kita bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," lanjutnya.

Ia juga mengakui bahwa sebagaian warganya ada yang masih belum memahami situasi pandemi ini.

Baca Juga: Keberadaannya Sudah Diendus Polisi, Pemilik Akun Gosip Ini Sampai Ngemis Belas Kasihan ke Syahrini, Ngaku Ingin Bunuh Diri Usai Jadi Buron: Saya Lemah Tak Berdaya, Pikiran dan Hati Saya Gelap

Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi pada warga.

Bahkan Risma tak ragu untuk terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengertian pada rakyatnya.

"Memang ada yang mungkin mereka tidak tahu bagaimana penyebarannya, karena itu kita terus melakukan sosialisasi," ungkap Risma.

Baca Juga: Pernah Serang Rombongan Tito Karnavian, Anggota KKB yang Paling Dicari Sejak 2011 Kini Berhasil Ditangkap, Kapolda Papua Ungkap Detik-detik Satgas Newangkawi Lumpuhkan Oriana Wonda

"Memang terus-menerus harus kita lakukan, karena kita tahu penduduk Surabaya jumlahnya cukup besar kemudian banyak pula urban, pendatang yang datang ke Surabaya. Juga dengan berbagai macam tingkatan pendidikan," imbuhnya.

"Tapi saya terus terang percaya dengan warga Surabaya," tandasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Surabaya Digadang-gadang Bakal Jadi Wuhan Kedua Setelah Dinyatakan Sebagai Zona Hitam, Tapi Risma Malah Panen Pujian Usai Ditemukan Penyebab Tingginya Lonjakan Kasus Covid-19 di Kota Pahlawan"