Find Us On Social Media :

Sudah Warganya Diserang Secara Rasis, China Kini Ketar-ketir Australia Bakal Pilih Kasih Masalah Investasi, Ogah Ditendang, Tiongkok Lantang Pamer Perusahaannya Bikin Negeri Kanguru Kaya Raya

Pasukan Australia yang berjaga di Laut China Selatan

"Perusahaan-perusahaan China yang berinvestasi di Australia telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi ekonomi dan masyarakat Australia," kata Gao.

Ia pun menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan China harus terus mencari peluang investasi di Australia, sambil mengamati aturan baru.

Baca Juga: Diajak Amerika dan Rusia Lakukan Gencatan Senjata Nuklir, China Malah Bolos Undangan Perundingan, Ngerasa Superior karena Punya Rudal yang Lebih Canggih

Perubahan aturan di Australia ini menghilangkan ambang batas untuk peninjauan, yang berarti setiap pembelian asing akan diperiksa oleh Badan Peninjau Investasi Asing (FIRB).

Sebelumnya, persetujuan FIRB diperlukan ketika ada akusisi bernilai lebih dari A$ 275 juta (US $ 290 juta), atau lebih dari A$ 1,2 miliar untuk negara-negara di mana Australia memiliki perjanjian perdagangan bebas, seperti dengan China.

Komentar ini juga muncul ketika investasi China di Australia anjlok menjadi A$ 3,5 miliar pada 2019, turun hampir 60% pada 2018.

Baca Juga: PNS Akan Dikenakan Kerja Sif, Menteri PAN-RB Koordinasi dengan PT KAI, Tjahjo Kumolo: Mengurangi Penumpujan Calon Penumpang di Masa PSBB

Di sisi lain, hubungan geopolitik kedua negara juga memang tengah tegang dipimpin oleh pengenaan tarif pada impor gandum dari Australia.

Hal ini dipanasi lagi dengan langkah China yang memperingatkan warganya untuk mempertimbangkan kembali perjalanan atau rencana belajar di Australia karena melonjaknya serangan rasial terhadap orang-orang China dan Asia.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Hubungan memanas, Beijing peringatkan Australia jangan korbankan investor asal China.

(*)