GridHot.ID- Wabah Virus Corona (Covid-19) masih menjadi permasalah serius..
Seperti diketahui, dalam berita yang beredar sebelumnya, virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
Pemerintah China juga sudah menginformasikan wabah ini pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019.
Amerika Serikat menuduh China menutup-nutupi saat virus corona ini merebak pertama kali di Wuhan.
Mereka meyakini virus ini telah menyebar jauh sebelum Desember, walaupun dibantah oleh China.
Hampir sejalan dengan tudingan negeri Paman Sam, penelitian di Harvard Medical School juga memperlihatkan adanya kemungkinan, virus corona pertama kali di Wuhan sejak September 2019.
Hal ini terbongkar lewat data satelit dengan mengamati lonjakan lalu lintas di sekitar lima rumah sakit besar di Wuhan.
Dilansir Tribunnewswiki dari ABC7, pemimpin penelitian sekaligus Profesor Harvard Medical, Dr. John Brownstein, timnya telah menganalisa peningkatan tersebut dari satelit komersial.
"Tim peneliti menganalisa citra satelit komersial dan menemukan peningkatan signifikan dari lalu lintas di luar lima RS besar di Wuhan mulai akhir musim semi (September) dan awal musim gugur (Oktober) pada 2019," ujar Brownstein, Selasa (9/6/2020).
Tapi, pihak ABC7 tak menampilkan foto-foto hasil tangkapan satelit tersebut.
Profesor tersebut juga menyebutkan bahwa lonjakan lalu lintas di sekitar RS sejalan dengan meningkatnya pencarian melalui internet.
Walaupun begitu, dia mengakui bahwa hal itu tidak bisa dibuktikan.
coronaBaca Juga: Bantu Lima Daerah Bisa Turun Status Jadi Zona Kuning, Khofifah Tak Tanggung-tanggung Beri Apresiasi ke Kodim dan Polres, 100 Motor Siap Diberikan
Penelitian yang dilakukannya ini juga menjadi data penting terbaru terkait misteri asal usul corona.
"Sesuatu terjadi pada Oktober. Terlihat jelas ada gangguan sosial yang terjadi sebelum akhirnya diidentifikasi sebagai permulaan dari pandemi virus corona," kata Brownstein.
Penelitian dilakukan selama lebih dari satu bulan oleh Brownstein dan tim, termasuk peneliti dari Boston University dan Boston Children's Hospital.
Mereka mengamati bermacam-macam tanda jejak kapan pemerintah mulai memberlakukan protokol kesehatan yang begitu ketat terhadap warga di Provinsi Hubei.
Logika peneliti bermula dari penyakit pernapasan yang dialami.
Hal ini mempunyai dampak pada perilaku di komunitas yang menjadi tempat penyebarannya.
Dengan begitu, gambar yang memperlihatkan pola perilaku tersebut dapat menguraikan peristiwa yang sedang terjadi.
Meskipun, para pasien yang sakit tidak sadar dengan masalah yang lebih besar yang mungkin sedang mengintai mereka.
"Apa yang kami lakukan adalah melihat aktivitas, seberapa sibuk RS. Kami menganalisanya dengan menghitung jumlah mobil di RS, karena parkiran akan penuh seiring dengan sibuknya RS," ujar Brownstein.
Brownstein lalu menyampaikan suatu pemikiran dari aktivitas di parkiran tersebut.
"Semakin banyak mobil terparkir di RS, maka semakin sibuk, seperti sesuatu sedang terjadi di komunitas tersebut, infeksi meningkat dan orang-orang harus memeriksakannya ke dokter. Jadi, tingkat kesibukan RS bisa dilihat melalui mobilnya, dan kami melihat hal ini dari berbagai institusi," ujarnya mengimbuhi.
Hampir 350 foto yang diperoleh tim peneliti dari satelit dengan meninjau lalu lintas dan parikiran di luar rumah sakit besar di Wuhan dalam dua tahun terakhir.
Foto-foto tersebut diambil setiap pekan selama musim gugur 2019.
Pada 10 Oktober 2018, peneliti menuliskan ada 171 mobil yang terparkir di Rumah Sakit Tianyou, Wuhan.
Pada tahun berikutnya terjadi kenaikan.
Tertera ada 285 mobil yang terparkir atau bertambah 67 persen.
Di rumah sakit lain, adanya peningkatan 90 persen dengan komparasi data pada tahun 2018 dengan 2019.
Selanjutnya, tercatat terjadi peningkatan jumlah mobil ditemukan pada pertengahan 2018 di Wuhan Tongji Medical.
Pernyataan dari Presiden RS Metrics, Tom Diamond bahwa pada 31 Desemeber 2019, Wuhan mengalami masalah kesehatan beberapa bulan sebelum pemerintah China mengumumkan kepada publik perihal suatu penyakit menular yang disebut sebagai pneumonia di Wuhan Municipal Health Commission.
"Di semua RS besar di Wuhan, kami melihat adanya lonjakan lalu lintas dalam dua tahun selama September hingga Desember 2019," kata Diamond yang menjadi salah satu tim peneliti.
Walaupun begitu, hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini dianggap kurang meyakinkan.
David Perlin, Kepala Medis di Center for Discovery and Innovation, New Jersey, menyatakan data yang dipaparkan cenderung sugestif.
"Saya pikir beberapa metode yang dipakai dapat dipertanyakan dan interpretasi mereka agak sedikit berlebihan. Masalahnya adalah kita hanya memiliki sebagian data. Saya selalu khawatir ketika orang mulai mengambil kesimpulan hanya melalui sebagian data, kesalahan data (seperti pencarian internet). Itu semua sugestif," tandas Perlin.
Artikel ini pernah tayang di Tribunnews Wiki dengan judul TUDINGAN Amerika Sebut China Banyak Bohong Soal Corona Terbukti, Lihat Foto Satelit, WHO Kecolongan!
(*)