Find Us On Social Media :

Setiap Pergerakan Pyongyang Dimonitor, 3000 Balon Sudah Disiapkan Korea Utara, Seoul Bongkar Tujuannya

Perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan.

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Selama beberapa waktu terakhir, Semenanjung Korea tampaknya semakin memanas.

Ya, ketegangan dua negara yang bersaudara itu dipicu oleh peledakan kantor penghubung bersama oleh Korea Utara.

Sejak saat itu, propaganda mulai dilancarkan oleh Korea Utara hingga Korea Selatan pun kini telah mengambil tindakan militer.

Baca Juga: Salah Satu Pangkalannya Berjarak Kurang dari 1 Mil dari Kediaman Kim Jong Un, Titik Krusial Angkatan Laut Korea Utara Ini Dapat Luluh Lantakkan Korut dalam Waktu Singkat, Pengamat AS: Hancurkan Itu dan Apa Pun di Dalamnya Jadi Sia-sia

Melansir Kompas.com, Korea Utara mulai memasang lagi pengeras suara untuk menyiarkan propaganda mereka di perbatasan dengan Korea Selatan, yang sempat dicabut pada 2018.

Dalam pertemuan 2018 di Panmunjom, Presiden Korsel Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong Un sepakat untuk menghentikan segala permusuhan.

Upaya pengurangan itu antara lain dengan mencabut pengeras suara yang menyebarkan pesan propaganda, dan menghentikan penyebaran pamflet.

Baca Juga: Wajahnya Mirip Aktor Korea Ji Chang Wook, Driver Ojek Online Ini Langsung Banjir Endorse Gara-gara Viral di Tiktok, Tak Peduli Hujatan Justru Makin Bangga Tampilkan Pekerjaan Utamanya

Berdasarkan keterangan militer Korea Selatan, Korea Utara terdeteksi memasang loudspeaker itu "di beberapa titik" Zona Demiliterisasi sejak Minggu (21/6/2020).

"Kami mendeteksi langkah mereka di 10 kawasan, yang dilakukan secara simultan," jelas kantor Kepala Staf Gabungan, dikutip Yonhap Senin (22/6/2020).

Sementara kementerian pertahanan menerangan, mereka memonitor setiap pergerakan Pyongyang, dan menegaskan siap mengambil tindakan jika diperlukan.

Salah satu sikap yang dipertimbangkan adalah memasang juga loudspeaker mereka, yang diketahui dilepas setidaknya di 40 titik.

Baca Juga: Gara-gara Kelakuan Pembelot, Perang Korea Utara dan Korea Selatan Bakal Berkecamuk Lagi, Selebaran Propaganda Anti Seoul Siap Disebar di Seluruh Area Perbatasan

Langkah Korut memasang lagi pengeras suara terjadi di tengah keterangan dengan negara tetangga selama sekitar dua pekan terakhir.

Pada Selasa pekan lalu (16/6/2020), negara komunis tersebut meledakkan kantor perwakilan gabungan dengan Korsel yang berlokasi di Kaesong.

Penghancuran itu disusul ancaman bahwa mereka siap mengerahkan militer ke perbatasan, selain menyebut Seoul sebagai "musuh".

Baca Juga: Nampak Pasrah Tak Lancarakan Balasan Usai Diserang Korut, Korea Selatan Lebih Perhitungkan Sosok Ini Dibanding Kim Jong Un, Wanita Kuat yang Bisa Kalahkan Patriarki

Berbagai ancaman Korea Utara muncul karena mereka menganggap Seoul tidak becus menangani aktivitas para pembelot di perbatasan.

Para pembangkang Korut sering mengirim barang, maupun menyebarkan selebaran berisi kecaman dan tudingan bahwa Kim Jong Un adalah pelanggar HAM.

Sementara itu, dilansir dari Kontan.co.id, Korea Selatan memantau dengan cermat pergerakan militer Korea Utara, menyusul rencana Pyongyang mengirim selebaran propaganda melintasi perbatasan. Seoul membuka semua opsi untuk merespons, termasuk aksi militer.

Korea Utara sedang bersiap untuk melepaskan sekitar 3.000 balon yang membawa 12 juta selebaran propaganda ke Korea Selatan, menurut KCNA, lantaran kegagalan Korea Selatan menghentikan para pembelot mengirim selebaran anti-Pyongyang.

Baca Juga: Kesabarannya Udah Mentok, Korea Utara Ancam Bakal Kembali Serang Korea Selatan Usai Peristiwa Ledakan Perbatasan: Ini Baru Permulaan!

"Kami memantau dengan seksama langkah-langkah yang militer Korea Utara lakukan mengenai pengorbanan sepanjang waktu. Dalam persiapan untuk berbagai kemungkinan, kami mempertahankan postur kesiapan yang kuat," kata Kolonel Kim Jun-rak, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), Selasa (23/6), seperti dikutip Kantor Berita Yonhap.

Korea Utara tidak menjelaskan, kapan dan bagaimana akan mengirim selebaran. Tapi, negara komunis itu bisa menggunakan drone untuk menerbangkannya. Bahkan, terbuka kemungkinan Korea Utara mendistribusikannya melalui laut dari kapal.

"Jika Korea Utara menggunakan pesawat tak berawak, misalnya, yang melanggar perjanjian militer antar-Korea, kami akan terpaksa mengambil tindakan militer yang sesuai," ungkap seorang pejabat JCS kepada Yonhap.

Baca Juga: Situasi Makin Mengkhawatirkan, Korea Utara Kirim Pasukan Bersenjata ke Wilayah Perbatasan, Siap Gempur Korea Selatan?

Di bawah Perjanjian Militer Komprehensif yang ditandatangani pada 19 September 2018, Korea Selatan dan Korea Utara membentuk zona larangan terbang di sepanjang perbatasan antar-Korea. Namun, Pyongyang mengancam akan membatalkan pakta tersebut dan menghentikan proyek-proyek bersama lainnya.

Selama pertemuan dengan Komite Pertahanan Parlemen Korea Selatan, Menteri Pertahanan Jeong Kyeong-doo menyebutkan, setiap aksi militer yang mungkin negeri ginseng lakukan "tergantung pada metode apa yang akan Korea Utara gunakan dan bagaimana tindakannya".

Korea Utara memasang puluhan pengeras suara propaganda

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Choi Hyun-soo mengatakan, pihak berwenang sedang memantau langkah-langkah Korea Utara, dan menambahkan militer "sepenuhnya siap untuk segera menanggapi berbagai kemungkinan".

"Kami telah mengatakan, Korea Utara harus membayar mahal jika mengambil tindakan yang menggagalkan upaya yang telah Selatan dan Utara lakukan untuk memajukan hubungan antar-Korea dan menjaga perdamaian di Semenanjung Korea," tegasnya.

Baca Juga: Sepele, Murkanya Adik Diktator Korea Utara Cuma Gara-gara Balon Udara, Kim Yo Jong: Sampah Harus Dibuang ke Tempat Sampah!

"Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan tergantung pada situasinya," ujarnya seperti dilansir Yonhap.

Selain selebaran, Korea Utara telah menyelesaikan pengaturan sekitar 20 pengeras suara propaganda di daerah-daerah di sepanjang perbatasan antar-Korea, sekitar setengahnya di Zona Demiliterisasi, menurut sumber Yonhap di militer Korea Selatan.

Korea Utara pertama kali terlihat memasang kembali pengeras suara di dalam Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea pada Minggu (21/6) dalam serangkaian aksi yang meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Baca Juga: Ledakkan Kantor Komunikasi di Perbatasan, Militer Korea Utara Kembali Picu Konflik Saudara Tuanya: Korea Selatan: Kami Aiap Untuk Keadaan Apapun

Korea Utara bisa memasang lebih banyak, karena sebelumnya telah mengoperasikan sekitar 40 pengeras suara.

Pyongyang kemungkinan akan melanjutkan siaran melalui pengeras suara, bersama dengan pengiriman selebaran anti-Seoul, setelah mendapatkan persetujuan dari Komisi Militer Pusat Partai Buruh yang berkuasa. (*)