Find Us On Social Media :

Kasus Covid-19 di Surabaya Masih Tinggi, Putra Putri Keluarga Angkatan Darat Mencak-mencak ke Wali Kota: Kalau Bu Risma Bengak-bengok Saja Pasti Dikesampingkan, Harus Ada Sanksi Tegas!

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Jawa Timur kini menjadi daerah dengan tingkat corona tertinggi di Indonesia.

Bahkan beberapa waktu terakhir, Jawa Timur mampu menyalip DKI Jakarta.

Meski demikian, mengutip Kompas TV, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengklaim angka pasien Covid-19 di Kota Surabaya telah menurun.

Baca Juga: Tawarkan Metode Baru untuk Sembuhkan Corona, RSUD Klaten Berhasil Sembuhkan 15 Pasien Covid-19 Usai Mengajaknya Pergi Mancing Ikan Lele: Ini terapi Supaya Nggak Stres

Selain itu Risma juga menepis anggapan bahwa Kota Surabaya kekurangan tenaga medis kesehatan.

Saat ini Pemerintah Kota Surabaya fokus melacak keluarga yang positif corona untuk dirawat di rumah sakit.

Ini merupakan langkah Pemerintah Kota Surabaya setelah kunjungan Presiden Jokowi pada Kamis kemarin (25/6/2020) yang meminta angka kasus covid-19 di Jawa Timur turun dalam waktu 2 pekan.

Baca Juga: Adaptasi New Normal, Kapolri Idham Azis Cabut Maklumat Larangan dan Imbauan Terkait Covid-19, Ini Dampaknya

Selain itu Risma menepis jika Surabaya kekurangan tenaga medis untuk merawat pasien Covid-19.

Sementara itu, melansir GridHealth, Kota Surabaya menjadi wilayah dengan peningkatan kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.

Data terbaru menunjukkan terdapat penambahan 70 kasus di Surabaya, menjadikan total kasus positif Covid-19 menjadi 5414 kasus.

Kota Surabaya menjadi wilayah dengan peningkatan kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.

Baca Juga: Sadar Diri Corona Masih Jadi Ancaman Nyata, Pegawai Starbucks Ini Tegas Tolak Pelanggan yang Nggak Pakai Masker, Dimarahi Sampai Hampir Diviralkan, Nyatanya Malah Dapat Duit Tip Rp 397 Juta

Data terbaru menunjukkan terdapat penambahan 70 kasus di Surabaya, menjadikan total kasus positif Covid-19 menjadi 5414 kasus.

Tiga wilayah Surabaya, yakni Surabaya Selatan, Timur dan Utara menjadi wilayah dengan paparan terparah dengan jumlah konfirmasi Covid-19 mencapai lebih dari 1000 kasus.

Dengan rincian, Surabaya Selatan sebanyak 1179 kasus, Surabaya Utara 1097 kasus, dan Surabaya Timur 1668 kasus.

Baca Juga: Terawan Disuruh Mundur, Jokowi Langsung Pasang Badan, Sang Presiden Beberkan Tugas Berat Menkes yang Buatnya Jarang Muncul Lagi: Tidak Ada yang Sempurna di Dunia Ini

Sedangkan, Surabaya Pusat sebanyak 753 kasus dan Surabaya Barat sebanyak 647 kasus.

Kendati demikian, masih ada kabar baik lainnya di mana 50 pasien dinyatakan sembuh di Surabaya.

Update data ini menjadikan kasus rincian kasus Covid-19 di Surabaya sebagai berikut.

Sebanyak 2896 pasien sedang menjalani masa perawatan, 2118 pasien telah dinyatakan sembuh, sementara jumlah meninggal mencapai 400 pasien.

Baca Juga: Waspada! Jangan Terlena dengan Status 'New Normal', Pemerintah Peringatkan 3 Tempat Ini Berpotensi Jadi Klaster Baru Penyebaran Virus Corona

Dilansir dari laman Surya.co.id, tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur yang sudah menyalip DKI Jakarta, terutama di Surabaya membuat banyak kalangan prihatin.

Salah satunya dari DPD Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD Jatim).

Ketua DPD HIPAKAD Jatim Priyo Effendy menuturkan, penyebab utama penularan Covid-19 di Jatim sulit ditekan lantaran karena masyarakat yang kurang disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Sebut Metodenya Sukses Besar Untuk Hajar Corona, Anies Baswedan Kini di Atas Angin, Angka Positif di Bawah Standar WHO Sampai Fasilitas Kesehatan Hanya Terpakai 35%: Kita Kerja Makin Terasa Dampaknya

"Faktornya kurang disiplin saja dan aparat yang kurang tegas. Harusnya aparat ini bisa luwes dan bisa juga tegas sehingga peraturan dan rambu itu bisa ditegakkan secara efektif dan maksimal," kata Priyo, Sabtu (27/6/2020).

Khusus di Kota Surabaya yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Jawa Timur, Priyo minta Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini agar membuat sanksi yang tegas bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.

"Kalau Bu Risma hanya mengimbau dan bengak bengok (teriak-teriak) saja pasti dikesampingkan. Harus ada sanksi tegas," tambahnya.

Dengan adanya sanksi tegas, masyarakat akan lebih patuh protokol kesehatan yang ujungnya bisa menekan angka penularan Covid-19.

Baca Juga: Waspada! New Normal Diterapkan, 3 Lokasi Ini Justru Diprediksi Bakal Jadi Tempat Baru Penyebaran Virus Corona, Ada di Sekitar Kita, Apa Saja?

HIPAKAD Jatim sendiri masif melakukan kegiatan sosial untuk membantu menekan penularan Covid-19.

Salah satunya adalah melakukan penyemprotan disinfektan pada lebih kurang 14 ribu rumah dan membagikan ribuan sembako ke masyarakat terdampak.

Baca Juga: Gara-gara Unilever, Facebook Langsung Ambyar Total, Diboikot Perusahaan Raksasa Dunia, Rp 102 Triliun Kekayaan Mark Zuckerberg Lenyap Dalam Sekali Jentikan Jari

"Secara marathon selama dua belas hari kita melakukan penyemprotan, pagi hingga malam hari," lanjutnya. (*)