Risma Minta Maaf dengan Suara Parau Sambil Sujud Pegang Kakinya, Dokter Ini Sebut Ada Salah Paham: Saya Ngomong Apa Adanya

Selasa, 30 Juni 2020 | 15:42
Instagram/ Tri Rismaharini

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Provinsi Jawa Timur kini menjadi wilayah dengan kasus positif corona tertinggi di Indonesia.

Bahkan, kini Jawa Timur telah menyalip DKI Jakarta.

Melansir Surya.co.id, Selasa (30/6/2020) dari data terbaru, Jawa Timur menyumbang sebanyak 240 kasus baru di mana penambahan terbanyak terjadi di Surabaya.

Baca Juga: Sindir Halus Wali Kota Surabaya, Keluarga Angkatan Darat: Kalau Bu Risma Hanya Menghimbau dan Bengak-bengok Saja Pasti Dikesampingkan

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengadakan pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan para direktur rumah sakit di Surabaya di halaman Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Pertemuan tersebut sebenarnya untuk mencari solusi atas permasalahan di setiap RS dalam penanganan pasien corona.

Namun, ada kejadian di luar dugaan saat pertemuan tersebut.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Surabaya Masih Tinggi, Putra Putri Keluarga Angkatan Darat Mencak-mencak ke Wali Kota: Kalau Bu Risma Bengak-bengok Saja Pasti Dikesampingkan, Harus Ada Sanksi Tegas!

Pasalnya, Risma mendadak bersujud di hadapan salah seorang dokter dan meraih kaki dokter tersebut.

"Mohon maaf Bapak .. mohon maaf," ucap Risma dengan suara parau dan memegangi kaki dokter ini.

Risma yang semula memimpin pertemuan tiba-tiba beranjak saat salah seorang dokter ahli paru senior dari RS Dr Soetomo menceritakan overloadnya RS karena kasus COVID-19.

Dokter itu mengenalkan diri bernama dr Sudarsono. Dia menyebut di hilir, masih perlu ditingkatkan edukasi akibatnya banyak RS overload.

Baca Juga: Tembus 11.000 Kasus, Jawa Timur Lampaui Ibu Kota dalam Jumlah Tertinggi Kasus Corona, Presiden Jokowi Cuma Bisa Bilang Begini

"Mari kami mengajak konsolidasi dan koordinasi dengan Surabaya. Faktanya memang Surabaya banyak. Selain itu, Saya melihat di jalan-jalan banyak warga dan ABG yang nongkrong di Warung," ucap dr Sudarsono.

Mendengar ungkapan ini, Risma merespon semua camat dan lurah sudah dikerahkan. Justru kampung tangguh berhasil.

(SURYA.CO.ID/YUSRON NAUFAL PUTRA)

Suasana saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sujud saat pertemuan dengan IDI Surabaya, Senin (29/6/2020).

Tapi di rumah mewah yang kini banyak positif COVID-19.

Baca Juga: Jokowi: Datang-datang Bawa Rapid Test, Sosialisasi Dulu ke Masyarakat!

Pertemuan yang dilangsungkan di tenda posko dapur umum tenda pemkot itu pun terhenti sesaat begitu melihat Risma bersujud setelah pernyataan dr Sudarsono tersebut.

Wali Kota Surabaya itu beranjak dan berjalan ke arah dr Sudarsono dan seketika itu juga, Risma bersujud.

Dilansir dari Tribunnews.com, sebelum melakukan aksi tak terduga itu, Risma memang sempat terlibat dialog langsung dengan dokter tersebut.

Kebetulan, dr Sudarsono menyampaikan perihal overload-nya rumah sakit hingga warga yang masih didapati tak patuh protokol kesehatan.

"Saya sebetulnya juga merasa ya apa gitu ya, tapi saya ngomong apa adanya," kata dr Sudarsono saat ditemui seusai pertemuan tersebut.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Wilayah dengan Infeksi Corona Paling Berbahaya di Indonesia, Jawa Timur Nyatanya Mampu Ubah Zona Merah Jadi Kuning Dalam Sekejap, Sampai Beri Kado Ratusan Motor Trail, Begini Rahasia Khofifah

Menurut Sudarsono, saat dialog itu dia menyampaikan apa yang terjadi di lapangan.

Namun, dia tak menyangka hal itu nampaknya memicu Risma sujud hingga dua kali sambil menangis dalam rapat audiensi yang digelar oleh Pemkot bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya itu.

Salah satu yang disorot juga perihal koordinasi.

Baca Juga: Bantu Lima Daerah Bisa Turun Status Jadi Zona Kuning, Khofifah Tak Tanggung-tanggung Beri Apresiasi ke Kodim dan Polres, 100 Motor Siap Diberikan

"Ya mungkin beliau salah paham dikira usahanya belum, padahal usaha beliau dan semua pihak sudah maksimal," kata Sudarsono.

Kata Sudarsono, overloadnya rumah sakit itu salah satunya lantaran proporsi pasien yang masuk dan keluar tak seimbang.

Lebih banyak yang masuk ketimbang yang keluar.

Sebelumnya diberitakan, tiba-tiba bersujud sembari menangis di hadapan dokter di Surabaya, Senin (29/6/2020).

(TRIBUNMADURA.COM/NURAINI FAIQ)

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan sujud di depan dokter, Senin (29/6/2020)

Bahkan Risma sujud hingga dua kali di depan salah seorang dokter hingga tersedu-sedu.

Baca Juga: Katanya Ditanggung Negara, Biaya Besar Senilai Mobil Mewah Ternyata Menanti Anda Jika Terinfeksi Virus Corona, Dokter IDI: Itu Tidak Gratis!

Hal itu terjadi saat Risma mengadakan audiensi dengan IDI Surabaya di Balai Kota.

Salah satu dokter yang hadir, menyampaikan terkait dengan penuhnya rumah sakit.

Praktis, hal itu sempat membuat rapat terhenti sejenak.

Untuk diketahui, sebelumnya Risma terlibat dialog dengan IDI Surabaya.

Baca Juga: Pikirannya Sudah Kemana-mana, Jokowi Jengkel Ada Menteri Tak Cepat Tanggap Tangani Krisis Corona: Apapun Akan Saya Lakukan untuk 267 Juta Rakyat Kita!

"Kalau Bapak menyalahkan kami, kami tidak terima. Kami tidak bisa masuk di sana," kata Risma dengan suara parau dan matanya merah saat menangis tersedu, menanggapi pernyataan dr Sudarsono.

Risma mengungkapkan pihaknya berulang kali ingin masuk ke rumah sakit milik Pemprov Jatim itu. Namun, Risma tidak bisa masuk rumah sakit tersebut.

Risma juga sempat ingin memberikan bantuan, namun ditolak. Risma mengaku merasa kesulitan komunikasi dengan pihak rumah sakit tersebut.

Padahal Pemkot sedang meggencarkan beberapa upaya agar wabah virus corona ini dapat dikendalikan.

"Tolonglah kami jangan disalahkan terus," kata Risma.

Risma mengatakan pihaknya terus koordinasi dengan rumah sakit untuk menangani Covid-19.

"Nuwun sewu, saya koordinasi dengan rumah sakit setiap hari. Sesuai data kami, ada rumah sakit kosong," kata Risma.

Risma membantah bila pihaknya dituduh tidak koordinasi. Sebab, pihaknya terus melakukan komunikasi.

Tapi saat ingin memberikan bantuan APD saja ke RSU dr Soetomo, pihaknya ditolak.

Risma mengungkapkan tidak ada yang ingin warga Surabaya terpapar virus corona, makanya Pemkot melakukan segala upaya, termasuk harus lembur sampai dini hari. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Tribunnews.com, Surya.co.id