Mulai Merajai Jalanan, Kemenhub Berencana Pungut Pajak Pesepeda, Dirjen Perhub: Harus Diatur!

Selasa, 30 Juni 2020 | 17:42
Sonora/Eva R

Bantah Akan Tarik Pajak Sepeda, Kemenhub Justru Ingin Tingkatkan Keselamatan

Gridhot.ID - Belakangan, sepeda mulai banyak diminati oleh masyarakat.

Memang, selain menjadi salah satu olahraga pilihan, sepeda menjadi alat transportasi yang banyak diminati.

Terutama sejak pandemi virus corona mulai merebak di Indonesia.

Baca Juga: Sedikit Kecewa Banyak yang Bersepeda Hanya untuk Jalan-jalan dan Foto-foto, Menhub Bakal Atur Para Pesepeda yang Kian Membludak, 3 Kota Ini Sudah Siapkan Aturan Tegas

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan membuka wacana pengenaan pajak sepeda.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengungkapkan hal itu dalam diskusi virtual akhir pekan lalu di Jakarta.

“Kalau waktu saya kecil, saya mengalami sepeda disuruh bayar pajak dan sebagainya. Mungkin bisa ke sana. Tapi ini sejalan revisi UU 22/2009, sudah diskusi dengan Korlantas Polri,” kata Budi Setiyadi dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (26/6/2020).

Baca Juga: Gaya-gayaan Nekat Freestyle Motor di Depan Muka Polisi, Komplotan Pelajar Ini Auto Jadi Buronan, 2 Hari Setelah Beraksi Langsung Terciduk

Dia juga menilai penggunaan sepeda perlu diatur mengingat kegiatan bersepeda semakin marak akibat pandemi Covid-19. “Saya terus terang, sepeda harus diatur. Apakah dengan peraturan menteri atau peraturan pemda, bupati atau gubernur,” kata Dirjen Budi Setiyadi.

Budi menjelaskan, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, sepeda termasuk dalam kategori kendaraan tidak digerakkan oleh mesin.

Karena masuk dalam kelompok bukan kendaraan bermotor, lanjut dia, pengaturannya berada di pemerintah daerah. “Kami akan mendorong aturan ini di daerah, minimal dengan mulai menyiapkan infrastruktur jalan, DKI, Solo, Bandung, sudah menyiapkan juga, tinggal sekarang gimana aturannya,” kata Budi Setiyadi.

Selain itu, menurut dia, pengelompokan angkutan harus direvisi dalam UU Nomor 22/2009 karena semakin beragamnya jenis angkutan, termasuk angkutan listrik, seperti sepeda listrik, skuter, hoverboard, dan lainnya.

Baca Juga: Nggak Punya Etika, Rombongan Pesepeda Keranjingan Masuk Kafe Sambil Bawa Sepedanya Viral di Media Sosial, Pemilik Kafe: Ada yang Dinaiki Masuk Ruangan

Budi mengaku pihaknya juga sudah melakukan kajian di negara-negara yang kecenderungan penggunaan sepeda meningkat guna menghindari kontak fisik di kereta atau angkutan massal lainnya akibat pandemi COVID-19, salah satunya Jepang.

Namun, dia menjelaskan terdapat perbedaan tujuan penggunaan moda ramah lingkungan tersebut. Di Jepang terutama Tokyo, masyarakat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dari rumah ke kantor atau tempat perbelanjaan.

“Di Indonesia sekarang ini sepeda lebih untuk kegiatan olahraga dan jalan ramai-ramai, kemudian foto-foto. Sebenarnya, diharapkan sepeda ini dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari,” katanya.

Baca Juga: Biasa Kalem, Sultan Jogja Mendadak Murka Hingga Ancam Tutup Malioboro, Hamengkubuwono X Kesal dengan Kelakuan Orang-orang Ini

Sebelumnya Pengamat Transportasi Universitas Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno menilai sepeda menjadi salah satu moda transportasi yang direkomendasikan dalam kondisi normal baru.

“Bersepeda menjadi pilihan, karena selain menghindari kerumunan dalam ruang tertutup dan menghindari antre, bersepeda membuat kesehatan tubuh terjaga,” katanya.

Moda tanpa bahan bakar tersebut juga mulai digunakan secara masif oleh negara Kolombia sebagai dampak pandemi COVID-19. Negara Kolombia setara dengan Indonesia yang masih sebagai negara berkembang.

Baca Juga: Tragis, Selangkah Lagi Sampai Kampung Halaman untuk Lepas Rindu Bersama Orang-orang Tercinta, Nyawa Pemudik Ini Justru Melayang Usai Alami Peristiwa Ini

Walikota Bogota (Kolombia) Claudia Lopez, punya kebijakan selama masa karantina menutup jalan sepanjang 117 km setiap hari agar pejalan kaki dan pesepeda dapat lebih leluasa bergerak.

Ia menuturkan di era kenormalan baru, banyak kota di mancanegara mengurangi kapasitas transportasi umum dan mengalihkan ke perjalanan menggunakan sepeda.

Baca Juga: Hasil Duit Curian Tak dibagi Rata, 2 Maling Ini saling Gontok-gontokan di Depan Polisi: Saya Cuma Dapat Rp 400 Ribu Padahal Saya yang Nyolong!

“Untuk perjalanan jarak pendek, moda sepeda dan berjalan kaki benar-benar dikembangkan sedemikian rupa (aman, nyaman dan selamat), supaya tidak beralih ke penggunaan kendaraan pribadi secara berlebihan,” katanya (Max Agung Pribadi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judulKemenhub buka wacana memungut pajak dari pesepeda(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kontan.co.id