Find Us On Social Media :

BIN Jadi Pahlawan di Balik Layar, Identitas Jasad WNI Membeku di Freezer Kapal Nelayan China Berhasil Dibongkar, Diduga Korban Perbudakan dan Perdagangan Manusia

Tim kesehatan gabungan dari Bidokes Polda Kepri, Lanal Batam dan KKP kelas I Batam tengah melakukan pemeriksaan kesehatan para ABK kapal di dua kapal berbendera China, Rabu (8/7/2020)

Sedangkan di kapal Lu Huang Yuan Yu 117, terdapat 12 WNI lain yang bekerja sebagai ABK.

Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto mengatakan, total ada 22 WNI yang bekerja sebagai ABK di dua kapal China tersebut.

"Jadi total seluruhnya ada 22 WNI yang dipekerjakan dari dua kapal nelayan berbendera China, yakni Lu Huang Yuan Yu 117 dan Lu Huang Yuan Yu 118," ungkapnya.

Baca Juga: Usai Menikah dengan Perwira Polisi, Artis Kondang Ini Tiba-tiba Banting Stir Jadi Perias Jenazah, Benarkah Sedang Terhimpit Ekonomi?

Indarto menyebut, terdapat 32 kru di atas kapal Lu Huang Yuan Yu 118 yang terdiri dari 10 WNI termasuk korban tewas HA.

15 awak lainnya merupakan WNA China, dan 8 sisanya WNA Filipina.

Para WNI tersebut disalurkan melalui agen PT Mandiri Tunggal Bahari (MTB) yang beralamat di Jl. Raya Majasem Talang, Kaladawa, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng).

"Hasil keterangan sementara para WNI telah bekerja selama tujuh bulan atau sejak tanggal 1 Januari 2020 hingga saat ini," jelas Indarto.

Baca Juga: Khasiat Baru Obat Kumur, Diklaim 99,9 Persen Manjur Bunuh Corona dalam 30 Detik, Berikut Penjelasan Dokter

Mereka, termasuk HA diberangkatkan dari Jakarta pada 31 Desember 2019 menuju bandara Changi, Singapura, kemudian diantarakan agen menuju kapal China.

"Sampai saat ini, kasus ini masih dalam pengembangan sebab ada dugaan tindak penganiayaan, money laundering (pencucian uang) dan tindak perdagangan manusia," kata Indarto. (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Mayat Membeku di Lemari Pendingin Kapal China Ternyata Warga Lampung, Informasi BIN Sebabkan Kejar-kejaran TNI Polri dan Tiongkok"