Komponen baru yang terpasang ini disebut dengan Thrust Vector Control (TVC), memungkinkan pilot mengendalikan pesawat dengan lebih baik dengan mengarahkan mesin pendorong.
Tahun 2018 lalu China memulai debutnya dengan pesawat tempur multirole J-10C bermesin Taihang WS-10. Pesawat ini jadi titik awal keberhasilan China dalam mengembangkan teknologi mesin pendorong pada pesawat tempur.
Seri J-20B nanti masih akan tetap menggunakan mesin Saturnus AL-31 buatan Rusia karena mesin WS-15 buatan China masih memerlukan beberapa penyesuaian.
Mesin WS-15 tersebut awalnya akan digunakan pada pesawat J-20, sayangnya proses pengerjaan gagal selesai tepat waktu. Bahkan sampai seri terbaru J-20 akan mulai diproduksi minggu ini.
Meskipun begitu mesin WS-15 masih terus dikerjakan semaksimal mungkin. Tujuan akhir angkatan militer China adalah bisa menggunakan mesin pesawat produksi sendiri ke dalam pesawat J-20.
Sampai akhir 2019 lalu China diperkirakan sudah berhasil memproduksi 50 unit J-20. Sayangnya masalah produksi mesin membuat proses produksi lanjutan menjadi terkendala.
Angkatan pertama pesawat J-20 mulai mengudara pada tahun 2017, ada di periode yang sama dengan keputusan AS untuk menyebar lebih dari 100 F-35 ke Jepang dan Korea Selatan.