Find Us On Social Media :

Kapal Amerika Makin Sering Wara Wiri di Pasifik, PLA China Tingkatkan Intensitas Latihan Militer di Laut China Selatan, Pesawat Pembom Disiagakan

Lakukan latihan misil, kapal perang Iran justru tenggelamkan kapal perang Iran lain dan tewaskan 19 orang

“Nimitz dan Reagan beroperasi di Laut China Selatan, di mana pun hukum internasional mengizinkan, untuk memperkuat komitmen kami pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sebuah peraturan berdasarkan aturan internasional, dan kepada sekutu dan mitra kami di kawasan ini,” kata Laksamana Muda Jim Kirk, Komandan USS Nimitz, dalam pernyataan seperti dikutip Reuters.

Melansir Global Times, sebuah kapal perang AS melakukan pelanggaran di perairan Kepulauan Nansha pada 14 Juli, dan beberapa pesawat pengintai Amerika juga sering melakukan operasi pengintaian jarak dekat di Pantai Selatan China.

Pakar militer China yang minta namanya tidak ditulis mengatakan kepada Global Times, insiden-insiden tersebut, yang terjadi ribuan mil jauhnya dari AS dan di depan pintu China, sekali lagi telah membuktikan Amerika adalah pendorong nyata militerisasi di Laut China Selatan.

Baca Juga: Ngaku Nikah Karena Taaruf, Video Istri Rizki D'Academy Bersama Pria Lain Beredar di Sosial Media, Begini Tanggapan Sang Pedangdut yang Kini Resmi Jadi Suami

Melukai anggota ASEAN

"China dipaksa mengambil tindakan balasan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya," katanya.

Latihan PLA di Laut China Selatan sering terjadi, dan juga bukan pertama kalinya mereka mengerahkan pesawat tempur dan kapal perang di pulau-pulau di kawasan tersebut, para pengamat militer mencatat.

Menurut gambar satelit asing, PLA mengerahkan sistem peringatan dini dan kontrol udara KJ-500 serta pesawat anti-kapal selam Y-8 di Yongshu Reef pada Mei lalu.

Baca Juga: Nasabah Patut Waspada, Mulai Sekarang Setop Buang Struk ATM di Tempat Sampah, Uang Tabungan Bisa Hilang Karena Aksi Kawanan Tak Teruduga

Di Juni 2019, jet tempur J-10 juga mereka kerahkan ke Pulau Yongxing.

Mengonfirmasi pengerahan J-10 pada Juni 2019, juru bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang mengatakan pada konferensi pers rutin bulan itu, adalah hak sah negara berdaulat untuk menggunakan fasilitas dan melakukan pelatihan di wilayah mereka sendiri.