Jahit Mulut Hingga Paku Tangan, Tahanan di Penjara Tacumbu Lakukan Tindakan Ekstrim Agar Protesnya Didengar, Begini Keterangan Sipir

Sabtu, 01 Agustus 2020 | 08:42
Pixabay

Ilustrasi penjara

GridHot.ID -Penjara Tacumbu di Asuncion, ibu kota Paraguay, Amerika Selatan, ketika dibangun sebenarnya didesain untuk 800 tahanan saja.

Namun nyatanya, penjara itu kini berisi 3.000 orang tahanan yang terkurung dalam tembok besar dan kokoh.

Melansir Daily Mirror, pertama kali dibuka, penjara itu dibuat untuk beberapa kriminal paling berbahaya di Amerika Selatan pada 1956 dan kapasitasnya dengan cepat meningkat sehingga mampu menampung sampai 1.500 tahanan.

Kini, penjara itu dihuni oleh 3.085 pelanggar hukum dan kondisi di dalamnya sangatlah mengerikan.

Baca Juga: Terbukti Korupsi Rp 143 Miliar, Mantan PM Malaysia Divonis 12 Tahun Penjara Atas Skandal 1MDB, Najib Razak: Ini Jelas Bukan Akhir dari Dunia!

Kerusuhan banyak terjadi di dalam penjara Tacumbu dengan banyak tahanan terpaksa tidur di lantai dengan kondisi berhimpitan.

Pakaian yang baru dicuci dibiarkan kering di tempat terbuka di antara sel-sel kecil dan para sipir penjara berusaha menjaga perdamaian di dalam bangunan itu dengan keamanan maksimum.

Tacumbu, dinamai sesuai dengan distrik tempat dia dibangun, menahan lebih dari 2.000 tahanan yang menunggu persidangan dengan 900 orang lainnya sudah divonis hukuman.

Saking padatnya, ada pemisahan antara narapidana pembunuh dan pemerkosa. Mereka ditempatkan di sisi penjara para tahanan dengan pidana lain yang menunggu persidangan.

Baca Juga: Ingat Saipul Jamil? Selangkah Lagi Keluar dari Penjara, Mantan Suami Dewi Perssik Terpaksa Telan Pil Pahit Karena Hal Ini

Tak hanya soal kepadatan dan kerusuhan, di dalam penjara itu juga santer masalah narkoba karena hanya ada 40 sipir penjara untuk 3.000 tahanan.

Mantan direktur penjara, Jorge Fernandez menyatakan seperti dikutip Insight Crime, "Kami menemukan ganja, kokain dan kokain crack."

"Kami punya alat baru yang bisa mendeteksi narkoba dengan teknologi tertentu. Namun kami tidak punya alat pindai untuk tahanan laki-laki, kami hanya punya alat pindai untuk tahanan perempuan."

Dia percaya beberapa obat diselundupkan ke penjara karena tahanan dapat menerima makanan dari keluarga mereka sampai jam 7 malam setiap harinya.

Baca Juga: Lihat Bantal Ahmad Dhani Bersimbah Darah, Mertua Mulan Jameela Kaget Setengah Mati, Sang Musisi: Darah Segar Tembus Sampe Bawah

Sementara ini berdasarkan pemeriksaan dan pemindaian yang telah dilakukan, Fernandez mencurigai banyak anak-anak dijadikan media dalam kunjungan keluarga untuk menyerahkan zat ilegal tersebut.

Fernandez juga menambahkan bahwa dia khawatir beberapa sipir membantu tahanan menyelundupkan narkoba dan minuman beralkohol ke penjara.

Hanya dalam waktu satu tahun, sebanyak 18 tahanan ditemukan dalam kondisi tewas saat ditahan di Tacumbu - setengah dari mereka yang meninggal terlibat dalam perkelahian dan tidak ada yang mau bertanggung jawab.

Jahit mulut saat mogok makan

Banyak yang melakukan protes ekstrem dalam upaya memperbaiki kondisi dan agar kasus mereka didengar lebih cepat sehingga mereka dapat dipindahkan ke penjara lain.

Baca Juga: Sudah Dihukum Mati 10 Tahun Lalu di Israel, Pria Palestina Ini Masih Bisa Hamili Istrinya Sendiri, Begini Kisahnya 'Tembus Batasan Waktu' Demi Teruskan Keturunannya

Saat melakukan mogok makan, beberapa narapidana bahkan menjahit mulut mereka sehingga mereka tidak bisa dipaksa untuk makan ketika sedang melakukan aksi mogok makan yang mengerikan.

Melansir Reuters, para tahanan protes karena sistem yudisial yang sangat lamban dan persidangan mereka tidak pernah digelar sehingga mereka terus menerus ditahan tanpa adanya vonis.

Selain menjahit mulut mereka, para tahanan juga pernah melukai diri dengan memaku tangan mereka dan serangkaian tindakan mengerikan lainnya agar suara mereka didengar.

Seorang sipir bernama Artemio Vera yang bekerja di Penjara Tacumbu mengatakan, "banyak kasus para narapidana berakhir di bawah undang-undang pembatasan, sementara yang lain sudah bisa diberikan kondisi yang lebih baik seperti tahanan rumah."

Sementara itu, diketahui bahwa di dalam penjara Tacumbu juga ada sebuah sel mewah yang membuat narapidana yang ingin ditahan di sana untuk membayar biaya lebih besar.

Baca Juga: Beda Jauh dengan Indonesia, Korea Utara Jebloskan Siapa Saja yang Menolak Pakai Masker ke Kamp Kerja Paksa Mengerikan, Disiksa dan Dibiarkan Kelaparan Layaknya Penjara Masa Penjajahan

Pada 2016 lalu, seorang gembong narkoba pernah dipenjara di sel mewah tersebut. Namanya Jarvis Chimenes Pavao.

Dia memiliki 3 kamar di sel mewahnya, ruang-ruang itu di antaranya seperti ruang pertemuan konferensi dengan TV layar plasma, sebuah dapur dan perpustakaan.

Di kamar tamunya bahkan terdapat sofa dan meja khusus minum kopi. Di sanalah, Pavao merencanakan pelariannya dari Tacumbu dengan menimbun bahan peledak.

Sel mewah itu pada akhirnya dihancurkan setelah rencana Pavao untuk melarikan diri tercium aparat dan dia dipindahkan ke penjara lain untuk menunggu persidangan atas kasus pencucian uang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jahit Mulut sampai Lukai Tubuh Sendiri, Aksi Protes Tahanan Penjara Tacumbu karena Kasus Tak Segera Disidang

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com