Find Us On Social Media :

Belum Cukup Boikot Produk China di Negaranya, India Ngotot Kibarkan Bendera Permusuhan dengan Negeri Panda, Sang Menteri Larang Rakyatnya Belajar Bahasa Mandarin di Sekolah-sekolah

Para demonstran memakar patung Presiden China, Xi Jin Ping dan bendera China dalam demo Anti-China di Kolkata, India,

Ketegangan setelah peristiwa bentrokan di perbatasan kedua negara di wilayah Ladakh Timur yang menewaskan sejumlah tentara India kini semakin meruncing.

Gerakan demi gerakan penolakan atas apa saja yang berbau China kini sedang digalakkan di India.

Baca Juga: Sudah Bersahabat Sejak Lama, BCL Kirim Kado Spesial untuk Nia Ramadhani, Tulis Pesan Menohok untuk Istri Ardi Bakrie: Nikmati Momen yang Dipunya, Karena Waktu Sangat Berharga

Salah satunya pembelajaran bahasa mandari di sekolah-sekolah yang secara terang-terangan dihapus oleh otoritas pendidikan negeri Sungai Gangga tersebut.

Kebijakan pendidikan nasional terbaru India, juga mencabut bahasa Mandarin sebagai salah satu bahasa asing yang ditawarkan kepada siswa sekolah menengah.

India memang dilanda dilema saat konfrontasi di perbatasan semakin meningkat dengan China selama tiga bulan terakhir.

Namun pemerintah tak bisa serta merta lepas banyak kerjasama dengan negeri Panda begitu saja sesuai desakan masyarakat India.

Baca Juga: Ditemukan Tewas, Pelajar SMA yang Jatuh di Gunung Piramid Sempat Ambil Foto Sebelum Terpeleset ke Tebing, Rekan Multazam Akui Dingatkan Petugas Babinsa Agar Tak Mendaki

“India, yang sekarang berupaya melindungi kepentingan nasionalnya dengan lebih baik, harus mengambil semua tindakan yang mungkin, di semua bidang, untuk mengamankan dirinya sendiri,” kata Sriparna Pathak, asisten dekan Sekolah Urusan Internasional Jindal di OP Jindal Global University.

“Di India, China dibuat kagum. Masih banyak lagi yang harus dipahami. Namun, jika agresi sepihak dari China tidak berhenti, ada kemungkinan bahwa tingkat pertukaran orang-ke-orang yang sangat rendah ini juga akan berhenti.”

Pathak mengatakan pengaruh China di universitas India tidak didiskusikan secara luas, jadi sulit untuk mengatakan apakah ada aktivitas rahasia dalam akademisi India.

Khususnya untuk Institut Konfusius, pengawasan ketat telah meningkat di banyak negara di tengah kekhawatiran bahwa ruang kelas mereka dapat digunakan sebagai kendaraan politik bagi Hanban untuk menyebarkan pandangan yang lebih positif tentang China di luar negeri.