Gridhot.ID- Ledakan dahsyat di Beirut menjadi sorotan dunia.
Berdasarkan hasil penyelidikan, diketahui bahwa ledakan itu berasal dari amonium nitrat yang disimpan dalam jumlah banyak di gudang pelabuhan.
Rupanya bukan hanya Lebanon yang menimpan zat tersebut dalam jumlah banyak.
Padahal jadi sumber malapetaka mengerikan di Beirut, negara-negara ini ternyata masih menyimpan amonium nitrat, jumlahnya bahkan jauh lebih mengerikan daripada di Lebanon.
Ledakan hebat di Beirut, Lebanon minggu lalu telah menyita perhatian dunia di tengah pandemi virus corona yang terjadi.
Ledakan yang menghancurkan pelabuhan Beirut tersebut disebutkan lantaran ribuan ton amonium nitrat yang tersimpan di sebuah gudang di pelabuhan.
Peristiwa ini pun memunculkan pertanyaan tempat penyimpanan bahan kimia tersebut selain di Beirut.
Melansir BBC, setidaknya lima negara lain tercatat juga menyimpan amonium nitrat. Yaitu di India, Yaman, Irak, Australia, dan Inggris.
India
Hampir sebanyak 740 ton amonium nitrat tersimpan di 37 peti kemas.
Peti kemas ini berjarak 700 meter atau setengah mil dari daerah pemukiman, sekitar 20 km di luar Chennai, salah satu kota besar di India.
Dikabarkan, amonium nitrat ini telah tersimpan selama lima tahun.
Pihak berwenang di negara bagian selatan Tamil Nadu telah mengambil langkah secara hukum untuk melawan perusahaan yang menyimpan bahan pembuatan pupuk atau peledak ini.
Perusahaan penyimpan amonium nitrat ini melakukan impor dari Korea Selatan, dengan tujuan pertanian pada 2015. Tapi, bea cukai menolak impor tersebut.
Investigasi pun dilakukan dan mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki substansi di bawah lesensi yang tidak valid dan menjualnya ke pihak swasta yang bergerak di bidang pertambangan.
Sebagian kecil bahan kimia dibuang setelah rusak akibat banjir yang berlangsung pada 2015.
Sementara itu, sebanyak 697 ton sisanya kini telah dilelang dan diangkut ke negara bagian tetangga, yakni Telangana.
Yaman
Jaksa Agung di Yaman telah memerintahkan penyidikan atas laporan media yang menyebutkan bahwa lebih dari 100 kontainer amonium nitrat disimpan di pelabuhan selatan Aden.
Media mengatakan, bahan kimia tersebut telah diimpor tiga tahun lalu dan disita oleh pasukan pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah yang diakui PBB.
"Pasukan yang dikerahkan di pelabuhan bertanggung jawab untuk menyimpan kargo berbahaya ini, termasuk 4.900 ton amonium nitrat yang disimpan di 130 kontainer pengiriman," kata Gubernur Aden Tariq Salam.
Tapi, perusahaan Pelabuan Aden Teluk Yaman mengelak dan menyampaikan bahwa kontainer tersebut sebenarnya digunakan untuk menyimpan urea organik sebagai pupuk pertanian.
"Mereka bukan bahan peledak atau radioaktif, dan tidak dilarang untuk mengelola atau menyimpannya," ujar perusahaan itu.
Irak
Pemerintah Irak telah memerintahkan peninjauan secepat mungkin terhadap bahan berbahaya di pelabuhan dan bandara.
Hasilnya, mereka menemukan amonium nitrat telah disimpan di Bandara Internasional Baghdad.
"Direktorat Teknik Militer Kementerian Pertahanan Irak dengan aman mengangkut bahan-bahan yang sangat berbahaya dari bagian kargo udara di Bandara Baghdad ke tujuan mereka, gudang Direktorat Teknik Militer," kata seorang pejabat militer dalam cuitan Twitter pada 9 Agustus 2020.
Australia
Sebelum ledakan besar di Beirut terjadi, orang-orang di Newcastle, New South Wales telah meminta timbunan amonium nitrat di gudang yang berjarak 3 km dari pusat kota untuk dipindahkan atau dikurangi.
Tapi, Orica, sebuah perusahaan yang memasok bahan peledak ke industri pertambangan mengatakan bahwa bahan peledak tersebut disimpan dengan aman di tempat yang tahan api dan dibangun secara eksklusif dari bahan yang tidak mudah terbakar.
Sementara, pengawas keselamatan tempat kerja Australia Selatan, SafeWork SA, menuturkan bahwa amonium nitrat disimpan di 170 lokasi yang diatur dan dipantau ketat di seluruh wilayah tersebut.
Pelabuhan Inggris Investigasi telah diluncurkan ke lokasi penyimpanan amonium nitrat di pelabuhan besar di Lincolnshire, Immingham, dan tempat lain di wilayah Humber.
Associated British Ports (ABP), yang menjalankan situs tersebut, mengatakan bahwa pelabuhan Inggris harus mengikuti peraturan ketat dan memastikan zat tersebut disimpan dan ditangani dengan aman.
Sementara itu, sebuah perusahaan yang berbasis di pelabuhan Portsmouth, Portico, telah menarik aplikasi untuk menyimpan amonium nitrat dan mengatakan zat tersebut tidak akan melewati lokasi penyimpanan.
Meski pengumuman itu datang tak lama setelah ledakan di Beirut, perusahaan menyampaikan bahwa ini hanya untuk alasan bisnis.
Ketua Asosiasi Koordinasi Penanganan Kargo Internasional Richard Brough menuturkan, amonium nitrat diatur karena merupakan zat berbahaya yang terdaftar.
"Dengan sendirinya, itu adalah zat yang relatif aman. Tapi yang menjadi masalah adalah saat terkontaminasi misalnya dengan minyak," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amonium Nitrat Sebabkan Ledakan Lebanon, Negara Mana yang Masih Menyimpan?"
(*)