Find Us On Social Media :

Jual Amunisi ke KKB Sampai Bunuh Petugas KPU Yakuhimo, Pecatan TNI Ini Benar-benar Sudah Khianati Bangsa Indonesia, dengan Santainya Lakukan Kejahatan Pakai Celana Loreng yang Dibanggakan Para Prajurit

Jenazah Henry Jovinski, staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat dimasukan ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman umum Rewulu Wetan, Sidokarto, Godean, Sleman

"Memang tersangka utama merupakan pecatan anggota TNI atas kasus penjualan amunisi, dan yang bersangkutan telah diproses secara hukum dan dipecat," kata Kasdam XVII Cenderawasih Brigjen Bambang Trisnohadi.

Tak ayal pihak TNI akan turut mengusut kasus pembunuhan petugas KPU tersebut.

"Kami dalam hal ini TNI mendukung Polri dalam mengungkap kasus ini. Karena atas kasus ini mengganggu kondusifitas masyarakat Yahukimo. Kami jajaran TNI yang ada di Yahukimo siap membantu Polri," imbuh Bambang.

Sebelumnya diberitakan staf KPU Yahukimo, Hendry Jovinski meninggal dunia usai dibacok orang tak dikenal di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua pada Selasa (11/8/2020).

Kala itu Hendry tengah berboncengan mengendarai sepeda motor bersama temannya, yakni KM dalam perjalanan kembali ke Dekai usai mengantar obat untuk rekannya, KP.

Baca Juga: Jangan Khawatir Jika Bantuan Tunai Rp 2,4 Masih Kurang, Jokowi Bolehkan Masyarakat Minta Tambahan, Begini Caranya

Usai melintasi Jalan Gunung, tepatnya di atas Jembatan Kali Teh, KM dan Korban diadang pria bercelana loreng dan berambut gimbal memegang dua pisau/sangkur.

Pria tersebut menanyakan KTP Hendry dan KM tapi langsung menusuk punggung korban hingga berpulang untuk selamanya.

Sebagaimana diketahui, hubungan antara TNI/Polri dan masyarakat yang ada di Papua dengan KKB telah lama tidak berjalan baik.

KKB Papua merupakan kelompok separatis yang kerap meneror TNI-Polri maupun masyarakat di Papua.

Melansir dari laman Tribunnews Wiki, KKB yang berorganisisasikan papua merdeka (OPM) ingin memisahkan diri dari Indonesia.

Baca Juga: Ayahnya Bergelar Raja Dangdut yang Sudah Diakui Dunia, Anak Rhoma Irama Nyatanya Tak Gengsi Banting Setir Jualan Mie Rebus dan Kopi Layaknya Angkringan, Ogah Berpangku Tangan Meski Job Sepi Gara-gara Corona