Find Us On Social Media :

Bak Bangun dari Tidur Panjang, Filipina Kini Kembali Berjuang Ambil Alih Sabah dari Malaysia, Ini Alasannya

Wilayah Sabah ditunjukkan daerah yang diwarnai merah.

GridHot.ID - Setelah lama berdiam diri, Filipina kembali meperdebatkan masalah Sabah dengan Malaysia.

Melansir dari South China Morning Post, Sabtu (19/9/2020), Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin mengatakan dia akan menghidupkan kembali Biro Urusan Kalimantan Utara atau North Borneo Bureau di kementeriannya.Sementara itu, Malaysia telah mengeluarkan note verbale dan menolak klaim Filipina.Note Verbale adalah komunikasi diplomatik yang disiapkan dengan sudut pandang orang ketiga dan tidak dibubuhi tanda tangan, alias kurang formal.

Baca Juga: Kalau Ketahuan Nyawa Bisa Hilang Seketika, Anggota Kopassus Ini Nyamar Jadi Penjual Durian Demi Lancarkan Aksi Penyerbuan, Ditempeleng Bawahan Sampai Dipaksa Antar Istri Panglima GAM ke Malaysia Jadi TantanganSengketa Sabah adalah batu sandungan terbesar untuk meningkatkan perdagangan dan konektivitas di Kawasan Pertumbuhan ASEAN di Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina.Manila berpendapat bahwa, mereka memperoleh kekuasaan dan kedaulatan atas sebagian Sabah sebagai penerus Kesultanan Sulu, yang ahli warisnya pemerintah Malaysia harus terus membayar sewa tahunan hingga 2013.Kepulauan, bagian dari Mindanao, Palawan dan Sabah, yang terakhir disewakan kepada sindikat komersial Inggris pada tahun 1878, telah kembali ke pangkuan Filipina.

Baca Juga: Viral Poster Anak Malaysia, Netizen Negeri Jiran Ngamuk Nggak Karuan, Perusahaan Asal China Ini Jadi yang Bertanggung Jawab

Namun, baik ahli waris kesultanan maupun Republik Filipina yang baru didirikan tidak dimintai pendapat, ketika administrasi Sabah dipindahkan dari Perusahan British North Borneo kepada Kerajaan Inggris pada tahun 1946.Selama periode dekolonisasi, baik Filipina maupun Indonesia menentang pernyerahan Sabah, bersama dengan Sarawak, ke Pesekutuan Malaya sebagai penerus perusahaan kolonial Inggris di Kalimantan bagian utara.Baik Manila maupun Jakarta menolak Komisi Cobbold tahun 1962, yang mengatur panggung untuk referendum 1963, yang menyaring beberapa suara dari penduduk lokal kedua wilayah tersebut.Indonesia melawan dengan konflik yang dikenal sebagai Konfrontasi, sementara Filipina merencanakan operasi 'Proyek Merdeka' yang berkahir gagal untuk merebut kembali Sabah dengan paksa.

Baca Juga: Dianggap China Bak Angin Lalu, Diam-diam AS Sukses kadali Tiongkok dengan Menyusup ke Daerah Rawan Ini, Pakai Jet Mata-mata yang Disangka Milik MalaysiaMelawan narasi resmi Kuala Lumpur, sejarawan Australia Dr Greg Poulgrain dalam bukunya tahun 2014 The Genesis of Konfrontasi: Malaysia, Brunei and Indonesia 1945-1965 mengungkapkan bahwa, rencana Inggris untuk membentuk Malaysia dimulai sejak tahun 1953.Hingga hari ini, beberapa pemimpin di Sabah dan Sarawak tidak hanya membenci dominasi Semenanjung Malaysia di barat mereka, tetapi terus menentang dasar federasi dengan alasan bahwa, kedua wilayah bukanlah entitas berdaulat yang setara untuk secara bebas masuk ke dalam persatuan semacam itu sejak awal.Seruan telah dibuat di kedua wilayah untuk referendum kemerdekaan.

Baca Juga: Sudah Ditolak Malaysia, Indonesia Seakan Makin Terkucilkan, Amerika Serikat Sampai Larang Warganya Meski Hanya Mampir ke Tanah Air, Ternyata Ini Sebabnya

Meskipun klaim Filipina atas Sabah sebagian besar tidak aktif, klaim itu tidak pernah dilepaskan.Dalam Manila Accord tahun 1963 antara Malaysia, Indonesia dan Filipina, yang terakhir dengan jelas menyatakan bahwa, mereka akan terus mengejar klaimnya atas Sabah meskipun telah dibentuk Federasi Malaysia.Pada tahun 2001, Manila mengajukan permohonan ke Mahkamah Internasional untuk campur tangan dalam sengketa Indonesia-Malaysia atas pulau Sipadan dan Ligitan di lepas pantai utara Kalimantan.Sementara pengadilan menolak permohonan itu, dan menunjukkan bahwa Manila tetap mempertahankan klaimnya.

Baca Juga: Angka Kasus Positif Corona Kian Memumbung Tinggi, Indonesia Kini Gigit Jari Warganya Dilarang Sama Sekali untuk Masuk Malaysia, Istana Langsung Turun Tangan Berikan JawabanTerlepas dari upaya lobi yang intens dan tawaran berulang kali dari Malaysia agar Manila membatalkan klaimnya, Filipina tampaknya tidak akan menyerah.Masalah ini memiliki akar sejarah yang dalam dan tetap menonjol, terutama bagi mereka yang berada di daerah Mindanao dan Sulu.Bagian dari klaim Laut China Selatan Malaysia, yang tumpang tindih dengan Filipina, juga bergantung pada proyeksi hak maritim dari Sabah.Orang Filipina terus meratapi serangan China di Laut Filipina Barat yang banyak mendapatkan perhatian, namun lebih sedikit cakupan yang diberikan untuk klaim Sabah.

Baca Juga: Bagai Petir di Siang Bolong, Malaysia dengan Santainya Caplok Lahan 44 Warga Indonesia di Perbatasan Sampai Diberi Patok Baru, Sudah Ada Sertifikat Tanah Asli Sejak Lama Tetap Saja Dicuekin Negeri Jiran

Sabah dikenal dengan tanah yang luas dan kaya sumber daya, di mana lebih dari 300.000 orang Filipina menetap disana.Itu termasuk masyarakat Tausug dan Sama, serta keturunan mereka yang telah tinggal di Sabah.Banyak warga Filipina yang melarikan diri dari konflik di Mindanao, telah menghadapi diskriminasi dan pelecehan di Sabah.Hidup mereka di bawah ancaman pengusiran yang terus-menerus.Sebuah masalah sosial dan kemanusiaan yang tidak dapat disingkirkan.

Baca Juga: Negaranya Makin Terpuruk karena Wabah Corona, Pemerintah Malaysia Keluarkan Protokol Larangan WNA dari 3 Negara Ini Kunjungi Negeri Jiran, Berikut Resikonya Jika Nekat MelanggarFaktanya, kegagalan Filipina untuk secara aktif mengejar klaimnya telah menyebabkan upaya oleh beberapa ahli waris Kesultanan Sulu untuk mengambil tindakan sendiri, seperti perselisihan Lahad Datu 2013.Filipina tidak berusaha untuk merebut tanah yang tidak diklaim Malaysia, dengan alasan suksesi yang sah.Pembayaran sewa tidak akan pernah terselesaikan, dan penderitaan orang Filipina di Sabah tidak membuat perpindahan tangan menjadi mudah.Faktanya, penggabungan Sabah ke Malaysia oleh Inggris pada tahun 1963, bisa dibilang membuat perampokan Beijing pada abad ini di Laut China Selatan terlihat amatiran.

Baca Juga: Haramkan Warga Indonesia dan 2 Negara Tetangga Masuki Wilayahnya, Menteri Pertahanan Malaysia: Kami Perketat!

Meskipun Malaysia mungkin telah mencapai fait completi, akibat tidur panjangnya Manila.Menlu Filipina mengatakan bahwa, Manila akan menangani masalah ini dengan kekuatan maksimal yang mereka punya.Dibangunkan ASMasalah Sabah baru-baru ini menjadi berita utama pada akhir Juli, setelah pernyataan dari kedutaan AS yang mengatakan Amerika menyumbangkan perlengkapan kebersihan untuk orang Filipina dari "Sabah, Malaysia".Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein telah memberikan pernyataan sebagai tanggapan, dan kedua negara akhirnya memanggil diplomat satu sama lain.Sementara Filipina condong ke arah untuk menghidupkan kembali klaim tersebut, para analis sebelumnya mengatakan keheningan tentang masalah jika memungkinkan adalah "pragmatis."  (Serambinews.com/Agus Ramadhan)Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Bukan Ingin Merampas, Ini Alasan Filipina Berkeras Ingin Mengambil Alih Sabah dari Malaysia"

(*)